2. Al-Baqarah (41-60) : Tafsir
2. Al-Baqarah (41-60) : Tafsir
Terjemah Arti:
وَآمِنُوا بِمَا أَنْزَلْتُ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ وَلَا تَكُونُوا أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ ۖ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ wa āminụ bimā anzaltu muṣaddiqal limā ma’akum wa lā takụnū awwala kāfirim bihī wa lā tasytarụ bi`āyātī ṡamanang qalīlaw wa iyyāya fattaqụn
Terjemah Arti:
وَآمِنُوا بِمَا أَنْزَلْتُ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ وَلَا تَكُونُوا أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ ۖ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ wa āminụ bimā anzaltu muṣaddiqal limā ma’akum wa lā takụnū awwala kāfirim bihī wa lā tasytarụ bi`āyātī ṡamanang qalīlaw wa iyyāya fattaqụn
41. Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa. Dan berimanlah -wahai Bani Israil- kepada Alquran yang aku turunkan kepada Muhammad nabi dan rasul Ku, yang isinya sesuai dengan apa yang kalian ketahui melalui Taurat yang masih benar. Dan janganlah kalian menjadi kelompok pertama dari kalangan ahli kitab yang kafir kepadanya dan jangan pula kalian menukarkan ayat-ayat Ku dengan harga yang murah dari kenikmatan dunia yang akan sirna, dan hanya untuk Ku hendaknya kalian beramal dengan menaati Ku dan tinggalkanlah perbuatan maksiat kepada Ku.
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ wa lā talbisul-ḥaqqa bil-bāṭili wa taktumul-ḥaqqa wa antum ta’lamụn
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ wa lā talbisul-ḥaqqa bil-bāṭili wa taktumul-ḥaqqa wa antum ta’lamụn
42. Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. Dan janganlah kalian mencampur adukkan kebenaran yang telah Aku jelaskan kepada kalian dengan kebatilan yang kalian ada adakan sendiri. Hindarilah tindakan menyembunyikan kebenaran yang sudah jelas tentang sifat-sifat nabi Allah dan rasul-Nya Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang ada di kitab-kitab Suci kalian, sementara kalian mendapatkannya tertulis di kalangan kalian, seperti yang kalian ketahui dari isi kitab suci yang ada di tangan kalian.
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ wa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāta warka’ụ ma’ar-rāki’īn
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ wa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāta warka’ụ ma’ar-rāki’īn
43. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’. Dan masuklah kalian ke dalam agama Islam dengan melaksanakan shalat dengan tata cara yang benar sebagaimana dibawa oleh nabi dan rasul Allah Muhammad sholallohu ‘alaihi wasallam, dan tunaikanlah zakat yang diwajibkan sesuai dengan tuntunan syariat, dan jadilah kalian bersama golongan orang-orang yang suka ruku’ dari umat-umat beliau Shallallahu Alaihi Wasallam
۞ أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ a ta`murụnan-nāsa bil-birri wa tansauna anfusakum wa antum tatlụnal-kitāb, a fa lā ta’qilụn
۞ أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ a ta`murụnan-nāsa bil-birri wa tansauna anfusakum wa antum tatlụnal-kitāb, a fa lā ta’qilụn
44. Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? Alangkah buruk kondisi kalian dan kondisi ulama kalian ketika kalian memerintahkan manusia untuk berbuat kebaikan-kebaikan, sedangkan kalian meninggslksn diri kalian sendiri. Maka kalian tidak memerintahkan diri kalian untuk berbuat kebaikan yang agung ini, yaitu memeluk Islam padahal Kalian membaca taurot yang didalamnya terdapat penjelasan tentang sifat-sifat Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dan kewajiban beriman kepadanya. Tidakkah kalian mempergunakan akal kalian dengan benar?.
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ wasta’īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, wa innahā lakabīratun illā ‘alal-khāsyi’īn
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ wasta’īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, wa innahā lakabīratun illā ‘alal-khāsyi’īn
45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, Dan mintalah pertolongan atas segala urusan kalian melalui kesabaran dengan seluruh jenisnya dan juga shalat, sesungguhnya hal tersebut amat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu. Yaitu orang yang takut kepada Allah dan mengharapkan apa-apa yang ada di sisi-Nya, serta meyakini bahwa mereka benar-benar akan berjumpa dengan Tuhan mereka setelah kematian, dan bahwasanya mereka akan kembali kepadanya pada hari kiamat untuk menghadapi perhitungan dan pembalasan amal perbuatan mereka.
الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ allażīna yaẓunnụna annahum mulāqụ rabbihim wa annahum ilaihi rāji’ụn
الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ allażīna yaẓunnụna annahum mulāqụ rabbihim wa annahum ilaihi rāji’ụn
46. (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. Yaitu orang yang takut kepada Allah dan mengharapkan apa-apa yang ada di sisi-Nya, serta meyakini bahwa mereka benar-benar akan berjumpa dengan Tuhan mereka setelah kematian, dan bahwasanya mereka akan kembali kepadanya pada hari kiamat untuk menghadapi perhitungan dan pembalasan amal perbuatan mereka.
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ yā banī isrā`īlażkurụ ni’matiyallatī an’amtu ‘alaikum wa annī faḍḍaltukum ‘alal-‘ālamīn
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ yā banī isrā`īlażkurụ ni’matiyallatī an’amtu ‘alaikum wa annī faḍḍaltukum ‘alal-‘ālamīn
47. Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat. Wahai para keturunanYa’qub, ingatlah akan segala nikmat Ku yang banyak terlimpah pada kalian, dan bersyukurlah kepadaku karena nikmat-nikmat itu dan ingatlah oleh kalian bahwa sesungguhnya Aku telah mengistimewakan kalian di atas seluruh manusia pada zaman kalian dengan jumlah nabi yang banyak dan kitab-kitab yang diturunkan pada kalian seperti Taurat dan Injil.
وَاتَّقُوا يَوْمًا لَا تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا وَلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ wattaqụ yaumal lā tajzī nafsun ‘an nafsin syai`aw wa lā yuqbalu min-hā syafā’atuw wa lā yu`khażu min-hā ‘adluw wa lā hum yunṣarụn
وَاتَّقُوا يَوْمًا لَا تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا وَلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ wattaqụ yaumal lā tajzī nafsun ‘an nafsin syai`aw wa lā yuqbalu min-hā syafā’atuw wa lā yu`khażu min-hā ‘adluw wa lā hum yunṣarụn
48. Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa’at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong. Takutlah terhadap hari kiamat suatu hari yang tak seorangpun dapat memberikan manfaat bagi orang lain dan Allah tidak menerima syafaat bagi orang-orang kafir, serta tidak menerima tebusan dari mereka meskipun berupa semua kekayaan yang ada di muka bumi. Pada hari itu tidak ada seorangpun yang memiliki kemampuan untuk maju untuk menolong dan menyelamatkan mereka dari siksaan.
وَإِذْ نَجَّيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ ۚ وَفِي ذَٰلِكُمْ بَلَاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ wa iż najjainākum min āli fir’auna yasụmụnakum sū`al-‘ażābi yużabbiḥụna abnā`akum wa yastaḥyụna nisā`akum, wa fī żālikum balā`um mir rabbikum ‘aẓīm
وَإِذْ نَجَّيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ ۚ وَفِي ذَٰلِكُمْ بَلَاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ wa iż najjainākum min āli fir’auna yasụmụnakum sū`al-‘ażābi yużabbiḥụna abnā`akum wa yastaḥyụna nisā`akum, wa fī żālikum balā`um mir rabbikum ‘aẓīm
49. Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu. Dan ingatlah nikmat-nikmat kami kepada kalian ketika kami telah menyelamatkan kalian dari kekejaman Firaun dan para pengikutnya, mereka itu menimpakan atas kalian siksaan yang sangat kejam , mereka banyak menyembelih anak-anak laki-laki kalian dan membiarkan anak-anak perempuan kalian hidup untuk dijadikan sebagai pelayan dan bahan penistaan. Dan dalam kejadian ini terdapat ujian bagi kalian dari Tuhan kalian. Dan pada penyelamatan kalian dari peristiwa tersebut merupakan kenikmatan besar yang mewajibkan kalian untuk bersyukur kepada Allah ta’ala pada tiap-tiap masa dan generasi kalian
وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ wa iż faraqnā bikumul-baḥra fa anjainākum wa agraqnā āla fir’auna wa antum tanẓurụn
وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ wa iż faraqnā bikumul-baḥra fa anjainākum wa agraqnā āla fir’auna wa antum tanẓurụn
50. Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan. Dan ingatlah oleh kalian nikmat-nikmat kami yang tercurah pada kalian saat kami memisahkan lautan demi kalian dan kami menjadikan disana jalan-jalan yang kering kemudian kalian menyeberanginya dan kami selamatkan kalian dari Firaun dan bala tentaranya dan dari kebinasaan di dalam air. Maka ketika Firaun dan bala tentaranya mulai memasuki jalan-jalan kalian itu, maka kami pun membinasakan mereka di dalam air laut itu di hadapan mata kalian.
وَإِذْ وَاعَدْنَا مُوسَىٰ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَنْتُمْ ظَالِمُونَ wa iż wā’adnā mụsā arba’īna lailatan ṡummattakhażtumul-‘ijla mim ba’dihī wa antum ẓālimụn
وَإِذْ وَاعَدْنَا مُوسَىٰ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَنْتُمْ ظَالِمُونَ wa iż wā’adnā mụsā arba’īna lailatan ṡummattakhażtumul-‘ijla mim ba’dihī wa antum ẓālimụn
51. Dan (ingatlah), ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam, lalu kamu menjadikan anak lembu (sembahan) sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang yang zalim. Dan ingatlah oleh kalian nikmat-nikmat kami kepada kalian tatkala kami berjanji kepada Musa selama 40 malam untuk menurunkan Taurat sebagai Hidayah dan cahaya bagi kalian, akan tetapi kalian justru memanfaatkan kesempatan kepergiannya selama waktu yang singkat ini, dan kalian menjadikan patung anak sapi yang kalian buat sendiri dengan tangan-tangan kalian sebagai sesembahan bagi kalian selain Allah (ini merupakan bentuk kekafiran yang paling buruk terhadap Allah), dan kalian telah berbuat kezaliman dengan menjadikan anak sapi sebagai Tuhan yang kalian sembah.
ثُمَّ عَفَوْنَا عَنْكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ṡumma ‘afaunā ‘angkum mim ba’di żālika la’allakum tasykurụn
ثُمَّ عَفَوْنَا عَنْكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ṡumma ‘afaunā ‘angkum mim ba’di żālika la’allakum tasykurụn
52. Kemudian sesudah itu Kami maafkan kesalahanmu, agar kamu bersyukur. Kemudian Kami pun memaafkan perbuatan mungkar ini, dan Kami menerima Taubat kalian sepulangnya Musa, dengan harapan kalian Mau Bersyukur kepada Allah atas nikmat nikmat dan keutamaan- Nya kepada kalian, dan janganlah kalian terus menerus dalam kekafiran dan kesewenang-wenangan.
وَإِذْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَالْفُرْقَانَ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ wa iż ātainā mụsal-kitāba wal-furqāna la’allakum tahtadụn
وَإِذْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَالْفُرْقَانَ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ wa iż ātainā mụsal-kitāba wal-furqāna la’allakum tahtadụn
53. Dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa Al Kitab (Taurat) dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk. dan Ingatlah oleh kalian nikmat-nikmat Kami kepada kalian ketika kami memberi Musa kitab yang memisahkan antara kebenaran dan kebatilan yaitu Kitab Taurat, supaya kalian memperoleh petunjuk setelah berada dalam kesesatan.
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَىٰ بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ wa iż qāla mụsā liqaumihī yā qaumi innakum ẓalamtum anfusakum bittikhāżikumul-‘ijla fa tụbū ilā bāri`ikum faqtulū anfusakum, żālikum khairul lakum ‘inda bāri`ikum, fa tāba ‘alaikum, innahụ huwat-tawwābur-raḥīm
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَىٰ بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ wa iż qāla mụsā liqaumihī yā qaumi innakum ẓalamtum anfusakum bittikhāżikumul-‘ijla fa tụbū ilā bāri`ikum faqtulū anfusakum, żālikum khairul lakum ‘inda bāri`ikum, fa tāba ‘alaikum, innahụ huwat-tawwābur-raḥīm
54. Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. Dan ingatlah oleh kalian nikmat-nikmat Kami kepada kalian, ketika Musa berkata kepada kaumnya : “sesungguhnya kalian telah berbuat zalim terhadap diri kalian dengan menjadikan patung anak sapi sebagai sesembahan, maka bertaubatlah kepada pencipta kalian (Allah), dengan cara sebagian kalian membunuh sebagian lainnya, dan ini lebih baik bagi kalian disisi pencipta kalian (Allah) daripada kekal selamanya di neraka.Lalu kalian melaksanakannya. Maka Allah akan memberi karunia bagi kalian dengan menerima Taubat kalian. Sesungguhnya Allah ta’ala Maha menerima Taubat orang-orang bertaubat kepadanya dari para hambanya lagi maha penyayang terhadap mereka
وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ wa iż qultum yā mụsā lan nu`mina laka ḥattā narallāha jahratan fa akhażatkumuṣ-ṣā’iqatu wa antum tanẓurụn
وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ wa iż qultum yā mụsā lan nu`mina laka ḥattā narallāha jahratan fa akhażatkumuṣ-ṣā’iqatu wa antum tanẓurụn
55. Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya”. Dan ingatlah ketika kalian berkata “Wahai Musa Kami tidak akan mempercayai bahwa perkataan yang kami dengar darimu adalah Firman Allah, hingga kami dapat melihat Allah dengan mata kami. Maka turunlah api halilintar dari langit yang kalian dapat melihatnya dengan mata kalian secara langsung, maka api itu membinasakan kalian akibat dosa dosa kalian dan kelancangan kalian terhadap Allah Azza wa Jalla.
ثُمَّ بَعَثْنَاكُمْ مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ṡumma ba’aṡnākum mim ba’di mautikum la’allakum tasykurụn
ثُمَّ بَعَثْنَاكُمْ مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ṡumma ba’aṡnākum mim ba’di mautikum la’allakum tasykurụn
56. Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur. Kemudian Kami menghidupkan kalian kembali setelah kematian kalian akibat sambaran halilintar tersebut, supaya kalian mensyukuri nikmat Allah kepada kalian. kematian tersebut merupakan bentuk hukuman bagi mereka, kemudian Allah menghidupkan mereka kembali untuk menghabiskan sisa ajal mereka.
وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَىٰ ۖ كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ۖ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ wa ẓallalnā ‘alaikumul-gamāma wa anzalnā ‘alaikumul-manna was-salwā, kulụ min ṭayyibāti mā razaqnākum, wa mā ẓalamụnā wa lāking kānū anfusahum yaẓlimụn
وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَىٰ ۖ كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ۖ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ wa ẓallalnā ‘alaikumul-gamāma wa anzalnā ‘alaikumul-manna was-salwā, kulụ min ṭayyibāti mā razaqnākum, wa mā ẓalamụnā wa lāking kānū anfusahum yaẓlimụn
57. Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa”. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Dan ingatlah oleh kalian nikmat Kami kepada kalian ketika kalian tersesat jalan di muka bumi, yaitu ketika Kami menjadikan awan menaungi kalian dari panasnya terik matahari dan kami turunkan kepada kalian “manna” yaitu sesuatu yang bentuknya mirip dengan getah yang rasanya menyerupai madu, dan kami turunkan kepada kalian “Salwa” yaitu burung yang serupa dengan puyuh. Dan kami katakan pada kalian : “Makanlah dari makanan yang baik yang telah kami rizkikan kepada kalian, dan janganlah kalian melanggar ajaran agama kalian.” Namun kalian tidak menjalankannya. Mereka tidaklah mendzolimi Kami dengan pengingkaran nikmat yang mereka lakukan. Akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri, karena akibat buruk kezoliman Itu kembali kepada mereka.
وَإِذْ قُلْنَا ادْخُلُوا هَٰذِهِ الْقَرْيَةَ فَكُلُوا مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ رَغَدًا وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ نَغْفِرْ لَكُمْ خَطَايَاكُمْ ۚ وَسَنَزِيدُ الْمُحْسِنِينَ wa iż qulnadkhulụ hāżihil-qaryata fa kulụ min-hā ḥaiṡu syi`tum ragadaw wadkhulul-bāba sujjadaw wa qụlụ ḥiṭṭatun nagfir lakum khaṭāyākum, wa sanazīdul-muḥsinīn
وَإِذْ قُلْنَا ادْخُلُوا هَٰذِهِ الْقَرْيَةَ فَكُلُوا مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ رَغَدًا وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ نَغْفِرْ لَكُمْ خَطَايَاكُمْ ۚ وَسَنَزِيدُ الْمُحْسِنِينَ wa iż qulnadkhulụ hāżihil-qaryata fa kulụ min-hā ḥaiṡu syi`tum ragadaw wadkhulul-bāba sujjadaw wa qụlụ ḥiṭṭatun nagfir lakum khaṭāyākum, wa sanazīdul-muḥsinīn
58. Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: “Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: “Bebaskanlah kami dari dosa”, niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik”. Dan Ingatlah nikmat kami atas kalian ketika kami berfirman: “masuklah kalian ke kota Baitul Maqdis, lalu Makanlah makanan yang baik-baik dari kota itu di tempat manapun dari kota itu sebagaimana santapan yang sedap, dan jadilah kalian saat memasuki kota itu menjadi orang-orang yang tunduk kepada Allah lagi menghinakan diri di hadapannya, dan katakanlah “wahai tuhan kami, Hapuskanlah dosa-dosa kami dari tanggungan kami”. Niscaya kami akan mengabulkan permintaan kalian, kami akan memaafkan kalian dan menutup dosa-dosa itu bagi kalian serta kami akan memberikan tambahan kebaikan dan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik karena amalan mereka.
فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ فَأَنْزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ fa baddalallażīna ẓalamụ qaulan gairallażī qīla lahum fa anzalnā ‘alallażīna ẓalamụ rijzam minas-samā`i bimā kānụ yafsuqụn
فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ فَأَنْزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ fa baddalallażīna ẓalamụ qaulan gairallażī qīla lahum fa anzalnā ‘alallażīna ẓalamụ rijzam minas-samā`i bimā kānụ yafsuqụn
59. Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik. maka telah mengganti orang-orang yang zalim lagi sesat itu dari kalangan Bani Israil terhadap firman Allah, dan mereka Mengubah ucapan dan tindakan secara bersamaan. ketika mereka masuk dengan mengangkat dengan pantat mereka Seraya berkata “biji-bijian dalam gandum” dan mereka mengolok-olok ajaran agama Allah, maka Allah pun menurunkan terhadap mereka siksaan dari langit akibat pembangkangan mereka tersebut dan keluarnya mereka dari ketaatan kepada Allah.
۞ وَإِذِ اسْتَسْقَىٰ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ ۖ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۖ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ ۖ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ wa iżistasqā mụsā liqaumihī fa qulnaḍrib bi’aṣākal-ḥajar, fanfajarat min-huṡnatā ‘asyrata ‘ainā, qad ‘alima kullu unāsim masyrabahum, kulụ wasyrabụ mir rizqillāhi wa lā ta’ṡau fil-arḍi mufsidīn
۞ وَإِذِ اسْتَسْقَىٰ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ ۖ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۖ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ ۖ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ wa iżistasqā mụsā liqaumihī fa qulnaḍrib bi’aṣākal-ḥajar, fanfajarat min-huṡnatā ‘asyrata ‘ainā, qad ‘alima kullu unāsim masyrabahum, kulụ wasyrabụ mir rizqillāhi wa lā ta’ṡau fil-arḍi mufsidīn
60. Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: “Pukullah batu itu dengan tongkatmu”. Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan. Dan ingatlah nikmat Kami kepada kalian (ketika kalian mengalami keausan saat kalian berada dalam kesesatan di tengah jalan) dan Musa memohon kepada kami (dengan penuh ketundukan hati) supaya kami memberi kaumnya air minum. Maka kami berfirman: “pukullah batu itu dengan tongkatmu”. Lalu Musa memukulnya, maka memancarlah dari nya 12 mata air sesuai dengan jumlah suku mereka disertai dengan Pemberitahuan kepada tiap-tiap suku tentang mata air yang khusus bagi mereka agar mereka tidak berebutan. Dan kami berfirman kepada mereka: “makan dan minumlah dari rizki Allah dan janganlah kalian berkeliaran di muka bumi dengan membuat kerusakan”.
2. Al-Baqarah (41-60) : Tafsir
ReplyDelete