Inilah Pemandangan Ahli Riya Pada Hari Kiamat
Inilah Pemandangan Ahli Riya Pada Hari Kiamat |
Sangat rugi orang-orang riya (pamer) ini, karena orang-orang seperti ini akan mendapati amal mereka sia-sia, dan tidak berguna.
Muslimah, sejenak kita luangkan waktu untuk tamasya ke negeri akhirat . Negeri abadi yang semakin lama semakin dekat kita. Hanya ada garis tipis yang membatasi kita dengan negeri itu. Sebuah negeri kepastian yang akan menjadi panggung kehidupan untuk selama-lamanya (wal akhiratu wal abqa)
Suatu waktu kita di dunia, mungkin kita pernah berbuat pamer (riya) terhadap sesuatu yang mahal dan bagus yang kita beli atau kita kenakan. Bahkan dalam soal ibadah pun, mungkin tanpa sadar kita pernah melakukan semua ketaatan namun niat bukan karena Allah, melainkan hanya ingin didengar dan dilihat oleh manusia.
Syaikh Mahmud Al-Misri dalam kitabnya 'Rihlah Ila Ad-Dar Al-Akhirah' mengajak kita melihat pemandangan orang yang suka pamer atau riya ini di negeri akhirat kelak. Dia menjelaskan, sangat rugi orang-orang riya (pamer) ini, karena orang-orang seperti ini akan mendapati amal mereka sia-sia, dan tidak berguna. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah,
وَقَدِمْنَآ إِلَىٰ مَا عَمِلُوا۟ مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَٰهُ هَبَآءً مَّنثُورًا
"Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan." (QS. Al Furqon: 23)
Dan firman Allah Ta'ala :
وَلَوْ أَنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مَا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُۥ مَعَهُۥ لَٱفْتَدَوْا۟ بِهِۦ مِن سُوٓءِ ٱلْعَذَابِ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۚ وَبَدَا لَهُم مِّنَ ٱللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا۟ يَحْتَسِبُونَ(48
وَبَدَا لَهُمْ سَيِّـَٔاتُ مَا كَسَبُوا۟ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ
"Dan sekiranya orang-orang yang zalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan. (48)Dan (jelaslah) bagi mereka akibat buruk dari apa yang telah mereka perbuat dan mereka diliputi oleh pembalasan yang mereka dahulu selalu memperolok-olokkannya." (QS Az Zumar: 47-48
Kekecewaan manusia akan bertambah ketika melihat fenomena ini. RasulullahShalallahu alaihi wa salam bersabda,
"Pada Hari Kiamat, Allah akan memberi keputusan (qadha) pada semua hamba-Nya. Pertama kali orang yang datang adalah orang membaca Qur'an, lalu orang yang berjihad di jalan Allah, dan orang yang banyak harta. Kemudian Allah berfirman kepada orang yang membaca Qur;an, "Bukankan Aku yang mengajarkanmu apa yang Aku turunkan pada Rasulku?" Ia berkata, "Ya, wahai Tuhan." Allah bertanya, "Apa yang engkau lakukan tentang apa yang engkau telah ketahui?" Ia menjawab, "Saya mengamalkan Al-Qur'an di waktu siang dan malam." Allah berkomentar, "Engkau telah berbohong." Malaikat berkata, "Engkau berbohong." Allah berbicara kepadanya, "Padahal sebenarnya engkau ingin dikatakan Fulan ahli membaca Qur'an, dan memang telah dikatakan demikian kepadamu."
Lalu datang orang yang memiliki banyak harta, Allah berkata kepadanya, "Bukankah Aku telah melapangkanmu sehingga engkau tidak membutuhkan lagi seseorang?" Ia berkata, "Ya wahai Tuhan." Allah bertanya, "Apa yang engkau lakukan pada harta yang telah Aku berikan kepadamu?" Ia berkata, "Saya melakukan Silaturrahim, dan mengeluarkan shadaqah." Allah Subhanahu wa Ta'ala berkata kepadanya, "Engkau telah berbohong." Malaikat juga berkata, "Engkau berbohong" Allah berkata, "Padahal engkau ingin disebut sebagai orang yang dermawan, dan sebutan itu telah diarahkan kepadamu."
Selanjutnya, datang orang yang berjihad di jalan Allah, Allah bertanya kepadanya, "Dengan lantaran apa engkau berjihad?" Ia berkata, "Saya diperintah untuk berjihad di jalan Allah. Saya berjihad sampai terbunuh." Allah berkomentar, "Engkau berbohong." Malaikat juga berkata, "Engkau berbohong." Allah menambahkan, "Engkau ingin dikatakan pemberani dan memang telah dikatakan seperti itu." Wahai Abu Hurairah, tiga golongan itu merupakan makhluk yang pertama kali diciptakan Allah dan dimasukkan neraka pada Hari Kiamat." [HR Tirmidzi]
Bahkan, Allah Ta'ala akan menyiksa orang yang pamer karena bertentangan dengan apa yang disembunyikan dalam hatinya. Karena, orang yang pamer menginginkan popularitas di antara manusia dan disenangi mereka, maka Allah SWT mempermalukannya di hadapan manusia dengan maksud supaya mereka membencinya.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Barangsiapa yang ingin mendengarkan (mengenalkan) namanya, maka Allah akan mendengarkannya, dan barang siapa yang pamer maka Allah memamerkannya." [HR Muslim]
RasulullahShallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
"Barangsiapa yang ingin mencari ridha manusia dengan kemurkaan Allah, maka Allah mewakilkannya pada manusia. Dan barangsiapa yang membenci manusia untuk mencari ridha Allah, maka Allah akan mencukupkannya dari segala kebutuhan manusia." (HR At-Tirmidzi dan Abu Naim)
Muslimah, setiap insan tidak akan pernah lepas dari kesalahan. Sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah yang bertaubat kepada Allah atas kesalahan yang pernah dilakukannya. Hati manusia juga cepat berubah. Jika saat ini beribadah dengan ikhlas, bisa jadi beberapa saat kemudian ikhlas tersebut berganti dengan riya’. Pagi ikhlas, mungkin sore sudah tidak. Hari ini ikhlas, mungkin esok tidak. Karena itu, hanya kepada Allahlah kita memohon agar hati kita diteguhkan dalam agama ini.
Wallahu A'lam
Suatu waktu kita di dunia, mungkin kita pernah berbuat pamer (riya) terhadap sesuatu yang mahal dan bagus yang kita beli atau kita kenakan. Bahkan dalam soal ibadah pun, mungkin tanpa sadar kita pernah melakukan semua ketaatan namun niat bukan karena Allah, melainkan hanya ingin didengar dan dilihat oleh manusia.
Syaikh Mahmud Al-Misri dalam kitabnya 'Rihlah Ila Ad-Dar Al-Akhirah' mengajak kita melihat pemandangan orang yang suka pamer atau riya ini di negeri akhirat kelak. Dia menjelaskan, sangat rugi orang-orang riya (pamer) ini, karena orang-orang seperti ini akan mendapati amal mereka sia-sia, dan tidak berguna. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah,
وَقَدِمْنَآ إِلَىٰ مَا عَمِلُوا۟ مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَٰهُ هَبَآءً مَّنثُورًا
"Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan." (QS. Al Furqon: 23)
Dan firman Allah Ta'ala :
وَلَوْ أَنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مَا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُۥ مَعَهُۥ لَٱفْتَدَوْا۟ بِهِۦ مِن سُوٓءِ ٱلْعَذَابِ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۚ وَبَدَا لَهُم مِّنَ ٱللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا۟ يَحْتَسِبُونَ(48
وَبَدَا لَهُمْ سَيِّـَٔاتُ مَا كَسَبُوا۟ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ
"Dan sekiranya orang-orang yang zalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan. (48)Dan (jelaslah) bagi mereka akibat buruk dari apa yang telah mereka perbuat dan mereka diliputi oleh pembalasan yang mereka dahulu selalu memperolok-olokkannya." (QS Az Zumar: 47-48
Kekecewaan manusia akan bertambah ketika melihat fenomena ini. RasulullahShalallahu alaihi wa salam bersabda,
"Pada Hari Kiamat, Allah akan memberi keputusan (qadha) pada semua hamba-Nya. Pertama kali orang yang datang adalah orang membaca Qur'an, lalu orang yang berjihad di jalan Allah, dan orang yang banyak harta. Kemudian Allah berfirman kepada orang yang membaca Qur;an, "Bukankan Aku yang mengajarkanmu apa yang Aku turunkan pada Rasulku?" Ia berkata, "Ya, wahai Tuhan." Allah bertanya, "Apa yang engkau lakukan tentang apa yang engkau telah ketahui?" Ia menjawab, "Saya mengamalkan Al-Qur'an di waktu siang dan malam." Allah berkomentar, "Engkau telah berbohong." Malaikat berkata, "Engkau berbohong." Allah berbicara kepadanya, "Padahal sebenarnya engkau ingin dikatakan Fulan ahli membaca Qur'an, dan memang telah dikatakan demikian kepadamu."
Lalu datang orang yang memiliki banyak harta, Allah berkata kepadanya, "Bukankah Aku telah melapangkanmu sehingga engkau tidak membutuhkan lagi seseorang?" Ia berkata, "Ya wahai Tuhan." Allah bertanya, "Apa yang engkau lakukan pada harta yang telah Aku berikan kepadamu?" Ia berkata, "Saya melakukan Silaturrahim, dan mengeluarkan shadaqah." Allah Subhanahu wa Ta'ala berkata kepadanya, "Engkau telah berbohong." Malaikat juga berkata, "Engkau berbohong" Allah berkata, "Padahal engkau ingin disebut sebagai orang yang dermawan, dan sebutan itu telah diarahkan kepadamu."
Selanjutnya, datang orang yang berjihad di jalan Allah, Allah bertanya kepadanya, "Dengan lantaran apa engkau berjihad?" Ia berkata, "Saya diperintah untuk berjihad di jalan Allah. Saya berjihad sampai terbunuh." Allah berkomentar, "Engkau berbohong." Malaikat juga berkata, "Engkau berbohong." Allah menambahkan, "Engkau ingin dikatakan pemberani dan memang telah dikatakan seperti itu." Wahai Abu Hurairah, tiga golongan itu merupakan makhluk yang pertama kali diciptakan Allah dan dimasukkan neraka pada Hari Kiamat." [HR Tirmidzi]
Bahkan, Allah Ta'ala akan menyiksa orang yang pamer karena bertentangan dengan apa yang disembunyikan dalam hatinya. Karena, orang yang pamer menginginkan popularitas di antara manusia dan disenangi mereka, maka Allah SWT mempermalukannya di hadapan manusia dengan maksud supaya mereka membencinya.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Barangsiapa yang ingin mendengarkan (mengenalkan) namanya, maka Allah akan mendengarkannya, dan barang siapa yang pamer maka Allah memamerkannya." [HR Muslim]
RasulullahShallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
"Barangsiapa yang ingin mencari ridha manusia dengan kemurkaan Allah, maka Allah mewakilkannya pada manusia. Dan barangsiapa yang membenci manusia untuk mencari ridha Allah, maka Allah akan mencukupkannya dari segala kebutuhan manusia." (HR At-Tirmidzi dan Abu Naim)
Muslimah, setiap insan tidak akan pernah lepas dari kesalahan. Sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah yang bertaubat kepada Allah atas kesalahan yang pernah dilakukannya. Hati manusia juga cepat berubah. Jika saat ini beribadah dengan ikhlas, bisa jadi beberapa saat kemudian ikhlas tersebut berganti dengan riya’. Pagi ikhlas, mungkin sore sudah tidak. Hari ini ikhlas, mungkin esok tidak. Karena itu, hanya kepada Allahlah kita memohon agar hati kita diteguhkan dalam agama ini.
Wallahu A'lam
Post a Comment for "Inilah Pemandangan Ahli Riya Pada Hari Kiamat"