Imunisasi Dalam Pandangan Islam
![]() |
Imunisasi Dalam Pandangan Islam |
Sejarah vaksinasi ini dimulai pada tahun 1796, ditemukan oleh seorang ilmuan bernama Edward Jenner. Vaksin pertama kali adalah vaksin untuk pencegahan cacar pada anak-anak. Pengembangan vaksin cacar tidak berjalan mulus disebabkan vaksin cacar tidak begitu membantu untuk mengatasi cacar. Malah semakin diberikan vaksin cacar, tubuh anak-anak pada saat itu makin melemah.
Vaksin polio ditemukan pada tahun 1955 oleh seorang ilmuan Jonas Salk. Pada masa itu banyak anak-anak menderita polio. Sama dengan vaksin cacar, vaksin polio pun tidak sanggup mengatasi anak-anak yang terkena polio, walaupun sudah diberikan vaksin.
Terkait halal dan haramnya, Prof. dr Jurnalis Udin mensinyalir 99% dokter yang ada di Indonesia tidak mengetahui masalah halal atau tidaknya dikarenakan mereka tidak mempelajari bab itu di farmasi (Republika, 22 Juni 2007). Hukum dasar imunisasi adalah mubah, artinya dibolehkan imunisasi dengan unsur halal dan thoyib bagi balita kita. Adanya campuran pada formula vaksin yang ada kebanyakan adalah syubhat dan haram karena mengandung bahan-bahan kimia aktif seperti merkuri sebagai pengawet, darah monyet, plasenta bayi yang sudah mati, babi, dan masih banyak lagi bahan-bahan campuran formula vaksin.
Coba perhatikan kalimat jujur dari seorang mantan Menteri Kesehatan di era SBY, dr. Siti Fadilah Supari, SpJP “Negara-negara maju membuat penyakit-penyakit baru agar bisnis vaksin-nya terus berjalan.” (Republika, 25 April 2008). Tidak lama setelah itu, beliau membongkar pabrik vaksin yang sudah berjalan lama di Bogor tanpa ada pemeriksaan dari dinas setempat. Akhirnya pabrik itupun ditutup berbarengan dipecatnya Menteri Kesehatan yang berbicara jujur pada masyarakat Indonesia.
Bagaimana kita mau membangun generasi khilafah yang terkontaminasi dengan barang syubhat dan haram? Belum melaksanakan tugasnya sebagai pengemban dakwah sedangkan darahnya sudah dikotori dengan zat-zat haram lagi syubhat. Wahai para orangtua, jagalah betul anak-anak kita dari perang global kafir kepada kaum muslimin. Terutama dari imunisasi yang tidak halal.
Rasulullah SAW sudah memberikan contoh dengan cara mentahnik dengan kurma. Sahabat Anas bin Malik RA yang ditahnik oleh baginda Rasulullah SAW, saat itu, ibu dan bapaknya beliau menyerahkan Anas bin Malik RA sebagai pembantu Rasulullah SAW. Dan faktanya, para ilmuwan meneliti kenapa kurma? Kenapa harus ditahnik? Mereka mencari jawabannya dengan cara meneliti kandungan kurma dan manfaat ditahnik. Subhanallah, banyak ilmuan yang masuk Islam sadar akan kehebatan agama yang lurus ini, ternyata sanggup melindungi ummatnya dari berbagai kerusakan.
Alhamdulillah, Khalifah /Amirul Mukminin, syeikh Abdul Qadir Hasan Baraja Hafidzohullaahu Ta’ala telah mencanangkan pada tanggal 01 Jumadit Tsani 1434H kepada seluruh balita yang lahir dari warga kekhalifahan Islam, wajib diberikan imunisasi alami selama lima tahun. Nama imunisasi alami itu adalah Nigella propolis atau Protection Drop, diberikan satu tetes pagi dan malam kepada balita yang baru lahir. Dan boleh ditambah tetesannya jika bertambah nya bulan bagi si balita. Semuanya adalah bahan alami sebagai food suplemet yang baik Insya Allah.
Imunisasi pada masa Rasulullah SAW, tentu tidak seperti sekarang ini. Sama seperti di zaman beliau, Al Qur’an belum dibukukan, belum ada maktab dan pembagiannya, tidak ada pesantren dan banyak lagi. Saat ini kita melaksanakan apa yang telah beliau lakukan kepada Anas bin Malik RA. Bahwa khasiat kurma salah satunya adalah brain nutrition /makanan penting untuk otak, karena unsur kurma mudah dicerna dan cepat diserap ke aliran darah. Bahkan kurma berkhasiat sebagai antibiotik alami yang sangat cepat kerjanya, dan masih banyak lagi.
Sedangkan imunisasi konvensional, memasukkan virus yang dikembang biakkan dan dilemahkan dengan berbagai cara dan menggunakan barang-barang yang syubhat dan haram. Jenis imunisasi dasar wajib yang biasa diberikan kepada anak-anak diantaranya : Hepatitis B, DPT, Polio, Campak, Bacille Calmette Guerin (BCG), HiB dan Rotavirus.
Vaksin tersebut seolah sangat baik dan bagus untuk balita kita. Ternyata fakta dan data yang ada berlainan dengan penjelasan mereka yang sangat bersikukuh dalam memberikan vaksin di atas. Seorang mantan dokter angkatan udara Amerika yang telah masuk Islam, dalam bukunya Rasulullah SAW is My Dokter? Jerry DeGre, menyinggung tentang bahaya vaksin dan konspirasi kafir kepada kita.
Sesungguhnya Allah SWT sudah memberikan kebaikan pada balita kita dengan adanya antibodi dalam diri si balita itu sendiri. Akan tetapi, semakin hari melemah dengan banyaknya asupan gizi dan nutrisi yang sudah terkontaminasi dengan zat atau bahan kimia, tanpa kita sadari. Dalam edisi sebelumnya telah dijelaskan, tentang penyebab balita menjadi lemah.
Semoga dengan penjelasan yang singkat ini, kita bisa banyak mengambil pelajaran dan ilmu yang bermanfaat untuk keluarga kita. Wallahu a’lam.
Post a Comment for "Imunisasi Dalam Pandangan Islam"