Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bangkitnya Faham Neo Jabbariyah/Jabariyah gaya baru

Bangkitnya Faham Neo Jabbariyah/Jabariyah gaya baru


Bangkitnya Faham Neo Jabbariyah/Jabariyah gaya baru

Jabbariyah atau Jabriyah adalah firqah yang meyakini bahwa manusia dipaksa pada semua perbuatannya, manusia tidak mampu memilih ( ikhtiyar ) dengan apa yang mereka alami, baik dan buruk, semuanya perbuatan Allah Ta'ala melalui diri mereka.
Paham ini menganggap wayang yang dianggap sama sekali tidak ada kuasa apa, tidak memiliki kuasa, kehendak, kehendak, dan kemauan. Sehingga apa yang terjadi pada manusia dan kehidupannya mesti diterima saja, pasrah, biarkan, jangan otak atik, semua sudah diatur Allah Ta'ala, manusia terima jadi saja.
Lawan Jabariyah adalah Qadariyah. Kelompok ini meyakini semua yang manusia alami, baik dan buruk, detil dan global, adalah murni dari manusia. Allah Ta'ala sama sekali tidak punya peran kecuali menciptakan saja. Kedua kelompok ini sama-sama tersesat, hanya melihat satu dalil namun melupakan yang lainnya. Insya Allah di lain waktu semoga ada pembahasan secara khusus tentang pelayanan

Jabariyah Kontemporer

Belakangan ini begitu kentara aroma Jabariyah, mungkin lebih tepatnya Neo Jabariyah.Mereka menyerukan kepasrahan kepada umat Islam terhadap kezhaliman pemimpin; biarkan saja, pasrah, ini sudah taqdir, walau harta kita dirampas dan punggung kita digebuk taati saja - seraya menyitir hadits yang berisi seputar itu.
Mereka mengambil satu dalil tapi melupakan dalil lain, sehingga terjadi gambaran pincang tentang menyikapi pemimpin zhalim. Ditambah lagi mengutip perkataan ulama yang sesuai keinginan mereka tapi menutup mata dari perilaku para ulama tersebut yang begitu begitu progresif terhadap para penguasa zhalim.

Al Quran dan As Sunnah Mengajarkan Tidak Diam terhadap Penguasa Zhalim

Allah Ta'ala memerintahkan Nabi Musa ' Alaihissalam untuk review menda'wahi Fir'aun, Bukan memerintahkan untuk review Duduk berpangku:
Pergilah engkau [Musa] kepada Fir'aun sebab dia telah melebihi batas. (QS An Naziat: 17)
Nabi Ibrahim ' Alaihissalam berdialog DENGAN Namrudz Dari Babilonia Yang disaksikan Oleh para pembesar Dan pengawalnya. Seperti yang Allah Ta'ala ceritakan dalam Al Quran surat Al-Baqarah : 258 .

Adapun dalam As Sunnah, begitu banyak tuntunan melakukan nasihat dan amar ma'ruf nahi mungkar kepada para penguasa.
Ada bbrp contoh salah satunya : Dari Abu Said al Khudri, dia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: 
Jihad yang paling utama adalah mengutarakan perkataan yang 'adil di depan penguasa atau pemimpin yang zhalim.” (HR Abu Daud No. 4344. Pada Tirmidzi No. 2174, katanya: hadits ini hasan gharib. Ibnu Majah No. 4011, Ahmad No. 18830, dalam riwayat Ahmad tertulis Kalimatul haq [perkataan yang benar ).

Para ulama salaf dan khalaf juga menunjukkan posisinya yang tegas terhadap pemimpin yang zhalim. Bukan pasrah, dan tidak melakukan amar ma'ruf nahi munkar kepada mereka.
Diantaranya :

Imam Adz Dzahabi juga menceritakan, bahwa Imam Amr Asy Sya'bi telah mengkritik penguasa zhalim, Hajjaj bin Yusuf dan membeberkan aibnya di depan banyak manusia (para Ahli Qurra). Dari Mujalid, bahwa Asy Sya'bi berkata:
Maka, para Qurra' Dari Kufah Datang menemuiku. Mereka berkata: “Wahai Abu Amr, Anda adalah pemimpin para Qurra '.” Mereka senantiasa merayuku hingga aku keluar bersama mereka. Saat itu, aku berdiri di antara dua barisan [yang bertikai]. Aku menyebutkan Al Hajaj dan aib-aib yang telah memiliki. ” Maka sampai kepadaku [Mujalid], bahwa kalian berkata: “Tidakkah heran dengan keburukan ini ?! The I, kalaulah, Allah, denyut mereka, niscaya world this will be fold more than small from kulit unta membungkusnya. ” (Ibid, 4/304).

- Juga sikap Imam An Nawawi terhadap Sultan Zhahir, Imam 'Izzuddin bin Abdussalam terhadap Najmuddin Ayyub, Imam Ibnu Taimiyah terhadap Sultan Ghazan, dan lain sebagainya.
- Imam Adz Dzahabi Rahimahullah pernyataan tentang Imam Ibnu Sirin Rahimahullah :

Berkata Hisyam: Aku Belum PERNAH Melihat hal orangutan Yang memucat tegas Terhadap Penguasa dibanding Ibnu Sirin. ” ( Siyar A'lam An Nubala , 4/615).

Inilah Ahlus Sunnah, menyerahkan dan mengadukan kezhaliman penguasa kepada Allah Ta'ala, tapi tidak melupakan amar ma'ruf nahi munkar kepada mereka walau dengan risiko mereka ditangkap, diusir, bahkan meningkat.

Wallahu a'lam

Post a Comment for "Bangkitnya Faham Neo Jabbariyah/Jabariyah gaya baru"