Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

5 Hukum Perceraian Menurut Islam

5 Hukum Perceraian Menurut Islam

“Hukum perceraian menurut syariat Islam tidak terlepas dari sebab musabab, niat dan tujuan,” kata Wakil Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani) Ustadz Ainul Yaqin, Selasa (23/6/2020).

Soal hukum perceraian, ada lima perkara yaitu:

Pada dasarnya perceraian adalah perbuatan yang tidak disuakai oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:

أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ زَوْجَهَا الطَّلَاقَ فِي غَيْرِ مَا بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّةِ

Artinya: “Wanita mana saja yang meminta cerai dari suaminya tanpa ada alasan (syari), maka haram baginya bau surga” (H.R Ibnu Majah).

Wajib

Wajib apabila antara suami istri tersebut tidak lagi bisa berdamai. Segala proses damai sudah diupayakan namun tetap mentok harus bercerai ujungnya. Banyak madharat ketika dipertahankan, meskipun melalui proses mediasi dari kedua belah pihak, tetap tidak berbuah hasil.

“Ujungnya akan dibawa ke pengadilan dan jika pengadilan memutuskan bahwa talak atau 


Cerai adalah keputusan yang terbaik, maka perceraian tersebut menjadi wajib hukumnya,” ucap Ustadz Ainul.

Allah berfirman:

وَإِنْ عَزَمُوا الطَّلاَقَ فَإِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Artinya:“Dan jika kalian bertekad kuat untuk talak, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Q.S Al-Baqarah:227).

Sunah

Dihukumi sunnah ketika memenuhi beberapa syarat tertentu, seperti ketika seorang suami tidak lagi mampu menanggung kebutuhan hidup istrinya. atau situasi seorang istri tidak lagi bisa menjaga martabat dirinya, marwah rumah tangga dan suami tidak mampu.

“Tidak serius membimbing sebagai imam atau pemimpin rumah tangga.(sebab menjadi imam rumah tangga yang baik bisa dengan baik),” terang Ustadz Ainul.

Makruh

Jika seorang istri tidak ada alasan dicerai, tidak ada sebab masalah, terlebih seorang yang salihah, maka hukum untuk menceraikannya adalah makruh.

“Tidak ada alasan yang jelas atau motivasi menceraikan, mengapa harus menceraikan istri tersebut, terlebih masih ada solusi yang lebih maslahat dan bermartabat,” kata Ustadz Ainul.

Mubah

Ketika suami sudah tidak lagi memiliki keinginan atau syahwat kepada istri atau pada saat istri kondisii belum datang masa haid atau telah selesai atau putus haidnya.

Haram

Haram jika suami menceraikan istrinya pada saat sedang haid atau nifas, atau ketika masa suci, dan pada waktu tersebut suami telah menggauli (berhubungan badan) dengan istrinya.

“Selain itu, seorang suami juga haram untuk menceraikan istrinya jika bertujuan untuk mencegah istrinya menuntut hartanya. Tidak hanya itu, diharamkan juga untuk mengucapkan talak lebih dari satu kali (langsung mengucapkan 3 sekaligus)” pungkas Ustadz Ainul.

Post a Comment for "5 Hukum Perceraian Menurut Islam"