3. Ali 'Imran : Tafsir
Surat Ali Imran
Referensi: https://tafsirweb.com/37100-surat-ali-imran.html
الم Arab-Latin: alif lām mīm
Terjemah Arti:
1. Alif laam miim.
Terjemahan Makna Bahasa Indonesia (Isi Kandungan) (alif lam mim), keterangan tentang huruf-huruf yang terputusnya telah berlalu dimuka pada permulaan surat al-baqarah. اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyụm
2. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. Dia lah Allah, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia,yang memiliki sifat kehidupan yang sempurna,sesuai keagunganNYA,yang menangani segala sesuatu. نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ nazzala ‘alaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi wa anzalat-taurāta wal-injīl
3. Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, مِنْ قَبْلُ هُدًى لِلنَّاسِ وَأَنْزَلَ الْفُرْقَانَ ۗ إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ ذُو انْتِقَامٍ ming qablu hudal lin-nāsi wa anzalal-furqān, innallażīna kafarụ bi`āyātillāhi lahum ‘ażābun syadīd, wallāhu ‘azīzun żuntiqām
4. sebelum (Al Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa). 3-4. Dia menurunkan al-qur’an kepadamu (wahai rasul) ,dengan membawa kebenaran yang tidak ada unsur keraguan padanya sedikitpun, membenarkan kitab-kitab dan rasul-rasul sebelumnya. Dan Dia menurunkan taurat kepada Musa alaihi salam dan juga injil kepada Isa alaihi salam sebelum turunnya al-qur’an. Dan Dia menurunkan taurat kepada Musa alaihi salam dan juga injil kepada Isa alaihi salam sebelum turunnya al-qur;an, supaya menunjukan jalan bagi orang orang yang bertakwa menuju keimanan dan kebaikan agama dan dunia mereka, dan Dia menurunkan kitab yang membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Dan orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah yang diturunkan akan mendapatkan siksaan yang berat. Dan Allah Maha Perkasa, tidak terkalahkan, mempunyai balasan (azab) kepada orang-orang yang mengingkari hujjah-hujjah dan bukti bukti (dari) NYA,serta keesaanNYA sebagai tuhan yang berhak disembah. إِنَّ اللَّهَ لَا يَخْفَىٰ عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ innallāha lā yakhfā ‘alaihi syai`un fil-arḍi wa lā fis-samā`
5. Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit. Sesungguhnya Allah itu pengetahuannya meliputi seluruh makhlukNYA, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagiNYA, baik di bumi maupun di langit, sedikit ataupun banyak. هُوَ الَّذِي يُصَوِّرُكُمْ فِي الْأَرْحَامِ كَيْفَ يَشَاءُ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ huwallażī yuṣawwirukum fil-ar-ḥāmi kaifa yasyā`, lā ilāha illā huwal-‘azīzul-ḥakīm
6. Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dialah satu satuNYA dzat yang menciptakan kalian dalam rahim-rahim ibu-ibu kalian sebagaimna yang dikehendakiNYA, apakah kalian menjadi laki-laki atau perempuan, bersifat baik atau buruk, celaka atau bahagia. Tidak ada tuhan sesembahan yang patut di ibadahi kecual DIA. DIA maha perkasa yang tidak terkalahkan, juga maha bijaksana dalam penetapan perintah dan pengaturanNYA. هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ ۖ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ huwallażī anzala ‘alaikal-kitāba min-hu āyātum muḥkamātun hunna ummul-kitābi wa ukharu mutasyābihāt, fa ammallażīna fī qulụbihim zaigun fayattabi’ụna mā tasyābaha min-hubtigā`al-fitnati wabtigā`a ta`wīlih, wa mā ya’lamu ta`wīlahū illallāh, war-rāsikhụna fil-‘ilmi yaqụlụna āmannā bihī kullum min ‘indi rabbinā, wa mā yażżakkaru illā ulul-albāb
7. Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami”. Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. Dia lah satu-satunya dzat yang menurunkan al-qur’an kepadamu. Dintara isi al-quram itu ada ayat-ayat yang jelas makna dan kandungannya, itulah pokok-pokok ajaran al-qur’an yang menjadi rujukan dalam persoalan-persoalan yang masih samar, dan hal-hal yang bertentangan dikembalikan padanya, dan diantaranya ada ayat-ayat yang lain yang mutasyabihat yang menghimpun beberapa pengertian yang berbeda, yang tidak tampak jelas maksudnya kecuali dengan dipadukan dengan ayat-ayat muhkam. maka adapun orang-orang yang hatinya sakit lagi menyimpang dikarenakan buruknya tujuan hati mereka, mereka mengikuti ayat-ayat mutasyabihat saja, supaya meniupkan subhat-subhat di tengah manusia sehingga dapat menyesatkan orang-orang tersebut dan agar menafsirkankan ayat-ayat tersebut diatas madzhab mereka yang batil. Dan tidak ada yang mengetahui hakikat makna-makan ayat ini selain Allah. sedang orang-orang yang mendalam ilmunya mengatakan “kami beriman kepada al-qur’an, semuanya datang kepada kami dari sisi tuhan kami, melalui lisan rasulNYA, Muhammad shalallohu alaihi wasallam.” Dan mereka membalikan ayat mutasyabihat kepada ayat-ayat muhkamnya, dan orang yang dapat memaham, mencerna dan menyelami makna-makna nya dengan pemahaman yang lurus adalah orang orang yang berakal lurus. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ rabbanā lā tuzig qulụbanā ba’da iż hadaitanā wa hab lanā mil ladungka raḥmah, innaka antal-wahhāb
8. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)”. Dan mereka mengatakan, ”wahai tuhan kami, jangan lah Engkau belokkan hati kami dari keimanan kepadaMU setelah Engkau mengaruniakan hidayah kepada kami, untuk memeluk agama Mu. dan berikanlah kami rahmat yang luas dari karuniaMU, sesungguhnya Engkau adalah maha pemberi, memiliki banyak karunia dan pemberian, Engkau memberi siapa saja yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan.” رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ rabbanā innaka jāmi’un-nāsi liyaumil lā raiba fīh, innallāha lā yukhliful-mī’ād
9. “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya”. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. wahai tuhan kami, sesungguhnya kami mengakui dan bersaksi bahwa Engkau akan mengumpulkan seluruh manusia pada hari yang tidak ada keraguan sama sekali tentangnya, yaitu hari kiamat,sesungguhnya Engkau tidak memungkiri janji yang Engkau sampaikan kepada hamba-hambaMU. إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ وَقُودُ النَّارِ innallażīna kafarụ lan tugniya ‘an-hum amwāluhum wa lā aulāduhum minallāhi syai`ā, wa ulā`ika hum waqụdun-nār
10. Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka, Sesungguhnya orang-orang yang menentang agama yang haq dan mengingkarinya, maka harta dan benda dan anak-anak mereka tidak bermanfaat sedikitpun untuk menyingkirkan siksaan Allah jika siksaan itu menimpa mereka di dunia, begitu juga tidak akan dapat menolak siksaan itu dari mereka di akhirat, dan mereka itu merupakan bahan bakar neraka pada hari kaiamat. كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ ۗ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ kada`bi āli fir’auna wallażīna ming qablihim, każżabụ bi`āyātinā, fa akhażahumullāhu biżunụbihim, wallāhu syadīdul-‘iqāb
11. (keadaan mereka) adalah sebagai keadaan kaum Fir’aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan Allah sangat keras siksa-Nya. Karakter orang orang kafir dalam sikap mendustakan (kebenaran) yang mereka perbuat dan hukuman yang menimpa mereka, persis seperti keadaan kamu fir’aun dan orang orang kafir sebelum mereka, yang mengingkari ayat-ayat Allah yang amat jelas, maka Allahmenyegerakan siksaan bagi mereka dikarenakan sikap pendustaan yang mereka lakukan dan pembangkangan mereka. Dan Allah sangat keras siksaanNYA bagi orang-orang yang kafir kepadaNYA dan mendustakan rasul-rasulNYA. قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ إِلَىٰ جَهَنَّمَ ۚ وَبِئْسَ الْمِهَادُ qul lillażīna kafarụ satuglabụna wa tuḥsyarụna ilā jahannam, wa bi`sal-mihād
12. Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: “Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya”. Katakanlah oleh mu (wahai rasul), kepada orang-orang yang kafir dari golongan yahudi dan kaum lainnya, serta orang-orang yang enggan untuk membelamu (dalam perang badar), “sesungguhnya kalian akan disiksa di dunia dan akan dimatikan dalam kekufuran dan akan dikumpulkan ke neraka jahanam, agar mereka itu menjadi tempat tinggal bagi kalian selama lamanya, dan itu adalah seburuk-buruk tempat tinggal.” قَدْ كَانَ لَكُمْ آيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا ۖ فِئَةٌ تُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرَىٰ كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ ۚ وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشَاءُ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ qad kāna lakum āyatun fī fi`atainiltaqatā, fi`atun tuqātilu fī sabīlillāhi wa ukhrā kāfiratuy yaraunahum miṡlaihim ra`yal-‘aīn, wallāhu yu`ayyidu binaṣrihī may yasyā`, inna fī żālika la’ibratal li`ulil-abṣār
13. Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati. Sungguh telah ada petunjuk yang sangat nyata bagi kalian (wahai orang orang yahudi yang sombong lagi membangkang), pada dua golongan yang saling berperang dalam perang badar. Satu golongan berjuang untuk menegakkan agama Allah, mereka adalah Muhammmad sholallohu alaihi wasallam dan para sahabatnya, dan golongan lain yang kafir kepada Allah yang berperang untuk mempertahankan kebatilan. Golongan itu melihat dengan pandangan mata mereka bahwa kaum mukminin dua kali lipat dari pasukan mereka sendiri dalam jumlahnya, dan sesungguhnya Allah telah menjadikan kejadian tersebut sebagai faktor kemenangan kaum mmuslimin atas mereka. Dan Allah menguatkan dengan pertolonganNYA siapa saja yang Dia kehendaki dari para hamabaNYA. Sesungguhnya pada peristiwa yang terjadi ini, terdapat orang-orang yang memiliki mata hati yang lurus yang mendapat petunjuk untuk mengetahui hikmah-hikmah dari Allah dan perbuatan-perbuatanNYA. زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ zuyyina lin-nāsi ḥubbusy-syahawāti minan-nisā`i wal-banīna wal-qanaṭīril-muqanṭarati minaż-żahabi wal-fiḍḍati wal-khailil-musawwamati wal-an’āmi wal-ḥarṡ, żālika matā’ul-ḥayātid-dun-yā, wallāhu ‘indahụ ḥusnul-ma`āb
14. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). Dijadikan indah bagi manusia untuk mencintai apa saja yang mereka sukai, berupa wanita, anak-anak, kekayaan yang melimpah seperi emas, perak dan kuda-kuda yang baik, dan binatang-binatang ternak semisal unta,sapi dan kambing, serta tanah yang di jadikan untuk bercocok tanam dan berladang. Semua itu adalah pesona kehidupan dunia dan perhiasannya yang akan sirna. Dan Allah di sisiNYA terdapat tempat kembali dan pahala yang baik, yaitu surga. ۞ قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَٰلِكُمْ ۚ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ qul a unabbi`ukum bikhairim min żālikum, lillażīnattaqau ‘inda rabbihim jannātun tajrī min taḥtihal-an-hāru khālidīna fīhā wa azwājum muṭahharatuw wa riḍwānum minallāh, wallāhu baṣīrum bil-‘ibād
15. Katakanlah: “Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?”. Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. Katakanlah (wahai rasul), ”maukah aku kabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang lebih baik dari apa yang dijadikan indah bagi manusia di kehidupan dunia ini?” bagi siap saja yang senantiasa merasa diawasi oleh Allah dan takut azab Nya, tersedia surge-surga yang di bawah istana-istana dan pepohonannya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan bagi mereka istri-istri yang bersih dari haid, nifas, dan akhlak yang buruk. Dan bagi mereka karunia yang lebih agung dari itu, yaitu menggapai keridhaan dari Allah. Dan Allah Maha mengetahui keadaan-keadaan mereka, dan dia akan memberikan balasan kepada mereka atas semua itu. الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ allażīna yaqụlụna rabbanā innanā āmannā fagfir lanā żunụbanā wa qinā ‘ażāban-nār
16. (Yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,” Mereka hamba-hamba Allah yang bertakwa mengatakan: “Sesungguhnya kami telah beriman kepada Mu dan mengikuti Rasul Mu Muhammad , maka hapuslah dari kami dosa-dosa yang telah kami perbuat dan selamatkanlah kami dari siksa neraka. الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ aṣ-ṣābirīna waṣ-ṣādiqīna wal-qānitīna wal-munfiqīna wal-mustagfirīna bil-as-ḥār
17. (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur. Mereka itu adalah orang-orang yang bersifat sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, dan menjauhi berbagai macam maksiat, dan dalam menghadapi musibah yang menimpa mereka dari takdir Allah yang menyakitkan, dan dengan sifat jujur dalam ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan, memiliki ketaatan yang sempurna, berinfak dengan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, dan mengucapkan istighfar di akhir malam, karena waktu tersebut merupakan waktu besarnya kesempatan diterima dan dikabulkannya doa. شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ syahidallāhu annahụ lā ilāha illā huwa wal-malā`ikatu wa ulul-‘ilmi qā`imam bil-qisṭ, lā ilāha illā huwal-‘azīzul-ḥakīm
18. Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah mempersaksikan bahwa Dia satu-satunya zat yang berhak diibadahi,dan menyandingkan persaksian Nya dengan persaksian para malaikat, para ahli ilmu dalam perkara paling Agung yang dipersaksikan, yaitu keesaan Allah dan tegaknya Allah dalam menegakkan keadilan, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia yang maha perkasa yang tidak ada sesuatupun yang dikehendakinya kecuali pasti terjadi, juga Maha bijaksana dalam firman-firman dan perbuatan-perbuatannya. إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ innad-dīna ‘indallāhil-islām, wa makhtalafallażīna ụtul-kitāba illā mim ba’di mā jā`ahumul-‘ilmu bagyam bainahum, wa may yakfur bi`āyātillāhi fa innallāha sarī’ul-ḥisāb
19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. Sesungguhnya agama yang diridhoi Allah bagi makhlukNya dan Dia mengutus rasul-rasul Nya dengan agama itu, serta tidak menerima selainnya, adalah agama Islam. Yaitu kepatuhan kepada Allah semata dengan beribadah berserah diri kepada-Nya, dan mengikuti rasul-rasul dalam ajaran-ajaran yang mengutus mereka dengannya dalam setiap masa sampai ditutup dengan Nabi Muhammad , yang Allah tidak menerima dari siapapun sepeninggal beliau agama selain Islam yang beliau diutus dengannya. Dan tidaklah terjadi perselisihan di antara golongan ahli kitab Yahudi dan Nasrani, lalu mereka berpecah-belah menjadi golongan-golongan dan berkelompok-kelompok, kecuali setelah hujjah tegak terhadap mereka dengan diutusnya para Rasul dan diturunkannya kitab-kitab suci, lantaran dorongan permusuhan, kedengkian dan hasrat meraih dunia. Dan barangsiapa mengingkari ayat-ayat Allah yang diturunkan dan tanda-tanda petunjuknya yang mengindikasikan Rububiyyah dan Uluhiyyahnya, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan Nya dan Dia memberikan balasan kepada mereka sesuai dengan apa yang telah mereka perbuat. فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ ۗ وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْأُمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ ۚ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوْا ۖ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ fa in ḥājjụka fa qul aslamtu waj-hiya lillāhi wa manittaba’an, wa qul lillażīna ụtul-kitāba wal-ummiyyīna a aslamtum, fa in aslamụ fa qadihtadau, wa in tawallau fa innamā ‘alaikal-balāg, wallāhu baṣīrum bil-‘ibād
20. Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: “Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku”. Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: “Apakah kamu (mau) masuk Islam”. Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. Apabila ahli kitab mendebatmu (wahai Rasul) tentang Tauhid setelah engkau menegakkan hujjah kepada mereka, bacakanlah kepada mereka, “Sesungguhnya aku ikhlas untuk Allah semata sehingga aku tidak akan menyekutukan seorangpun pada Nya, begitu pula orang-orang yang mengikutiku dari orang-orang Mukmin, mereka ikhlas kepada Allah dan tunduk kepada Nya”. Dan katakanlah kepada mereka dan kaum musyrikin dari bangsa Arab dan lainnya, “sesungguhnya jika kalian masuk Islam, maka kalian berada di atas jalan yang lurus (Hidayah) dan kebenaran. Dan jika kalian berpaling maka perhitungan amal perbuatan kalian terserah kepada Allah, aku tidak berkewajiban selain menyampaikan saja sedangkan aku telah menjelaskan kepada kalian dan sudah aku tegakkan hujah-hujah kepada kalian, dan Allah mengetahui hamba-hamba Nya, tidak ada satupun dari keadaan mereka yang samar bagi Nya. إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَيَقْتُلُونَ الَّذِينَ يَأْمُرُونَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ innallażīna yakfurụna bi`āyātillāhi wa yaqtulụnan-nabiyyīna bigairi ḥaqqiw wa yaqtulụnallażīna ya`murụna bil-qisṭi minan-nāsi fa basysyir-hum bi’ażābin alīm
21. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memamg tak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yg pedih. Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari bukti-bukti kebenaran yang sudah jelas dan risalah yang dibawa oleh para rasul, dan membunuh para nabi Allah dengan zalim tanpa ada alasan yang membenarkan hal itu, dan membunihi orang-orang yang memerintahkan penegakan keadilan dan mengikuti jalan para nabi, maka berilah mereka kabar gembira dengan siksaan yang sedih أُولَٰئِكَ الَّذِينَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ ulā`ikallażīna ḥabiṭat a’māluhum fid-dun-yā wal-ākhirati wa mā lahum min nāṣirīn
22. Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong. Mereka itu adalah orang-orang yang telah gugur amal-amal mereka di dunia dan akhirat, maka tidak diterima dari mereka suatu amal kebajikan pun, dan mereka tidak memiliki penolong yang menolong mereka dari siksaan Allah. أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يُدْعَوْنَ إِلَىٰ كِتَابِ اللَّهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ يَتَوَلَّىٰ فَرِيقٌ مِنْهُمْ وَهُمْ مُعْرِضُونَ a lam tara ilallażīna ụtụ naṣībam minal-kitābi yud’auna ilā kitābillāhi liyaḥkuma bainahum ṡumma yatawallā farīqum min-hum wa hum mu’riḍụn
23. Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al Kitab (Taurat), mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum diantara mereka; kemudian sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran). Apakah kamu sudah melihat (wahai Rasul) suatu yang lebih mengherankan dari keadaan orang Yahudi yang telah Allah berikan kepada mereka kitab (Taurat), lalu mereka mengetahui bahwa apa yang kamu bawa adalah merupakan kebenaran, mereka diseru kepada ayat-ayat yang ada di dalam kitabullah (yaitu al-qur’an) supaya memutuskan perkara yang mereka perselisihkan, maka jika tidak sesuai dengan keinginan hawa nafsu mereka, kebanyakan dari mereka menolak hukum-hukum Allah, sebab sudah kebiasaan mereka berpaling dari kebenaran? ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لَنْ تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۖ وَغَرَّهُمْ فِي دِينِهِمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ żālika bi`annahum qālụ lan tamassanan-nāru illā ayyāmam ma’dụdātiw wa garrahum fī dīnihim mā kānụ yaftarụn
24. Hal itu adalah karena mereka mengaku: “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang dapat dihitung”. Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada-adakan. menyimpangnya mereka dari kebenaran sebabnya adalah adanya keyakinan rusak pada diri ahli kitab bahwa sesungguhnya mereka tidak akan disiksa kecuali beberapa hari yang sebentar saja, dan keyakinan ini mendorong mereka untuk bersikap lancang kepada Allah dan menghinakan agamaNya, dan terus menerus pada ajaran agama mereka yang batil yang dengannya mereka menipu diri mereka sendiri. فَكَيْفَ إِذَا جَمَعْنَاهُمْ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ fa kaifa iżā jama’nāhum liyaumil lā raiba fīh, wa wuffiyat kullu nafsim mā kasabat wa hum lā yuẓlamụn
25. Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak ada keraguan tentang adanya. Dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa yang diusahakannya sedang mereka tidak dianiaya (dirugikan). Bagaimana terjadinya keadaan mereka apabila Allah mengumpulkan mereka untuk menghisab mereka pada hari yang tidak ada keraguan sama sekali tentang terjadinya (yaitu hari kiamat) dan masing-masing orang akan mendapatkan balasan atas apa yang mereka perbuat dan mereka tidak akan dizalimi sedikitpun. قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ qulillāhumma mālikal-mulki tu`til-mulka man tasyā`u wa tanzi’ul-mulka mim man tasyā`u wa tu’izzu man tasyā`u wa tużillu man tasyā`, biyadikal-khaīr, innaka ‘alā kulli syai`ing qadīr
26. Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ucapkanlah olehmu (wahai nabi) sambil menghadap kepada Tuhanmu dengan mengucapkan doa berikut “wahai Dzat yang memiliki seluruh kerajaan,Engkau yang memberikan kerajaan, harta dan kekuasaan di bumi bagi orang-orang yang Engkau kehendaki dari hamba-hamba Mu, dan Engkau pula yang mengambil kerajaan dari orang-orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau memberikan kemuliaan di dunia dan di akhirat bagi siapa saja yang Engkau kehendaki, dan Engkau menjadikan kehinaan kepada orang yang Engkau kehendaki, di tangan Mu lah segala kebaikan, Sesungguhnya Engkau lah satu-satunya Dzat yang maha kuasa atas segala sesuatu. Pada ayat ini terdapat penetapan sifat tangan bagi Allah sesuai dengan keagungan Allah تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ ۖ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ ۖ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ tụlijul-laila fin-nahāri wa tụlijun-nahāra fil-laili wa tukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa tukhrijul-mayyita minal-ḥayyi wa tarzuqu man tasyā`u bigairi ḥisāb
27. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)”. Dan diantara bukti-bukti kuasa Mu adalah bahwa sesungguhnya engkau memasukkan malam kedalam siang, dan memasukkan siang kedalam malam, Maka menjadikan yang ini lebih lama dan yang lain menjadi lebih pendek, dan Dia mengeluarkan yang hidup dari benda mati yang tidak ada unsur kehidupan sama sekali padanya, seperti mengeluarkan tanaman dari biji, dan dilahirkannya orang mukmin dari orang kafir, dan Dia mengeluarkan yang mati dari yang hidup, seperti mengeluarkan telur dari seekor ayam, dan Engkau memberikan rezeki kepada siapa saja yang Engkau kehendaki dari makhluk Mu tanpa hitungan. لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ ۗ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ lā yattakhiżil-mu`minụnal-kāfirīna auliyā`a min dụnil-mu`minīn, wa may yaf’al żālika fa laisa minallāhi fī syai`in illā an tattaqụ min-hum tuqāh, wa yuḥażżirukumullāhu nafsah, wa ilallāhil-maṣīr
28. Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu). Allah melarang kaum mukminin mengangkat kaum kafir sebagai orang-orang yang diutmakan dalam memberikan kecintaan dan pertolongan kepada mereka dengan tidak mempedulikan kaum Mukminin, barangsiapa menjadikan mereka sebagai orang-orang yang dijadikan loyalitas maka sungguh dia telah berlepas diri terhadap Allah, dan Allah juga berlepas diri terhadapnya, kecuali bila kalian berada dalam keadaan lemah lagi takut, maka sesungguhnya Allah memberikan kelonggaran bagi kalian untuk menjalin perdamaian dengan mereka untuk menghindari keburukan mereka, sampai pertahanan kalian menjadi kuat, dan Allah memperingatkan kalian dari diri Nya, maka bertakwalah kepeda Nya dan takut kepada Nya, Dan hanya kepada Allah lah tempat kembali semua makhluk untuk menghadapi perhitungan amal dan pembalasannya قُلْ إِنْ تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ qul in tukhfụ mā fī ṣudụrikum au tubdụhu ya’lam-hullāh, wa ya’lamu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wallāhu ‘alā kulli syai`ing qadīr
29. Katakanlah: “Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui”. Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Katakanlah olehmu (wahai nabi), kepada kaum mukmin, ”jika kalian menyembunyikan perasaan yang telah menetap dalam hati kalian berupa kecintaan kepada kaum kafir dan membela mereka, atau kalian menampakkan hal itu,maka tidak ada sesuatu pun dari hal itu yang tersembunyi bagi Allah. Sesungguhnya ilmu Allah meliputi semua yang ada di langit dan dibumi, dan Dia memiliki kekuasaan yang sempurna atas segala sesuatu.” يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ yauma tajidu kullu nafsim mā ‘amilat min khairim muḥḍaraw wa mā ‘amilat min sū`, tawaddu lau anna bainahā wa bainahū amadam ba’īdā, wa yuḥażżirukumullāhu nafsah, wallāhu ra`ụfum bil-‘ibād
30. Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. Dan pada hari kiamat hari pembalasan amal, setiap jiwa akan mendapati semua yang telah diperbuatnya dari perbuatan yang baik sedang menunggunya dalam keadaan sempurna supaya dia diberi balasan karenanya, dana pa yang telah diperbat dari Dan keburukan juga ia jumpai tengah menunggunya, dan dia berhara-harap sekiranya antara dirinya dan perbuatan-perbuatan itu ada masa yang sangat panjang. Maka bersiaplah untuk menghadapi hari itu, dan takutlah kalian terhadap siksaan Allah Yang maha memaksa. Dan bersama siksaanNYA yang sangat keras itu ,seungguhnya DIA memiliki sifat yang maha penyayang kepada hamba-hambaNYA. قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ qul ing kuntum tuḥibbụnallāha fattabi’ụnī yuḥbibkumullāhu wa yagfir lakum żunụbakum, wallāhu gafụrur raḥīm
31. Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai rasul), ”bila kalian mencintai Allah dengan sebenar-benarnya, maka ikutilah aku,dan berimanlah kepadaku secara lahir dan batin, niscaya Allah akan mencintai kalian, dan akan menghapus dosa-dosa kalian. Sesungguhnya Dia maha pengampun terhadap dosa-dosa hamba-hambaNYA yang beriman lagi maha penyanyang kepada mereka.” Ayat yang mulia ini merupakan pemberi keputusan yang menentukan atas siapa saja yang mengaku dirinya mencintai Allah . Namun tidak mengikuti nabiNYA, Muhammad dengan sebenar-benarnya, dengan menaati dalam perintah dan larangannya, maka sesungguhnya dia adalah seorang pendusta dalam pengakuannya itu sampai dia mau mengikuti rasulullah dengan sebenar-benarnya. قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ ۖ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ qul aṭī’ullāha war-rasụl, fa in tawallau fa innallāha lā yuḥibbul-kāfirīn
32. Katakanlah: “Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”. Katakanlah olehmu (wahai rasul), ”ta’atlah kepada Allah dengan mengikuti kitabNYA, dan taatilah rasul dengan mengikuti sunnahnya saat beliau masih hidup dan sepeninggal beliau.” Maka apabila mereka berpaling darimu dan terus menerus pada apa yang ada pada mereka dari kekafiran dan kesesatan ,maka mereka bukanlah orang yang pantas mendapat cinta Allah, karena sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang kafir. ۞ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ innallāhaṣṭafā ādama wa nụḥaw wa āla ibrāhīma wa āla ‘imrāna ‘alal-‘ālamīn
33. Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, nuh, keluarga Ibrahim , dan keluarganya Imran. Dan DIA menjadikan mereka manusia terbaik pada masanya. ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِنْ بَعْضٍ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ żurriyyatam ba’ḍuhā mim ba’ḍ, wallāhu samī’un ‘alīm
34. (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Para nabi dan para rasul tersebut merupakan garis rangkaian suci yang selalu terus menerus dalam keikhlasan kepada Allah dan mentauhidkan NYA dan mengerjakan amal shalih berdasarkan wahyuNYA. Dan Allah maha mendengar perkataan-perkataan hamba-hambaNYA, maha mengetahui perbuatan-perbuatan mereka, dan akan memberikan balasan bagi mereka sesuai dengan amal perbuatan tersebut. إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ iż qālatimra`atu ‘imrāna rabbi innī nażartu laka mā fī baṭnī muḥarraran fa taqabbal minnī, innaka antas-samī’ul-‘alīm
35. (Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Dan ingatlah (wahai rasul) apa yang telah terjadi tentang Maryam, ibunya dan putranya, Isa . untuk menyanggah orang-orang yang mengaku-ngaku ketuhanan Isa atau statusnya sebagai anak Allah .yaitu pada saat istri Imran berkata diwaktu dia mengandung, ”wahai tuhanku, sesungguhnya aku menjadikan bagiMU anak yang ada diperutku khusus untukMU, untuk berkhidmat di baitul maqdis, maka terimalah dariku. Sesungguhnya Engkau saja yang maha mendengar permohonanku,lagi maha mengetahui niatku. فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَىٰ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَىٰ ۖ وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ fa lammā waḍa’at-hā qālat rabbi innī waḍa’tuhā unṡā, wallāhu a’lamu bimā waḍa’at, wa laisaż-żakaru kal-unṡā, wa innī sammaituhā maryama wa innī u’īżuhā bika wa żurriyyatahā minasy-syaiṭānir-rajīm
36. Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk”. Ketika telah sempurna usia kandungannya, dan ia telah melahirkan bayinya, dia berkata ”wahai tuhanku, aku melahirkan seorag anak perempuan yang tidak cocok untuk berkhidmat di dalam baitul maqdis.” Dan Allah lebih mengetahui jenis kelamin anak yang dilahirkannya. Dan Allah akan menjadikan baginya satu kedudukan tinggi. Dan dia berkata, ”bukan anak lelaki yang aku inginkan untuk berkhidmat sama seperti perempuan dalam urusan itu, sebab seorang lelaki lebih kuat dan lebih cocok untuk berkhidmat. Dan sesungguhnya aku memberinya nama Maryam, dan aku mintakan perlindungan bagi dirinya dan keturunannya dari setan yang terusir dari rahmatMU.’ فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا ۖ قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَا ۖ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ fa taqabbalahā rabbuhā biqabụlin ḥasaniw wa ambatahā nabātan ḥasanaw wa kaffalahā zakariyyā, kullamā dakhala ‘alaihā zakariyyal-miḥrāba wajada ‘indahā rizqā, qāla yā maryamu annā laki hāżā, qālat huwa min ‘indillāh, innallāha yarzuqu may yasyā`u bigairi ḥisāb
37. Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. Maka Allah mengabulkan do’anya dan menerima nadzar itu darinya dengan peneriamaah terbaik. Dan dia mengurus putrinya,Maryam, dengan penuh pemeliharaan dan menumbuhkannya dengan pertumbuhan yang baik. Dan Allah memudahkan zakaria untuk menjadi pemelihara Maryam, lalu ia menempatkannya di tempat ibadah. Dan tiap kali dia masuk menemuinya ditempat itu, dia mendapati di sisi Maryam ada rizki lezat yang telah tersedia. Zakaria bertanya, ”wahai Maryam, dari mana kamu mendapatkan rizki yang baik ini?” Maryam menjawab, ”itu adalah rizki dari sisi Allah. sesungguhnya Allah (dengan kemurahanNYA) memberikan rizki kepada siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-hambaNYA tanpa perhitungan. هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ hunālika da’ā zakariyyā rabbah, qāla rabbi hab lī mil ladungka żurriyyatan ṭayyibah, innaka samī’ud-du’ā`
38. Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”. Disaat Zakariya menyaksikan sesuatu yang Allah muliakan Maryam dengan hal itu berupa rizki dan keutamaan dariNYA, zakaria menghadap tuhannya sembari berdo’a, ”wahai tuhanku,berilah aku dari sisiMU anak lelaki shalih lagi diberkahi. sesungguhnya Engkau maha mendengar doa orang yang berdoa kepadaMU.” فَنَادَتْهُ الْمَلَائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَىٰ مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ fa nādat-hul-malā`ikatu wa huwa qā`imuy yuṣallī fil-miḥrābi annallāha yubasysyiruka biyaḥyā muṣaddiqam bikalimatim minallāhi wa sayyidaw wa ḥaṣụraw wa nabiyyam minaṣ-ṣāliḥīn
39. Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh”. Maka para malaikat memanggilnya ketika dia tengah berdiri di hadapan Allah di tempat sholatnya sambil menjatkan do’a kepadanya, ”sesungguhnya Allah memberitahukan kepada mu dengan satu berita mengembirakan dirimu. Yaitu bahwa kamu akan diberi anugerah putra yang namanya Yahya, dia membenarkan kaliamat yang datang dari Allah, (yaitu Isa putra Maryam) dan Yahya akan menjadi pemimpin di tengah kaumnya, dia memiliki kedudukan dan martabat yang tinggi, dan menjadi seorang insan yang menjaga diri, tidak berbuat dosa dan mengikuti syahwat yang memudaratkan, serta menjadi seorang nabi dari kalangan orang-orang shalih yang telah mencapi puncak keshalihannya.” قَالَ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَقَدْ بَلَغَنِيَ الْكِبَرُ وَامْرَأَتِي عَاقِرٌ ۖ قَالَ كَذَٰلِكَ اللَّهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ qāla rabbi annā yakụnu lī gulāmuw wa qad balaganiyal-kibaru wamra`atī ‘āqir, qāla każālikallāhu yaf’alu mā yasyā`
40. Zakariya berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?”. Berfirman Allah: “Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya”. Zakaria berkata dengan penuh kegembiraan dan terkejut, ”wahi tuhanku,bagaimana bisa aku akan mempunyai anak lelaki,sementara masa tua telah mencapai puncaknya pada diriku, dan istriku seorang wanita yang mandul yang tidak bisa hamil?” Allah berfirman ”demikianlah Allah berbuat apa yang DIA kehendaki dari perbuatan perbuatan ajaib lagi bertentangan dengan kebiasaan.” قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً ۖ قَالَ آيَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ إِلَّا رَمْزًا ۗ وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ qāla rabbij’al lī āyah, qāla āyatuka allā tukalliman-nāsa ṡalāṡata ayyāmin illā ramzā, ważkur rabbaka kaṡīraw wa sabbiḥ bil-‘asyiyyi wal-ibkār
41. Berkata Zakariya: “Berilah aku suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung)”. Allah berfirman: “Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari”. Zakaria berkata, ”wahai tuhanku,jadikanlah untukku satu pertanda yang membuktikan bahwa akan munculnya seorang anak dariku, supaya timbul rasa gembira dan perasaan bahagia dalam hatiku.” Allah berfirman ”tanda yang kamu minta adalah kamu tidak bisa berbicara dengan manusia selama tiga hari,kecuali dengan isyarat semata kepada mereka, padahal kamu adalah manusia normal dan sehat. pada masa itu, perbanyaklah mengingat tuhanmu dan shalatlah karenaNYA di waktu-waktu penghujung siang dan permulaannya.” وَإِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاكِ وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفَاكِ عَلَىٰ نِسَاءِ الْعَالَمِينَ wa iż qālatil-malā`ikatu yā maryamu innallāhaṣṭafāki wa ṭahharaki waṣṭafāki ‘alā nisā`il-‘ālamīn
42. Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Dan ingatlah (wahai rasul), ketika malaikat berkata, ”wahai Maryam,sesungguhnya Allah telah memilih mu untuk taat kepadanNYA dan Dia menyucikan dirimu dari akhlak-akhlak yang hina, dan memilih kamu diatas wanita-wanita seluruh dunia pada zamamMU. يَا مَرْيَمُ اقْنُتِي لِرَبِّكِ وَاسْجُدِي وَارْكَعِي مَعَ الرَّاكِعِينَ yā maryamuqnutī lirabbiki wasjudī warka’ī ma’ar-rāki’īn
43. Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’. Wahai Maryam, tetaplah kamu diatas ketaatan kepada tuhanmu ,dan berdirilah dengan khusyu dan tawadhu, serta bersujud dan rukuklah kamu bersama orang-orang yang rukuk sebagai rasa ungkapan rasa syukur kepada Allah atas apa yang dilimpahkanNYA kepadamu berupa kenikmatan-kenikmatan. ذَٰلِكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهِ إِلَيْكَ ۚ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يُلْقُونَ أَقْلَامَهُمْ أَيُّهُمْ يَكْفُلُ مَرْيَمَ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يَخْتَصِمُونَ żālika min ambā`il-gaibi nụḥīhi ilaīk, wa mā kunta ladaihim iż yulqụna aqlāmahum ayyuhum yakfulu maryama wa mā kunta ladaihim iż yakhtaṣimụn
44. Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa. Itulah kejadian yang Kami kisahkan kepadamu (wahai rasul) dari berita-berita ghaib yang Allah wahyukan kepadamu, padahal kamu tidaklah bersama mereka diwaktu mereka berbeda pendapat tentang pengasuhan Maryam, siapakah yang paling berhak dan lebih utama untuk menerimanya. Dan terjadilah perselisihan diantara mereka. lalu mereka mengadakan undian dengan melemparkan anak-anak panah mereka, lalu kemudia anak panah itu mengenai zakaria dan kemudian zakaria memenangkan hak asuhnya. إِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ iż qālatil-malā`ikatu yā maryamu innallāha yubasysyiruki bikalimatim min-husmuhul-masīḥu ‘īsabnu maryama wajīhan fid-dun-yā wal-ākhirati wa minal-muqarrabīn
45. (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), Dan tidaklah kamu (wahai nabi Allah) berada disana ketika para malaikat berkata, ”wahai Maryam,sesungguhnya Allah memberikan kabar gembira untukmu dengan kelahiran seorang anak dan keberadaannya melalui kalimat dari Allah. Maksudnya Allah berfirman kepadanya “jadilah” ,maka dia pun jadi, namanya Isa bin Maryam, yang akan memiliki kedudukan yang besar di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan disisi Allah pada hari kiamat. وَيُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلًا وَمِنَ الصَّالِحِينَ wa yukallimun-nāsa fil-mahdi wa kahlaw wa minaṣ-ṣāliḥīn
46. dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh”. Dan dia akan berbicara kepada manusia saat masih menyusu dan belum waktunya untuk bisa berbicara. Dan dia akan menyeru mereke kepada Allah saat dia dewasa dan telah terkumpul kekuatannya dan telah sempurna kedewasaannya denga sesuatu yang wahyukan kepadanya. Dan ini adalah bentuk komunikasi kenabian,dakwah dan pengarahan. Dia termasuk orang-orang yang shalih dan memiliki keutamaan dalam ucapan dan amalnya. قَالَتْ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ ۖ قَالَ كَذَٰلِكِ اللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ إِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ qālat rabbi annā yakụnu lī waladuw wa lam yamsasnī basyar, qāla każālikillāhu yakhluqu mā yasyā`, iżā qaḍā amran fa innamā yaqụlu lahụ kun fa yakụn
47. Maryam berkata: “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun”. Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: “Jadilah”, lalu jadilah dia. Maryam berkata dengan penuh rasa heran terhadap perkara tersebut, ”bagaimana aku bisa memiliki seorang anak,sedang aku bukan wanita memiliki suami dan aku bukan wanita seorang pelacur?” Malaiakt berkata kepadanya, ”apa yang terjadi kepada dirimu bukanlah perkara mustahil bagi tuhan yang maha kuasa yang berkuasa mengadakan apa saja yang Dia kehendaki dari ketiadaan. Apabila DIA menghendaki menciptakan sesuatu, DIA hanya berfirman kepadanya, ’jadilah’,maka iapun jadi. وَيُعَلِّمُهُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ wa yu’allimuhul-kitāba wal-ḥikmata wat-taurāta wal-injīl
48. Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil. DIA mengajarkan kepadanya baca tulis, juga benar dalam ucapan dan perbuatan, dan taurat yang diwahyukan Allah kepada musa serta injil yang Allah turunkan kepadanya. وَرَسُولًا إِلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ أَنِّي أَخْلُقُ لَكُمْ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ فَأَنْفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِ اللَّهِ ۖ وَأُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ وَأُحْيِي الْمَوْتَىٰ بِإِذْنِ اللَّهِ ۖ وَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمْ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ wa rasụlan ilā banī isrā`īla annī qad ji`tukum bi`āyatim mir rabbikum annī akhluqu lakum minaṭ-ṭīni kahai`atiṭ-ṭairi fa anfukhu fīhi fa yakụnu ṭairam bi`iżnillāh, wa ubri`ul-akmaha wal-abraṣa wa uḥyil-mautā bi`iżnillāh, wa unabbi`ukum bimā ta`kulụna wa mā taddakhirụna fī buyụtikum, inna fī żālika la`āyatal lakum ing kuntum mu`minīn
49. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. Dan Dia menjadikannya sebagai seorang rasul kepada bani israil, dan dia berkata kepada mereka, ”sesungguhnya aku datang kepada kalian dengan membawa suatu tanda kebenaran dari tuhan kalian yang menunjukan bahwa aku seseorang yang diutus dari sisi Allah, yaitu aku membuatkan untuk kalian dari segumpal tanah yang berbentuk seperti burung,lalu aku tiup ia maka akan menjadi burung yang nyata dengan izin Allah, dan aku dapat menyembuhkan orang yang terlahir buta dan orang yang berpenyakit lepra, dan aku dapat menghidupkan orang yang mati dengan izin Allah. Dan aku kabarkan kepada kalian makanan-makan yang kalian makan dan apa yang kalian simpan di rumah-rumah kalian. Sesungguhnya pada kejadian-kejadian luar biasa ini yang tidak dalam jangkuan kemampuan manusia sama sekali benar-benar menjadi bukti kebenaran bahwa sesungguhnya aku nabi Allah dan rasulNYA jika kalian membenarkan hujjah-hujjah Allah dan ayat-ayatNya, dan mengakui ketauhidan Nya. وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَلِأُحِلَّ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي حُرِّمَ عَلَيْكُمْ ۚ وَجِئْتُكُمْ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ wa muṣaddiqal limā baina yadayya minat-taurāti wa li`uḥilla lakum ba’ḍallażī ḥurrima ‘alaikum wa ji`tukum bi`āyatim mir rabbikum, fattaqullāha wa aṭī’ụn
50. Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku datang kepada kalian dengan membenarkan kandungan yang ada didalam taurat, dan untuk menghalalkan kepada kalian dengan dasar wahyu dari Allah sebagian apa-apa yang di haramkan oleh Allah atas kalian, sebagai bentuk keringanan dan rahmat dari Allah. Dan aku datang kepada kalian sambil membawa hujjah dari tuhan kalian tentang kebenaran apa yang aku katakan kepada kalian. Maka bertakwalah kepada Allah dan jangn melanggar perintahNYA, dan taatlah kepadaku dalam perkara yang aku sampaikan kepada kalian dari Allah. إِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۗ هَٰذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ innallāha rabbī wa rabbukum fa’budụh, hāżā ṣirāṭum mustaqīm
51. Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”. Sesungguhnya Allah yang aku seru kalian kepadaNYA, DIA lah satu-satunya tuhanku dan tuhan kalian,maka beribadahlah kepadaNYA. Aku dan kalian sama dalam kewajiban beribadah dan ketundukan kepadaNYA. Dan inilah jalan yang tidak ada kebengkokan padanya. ۞ فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ ۖ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ آمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ fa lammā aḥassa ‘īsā min-humul-kufra qāla man anṣārī ilallāh, qālal-ḥawāriyyụna naḥnu anṣārullāh, āmannā billāh, wasy-had bi`annā muslimụn
52. Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. Maka tatkala Isa merasakan adanya ketetapan hati dari mereka untuk terus berada dalam kekafiran, dia menyeru sahabat sejatinya, ”siapakah yang mau bersamaku dalam menolong agama Allah?” Para sahabat setia Isa itu menjawabnya ”kamilah penolong-penolong agama Allah dan para penyeru kepadanya. Kami beriman kepada Allah dan mengikuti engkau. Dan saksikanlah wahai isa, bahwa sesunguhnya kami orang-orang yang berserah diri kepada Allah dengan bertauhid dan ketaatan. رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ rabbanā āmannā bimā anzalta wattaba’nar-rasụla faktubnā ma’asy-syāhidīn
53. Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)”. Ya tuhan kami, kami beriman kepada apa yang Engakau telah turunkan dari kitab injil, dan kami mengikuti rosul-Mu Isa , maka jadikanlah kami dari orang-orang yang bersaksi bahwa milik Mu lah keesaan itu dan milik nabi Mu lah risalah itu, dan mereka umat nabi Muhammad yang mepersaksiakn kepada rosul-rosul bahwasanya mereka telah menyampaikan kepada umat-umat mereka. وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ wa makarụ wa makarallāh, wallāhu khairul-mākirīn
54. Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. orang-orang kafir dari bani Israil telah berbuat makar kepada Isa dengan mencari orang yang diperintahkan membunuhnya dengan keji, maka Allah melemparkan kembaran Isa kepada seorang laki-laki yang menunjukan mereka kepadanya, maka mereka menangkapnya dan membunuhnya serta menyalibnya dengan sangkaan dari mereka bahwa dia adalah Isa . Dan Allah adalah sebaik-baik pembuat makar. Dalam ayat ini ada penetapan sifat makar bagi Allah yang sesuai dengan kemulian dan kesempurnaan-Nya, karena itu merupakan makar yang sesungguhnya sebagai pembalasan makarnya orang-orang yang makar. إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَىٰ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۖ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ iż qālallāhu yā ‘īsā innī mutawaffīka wa rāfi’uka ilayya wa muṭahhiruka minallażīna kafarụ wa jā’ilullażīnattaba’ụka fauqallażīna kafarū ilā yaumil-qiyāmah, ṡumma ilayya marji’ukum fa aḥkumu bainakum fīmā kuntum fīhi takhtalifụn
55. (Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya”. Dan Allah membuat makar kepada mereka ketika Dia berfirman kepada Isa “sesungguhnya aku telah mengambilmu dari bumi tanpa menimpakan keburukan kepadamu, dan mengangkatmu kepada Ku dengan jasadmu dan ruhmu, dan kami menyelamatkanmu dari orang-orang kafir kepadamu, dan kami menjadikan orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang berada diatas agamamu dan apa yang kamu bawa dari Allah dari agama dan kabar kembira akan kedatangan Muhammad dan mereka beriman kepada Muhammad setelah dia diutus, dan mereka berpegang pada syariatnya, menampakan diri kepada orang-orang yang mengingkari kenabianmu sampai hari kiamat, kemudian kepada Ku lah tempat kembali kalian semuanya pada hari perhitungan amal, maka Aku akan memberi keputusan atas apa yang dahulu kalian perselihsihkan dari perkara Isa . فَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَأُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ fa ammallażīna kafarụ fa u’ażżibuhum ‘ażāban syadīdan fid-dun-yā wal-ākhirati wa mā lahum min nāṣirīn
56. Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong. Maka adapun orang-orang yang kufur kepada Al-masih (Isa ) dari kaum yahudi atau berlebih-lebihan kepadanya dari kaum Nashrani, maka aku akan menyiksa mereka dengan siksaan yang keras di dunia dengan cara dibunuh dan diambil harta-harta dan dihilangkan kerajaan, dan di akhirat dengan api nereka, dan tidak ada bagi mereka seorang penolong yang akan menolong mereka dan mencegah dari mereka siksaan Allah. وَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ wa ammallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti fa yuwaffīhim ujụrahum, wallāhu lā yuḥibbuẓ-ẓālimīn
57. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. Dan adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan rosul-rosul Nya dan mengerjakan amal sholeh, maka Allah akan memberi mereka pahala amal-amal mereka secara sempurna tanpa pengurangan. Dan Allah tidak mencintai orang-orang yang zalim dengan berbuat syirik dan kekufuran. ذَٰلِكَ نَتْلُوهُ عَلَيْكَ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ żālika natlụhu ‘alaika minal-āyāti waż-żikril-ḥakīm
58. Demikianlah (kisah Isa), Kami membacakannya kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al Quran yang penuh hikmah. Itulah yang kami kisahkan kepadamu tentang perkara Isa, diantara dalil-dalil yang jelas atas kebenaran risalahmu, dan kebenaran al-quran al-hakim yang membedakan antara kebenaran dan kebatilan, maka tidak ada keraguan pedanya dan tidak ada kebohongan. إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ inna maṡala ‘īsā ‘indallāhi kamaṡali ādam, khalaqahụ min turābin ṡumma qāla lahụ kun fa yakụn
59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia. sesungguhnya penciptaan Allah kepada Isa tanpa bapak, perumpamaannya seperti penciptaan adam tanpa bapak dan tanpa ibu, ketika Allah menciptakannya dari tanah bumi, kemudian Dia berkata kepadanya “jadilah manusia” maka jadilah. Maka adapun pengakuan ketuhanan Isa karena dia diciptakan tanpa bapak merupakan pengakuan yang batil. Maka Adam diciptakan tanpa bapak dan tanpa ibu, dan semua bersepakat bahwa dia adalah sorang hamba dari hamba-hamba Allah. الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُنْ مِنَ الْمُمْتَرِينَ al-ḥaqqu mir rabbika fa lā takum minal-mumtarīn
60. (Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. . Kebenaran yang tida ada keraguan di dalamnya tentang Isa adalah yang datang kepadamu (wahai rosul) dari tuhanmu, maka teruslah di atas keyakinanmu, dan tetaplah di atas apa yang kamu ada padanya dari meninggalkan perkara yang diada-ada, dan janganlah kamu menjadi golongan orang-orang yang ragu. Dan dalam ayat ini terdapat ketetapan dan ketenangan bagi rosul فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَتَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ fa man ḥājjaka fīhi mim ba’di mā jā`aka minal-‘ilmi fa qul ta’ālau nad’u abnā`anā wa abnā`akum wa nisā`anā wa nisā`akum wa anfusanā wa anfusakum, ṡumma nabtahil fa naj’al la’natallāhi ‘alal-kāżibīn
61. Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. maka barangsiapa yang mendebatmu (wahai rosul) tentang al-masih Isa anaknya Maryam setelah datang kepadamu ilmu tentang perkara Isa , maka katakanlah kepada mereka, “marilah kita hadirkan bapak-bapak kami dan bapak-bapak kalian, juga istri-istri kami dan istri-istri kalian, serta diri-diri kami dan diri-diri kalian. Kemudian kita menghadap kepada Allah dengan do’a supaya dia turunkan siksaan dan laknat Nya kepada orang-orang yang berdusta dalam ucapan mereka, dan terus menerus dalam pembangkangan mereka. إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْقَصَصُ الْحَقُّ ۚ وَمَا مِنْ إِلَٰهٍ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ inna hāżā lahuwal-qaṣaṣul-ḥaqq, wa mā min ilāhin illallāh, wa innallāha lahuwal-‘azīzul-ḥakīm
62. Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. . Sesungguhnya berita yang Aku beritahukan kepadamu ini (wahai rosul), dari perkara Isa adalah sungguh berita yang benar yang tidak ada keraguan padanya. Dan tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Allah saja, dan sesungguhnya Allah sungguh Dia Maha perkasa dalam kerajaan Nya, Maha Bijaksana dalam pengaturan Nya dan perbuatan Nya. فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِالْمُفْسِدِينَ fa in tawallau fa innallāha ‘alīmum bil-mufsidīn
63. Kemudian jika mereka berpaling (dari kebenaran), maka sesunguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan jika mereka berpaling dari membenarkanmu dan mengikutimu maka mereka adalah orang-orang yang berbuat kerusakan, dan Allah Maha Mengetahui atas perbuatan mereka dan akan membalas mereka atas perbuatan tersebut قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ qul yā ahlal-kitābi ta’ālau ilā kalimatin sawā`im bainanā wa bainakum allā na’buda illallāha wa lā nusyrika bihī syai`aw wa lā yattakhiża ba’ḍunā ba’ḍan arbābam min dụnillāh, fa in tawallau fa qụlusy-hadụ bi`annā muslimụn
64. Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah”. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. katakanlah (wahai rosul) kepada ahli kitab dari kaum Yahudi dan Nasroni; “kemarilah kalian kepada kalimat adil dan benar yang kita berpegang teguh kepadanya secara bersama-sama” yaitu kita menghususkan Allah satu-satunya dalam beribadah, dan kita tidak mengambil sekutu apapun bersama Nya, dari berhala atau patung atau salib atau toghut atau selain itu, dan tidak beragama sebagian dari kita kepada sebagian yang lain dengan ketaatan kepada selain Allah. Maka jika mereka berpaling dari ajakan yang baik ini, maka katakanlah kepada mereka (wahai orang-orang yang beriman) “persaksikanlah atas kami bahwa kami adalah orang-orang muslim yang melaksanakan ketaatan kepada tuhan kami dengan ibadah dan ikhlas. Dan ajakan kepada kalimat yang sama itu, sebagaimana ditujukan kepada orang-orang Yahudi dan Nashroni, ditujukan juga kepada orang-orang yang berbuat seperti perbuatan mereka. يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تُحَاجُّونَ فِي إِبْرَاهِيمَ وَمَا أُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ وَالْإِنْجِيلُ إِلَّا مِنْ بَعْدِهِ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ yā ahlal-kitābi lima tuḥājjụna fī ibrāhīma wa mā unzilatit-taurātu wal-injīlu illā mim ba’dih, a fa lā ta’qilụn
65. Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir? Wahai pemilik kitab yang diturunkan dari langit dari kaum Yahudi dan Nashrani, bagaimana setiap kalian mendebat tentang bahwasanya Ibrahim ada dalam agamanya, padahal tidaklah diturunkan taurot dan injil kecuali setelah dia? Apakah kalian tidak paham kesalahan ucapan kalian ; bahwasanya Ibrahim adalah orang Yahudi atau Nasrani, dan sungguh kalian telah mengetahui bahwa keyahudian dan kenasranian itu baru ada setelah wafatnya Ibrahim beberapa saat? هَا أَنْتُمْ هَٰؤُلَاءِ حَاجَجْتُمْ فِيمَا لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ فَلِمَ تُحَاجُّونَ فِيمَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ ۚ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ hā`antum hā`ulā`i ḥājajtum fīmā lakum bihī ‘ilmun fa lima tuḥājjụna fīmā laisa lakum bihī ‘ilm, wallāhu ya’lamu wa antum lā ta’lamụn
66. Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. apa yang kalian debatkan kepada rosululloh Muhammad dalam sesuatu yang kalian ketahui dari urusan agama kalian, dari apa yang kalian yakini kebenarannya dalam kitab-kitab kalian, lalu kenapa kalian mendebat sesuatu yang tidak ada pengetahuan pada diri kalian tentang itu dari perkara Ibrahim? Dan Allah mengetahui urusan-urusan sampai yang tersembunyi nya sedangkan kalian tidak mengetahui. مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَٰكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ mā kāna ibrāhīmu yahụdiyyaw wa lā naṣrāniyyaw wa lāking kāna ḥanīfam muslimā, wa mā kāna minal-musyrikīn
67. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. bukanlah Ibrahim itu seorang Yahudi dan bukan juga seorang Nasrani, karena tidak ada yahudi dan nasrani kecuali setelahnya, akan tetapi dia mengikuti perintah Allah dan taat kepada Nya serta berserah diri kepada tuhannya, dan tidak termasuk orang-orang yang Musyrik. إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَٰذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آمَنُوا ۗ وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ inna aulan-nāsi bi`ibrāhīma lallażīnattaba’ụhu wa hāżan-nabiyyu wallażīna āmanụ, wallāhu waliyyul-mu`minīn
68. Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman. sesungguhnya orang yang paling berhak terhadap Ibrahim dan yang paling husus dengannya adalah orang-orang yang beriman kepadanya dan membenarkan risalahnya dan mengikutinya diatas agamanya, dan itu adalah Nabi Muhammada dan orang-orang yang beriman kepadanya. Dan Allah penolong orang-orang yang beriman kepada Nya dan mengikuti syariat Nya, وَدَّتْ طَائِفَةٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يُضِلُّونَكُمْ وَمَا يُضِلُّونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ waddaṭ ṭā`ifatum min ahlil-kitābi lau yuḍillụnakum, wa mā yuḍillụna illā anfusahum wa mā yasy’urụn
69. Segolongan dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu, padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak menyadarinya. sekelompok orang-orang Yahudi dan nasrani berangan-angan untuk menyesatkan kalian (wahai orang-orang muslim) dari islam, dan mereka tidak akan menyesatkan kecuali diri mereka sendiri dan para pengikutnya, dan mereka tidak menyadari dan tidak mengetahui hal itu, يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَأَنْتُمْ تَشْهَدُونَ yā ahlal-kitābi lima takfurụna bi`āyātillāhi wa antum tasy-hadụn
70. Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui (kebenarannya). wahai ahli taurot dan injil kenapa kalian mengingkari ayat-ayat Allah yang telah Dia turunkan kepada rosul-rosul Nya dalam kitab-kitab kalian, dan di dalamnya disebutkan bahwasanya Muhammad adalah rosul yang ditunggu. Dan apa yang dia bawa kepada kalian adalah kebenaran, dan kalian mempersaksikan hal itu? Akan tetapi kalian mengingkariya. يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ yā ahlal-kitābi lima talbisụnal-ḥaqqa bil-bāṭili wa taktumụnal-ḥaqqa wa antum ta’lamụn
71. Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahuinya? Wahai orang-orang yang dikaruniai taurat dan injil, mengapa kalian mencampur adukkan antara kebenaran yang terkandung di dalam kitab-kitab suci kalian dengan perubahan-perubahan yang apa yang kalian tulis dari kebatilan-kebatilan dengan tangan-tangan kalian, dan kalian menyembunyikan apa yang ada di dalam kitab suci itu terkait sifat-sifat Muhammad dan bahwa agamanya adalah agama yang benar,sedang kalian mengetahui hal itu? وَقَالَتْ طَائِفَةٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ آمِنُوا بِالَّذِي أُنْزِلَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَجْهَ النَّهَارِ وَاكْفُرُوا آخِرَهُ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ wa qālaṭ ṭā`ifatum min ahlil-kitābi āminụ billażī unzila ‘alallażīna āmanụ waj-han-nahāri wakfurū ākhirahụ la’allahum yarji’ụn
72. Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): “Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran). sekelompok ahlu kitab dari orang yahudi berkata, ”imanilah oleh kalian apa yang diturunkan kepada kaum mukminin pada awal harinya,dan ingkarilah oleh kalian hal itu dipenghujung harinya, supaya kaum mukminin itu mengalami keraguan terhadap ajaran agama mereka dan akhirnya meninggalkannya. وَلَا تُؤْمِنُوا إِلَّا لِمَنْ تَبِعَ دِينَكُمْ قُلْ إِنَّ الْهُدَىٰ هُدَى اللَّهِ أَنْ يُؤْتَىٰ أَحَدٌ مِثْلَ مَا أُوتِيتُمْ أَوْ يُحَاجُّوكُمْ عِنْدَ رَبِّكُمْ ۗ قُلْ إِنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ wa lā tu`minū illā liman tabi’a dīnakum, qul innal-hudā hudallāhi ay yu`tā aḥadum miṡla mā ụtītum au yuḥājjụkum ‘inda rabbikum, qul innal-faḍla biyadillāh, yu`tīhi may yasyā`, wallāhu wāsi’un ‘alīm
73. Dan janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada seseorang seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa mereka akan mengalahkan hujjahmu di sisi Tuhanmu”. Katakanlah: “Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”; dan janganlah kalian membenarkan dengan sebenarnya, kecuali orang yang mengikuti agama kalian yang menjadi seorang penganut yahudi,” katakanlah kepada mereka olehmu (wahai rasul) ”sesungguhnya hidayah dan taufik itu adalah hidayah dan taufik dari Allah menuju keimanan yang benar.” dan mereka juga mengatakan, ”janganlah kalian tampakkan pengetahuan yang kalian miliki kepada kaum muslimin, lalu mereka nanti akan belajar kepada kalian sehingga mereka setara dengan kalian dalam ilmu itu, sehingga mereka memiliki keunggulan di atas kalian atau akan menjadikan pengetahuan itu sebagai hujjah di sisi tuhan kalian yang mereka kelak akan mengalahkan kalian dengannya.” katakanlah oleh mu (wahai rasul), ”sesungguhnya karunia, pemberian dan segala perkara itu seluruhnya ada ditangan Allah dan dibawah kendaliNYA.Dia memberikannya kepada siapa saja yang dikehendakiNYA dari orang-orang yang telah beriman kepadaNYA dan rasulNYA. Dan Allah maha luas karuniaNYA lagi maha mengetahui. Yang meliputi dengan Ilmu dan anugrah Nya kepada seluruh makhlukNYA yang berhak mendapatkan karunia dan kenikmatanNYA.” يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ yakhtaṣṣu biraḥmatihī may yasyā`, wallāhu żul-faḍlil-‘aẓīm
74. Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar. Sesungguhnya Allah mengkhususkan dari hamba-hambaNYA siapa yang dia kehendaki dengan kenabian dan hidayah menuju ajaran syariat paling sempurna. Dan Allah mempunyai kebaikan dan pemberian yang banyak lagi luas. ۞ وَمِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِقِنْطَارٍ يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِدِينَارٍ لَا يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ إِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَائِمًا ۗ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لَيْسَ عَلَيْنَا فِي الْأُمِّيِّينَ سَبِيلٌ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ wa min ahlil-kitābi man in ta`man-hu biqinṭāriy yu`addihī ilaīk, wa min-hum man in ta`man-hu bidīnāril lā yu`addihī ilaika illā mā dumta ‘alaihi qā`imā, żālika bi`annahum qālụ laisa ‘alainā fil-ummiyyīna sabīl, wa yaqụlụna ‘alallāhil-każiba wa hum ya’lamụn
75. Di antara Ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: “tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. Dan diantara ahlu kitab dari golongan yahudi ada orang yang kamu percayakan kepadanya harta yang banyak dan dia akan menyerahkan itu kembali kepadamu tanpa mengkhianatinya. Dan diantara mereka juga ada orang yang bila kamu mempercayakan kepadanya satu dinar saja,dia tidak mengembalkannya kepadamu, kecuali kamu telah mengeluarkan segala upaya untuk memintanya. Dan sebab dari semua itu adalah keyakinan rusak yang menyebabkan mereka menghalalkan harta orang-orang arab dengan cara-cara batil, dan mereka mengatakan, ”tidak ada dosa dan kesalahan atas kami ketika memakan harta mereka, karena Allah menghalalkannya bagi kami.” Dan ini merupakan kedustaan kepada Allah, mereka mengatakan hal itu dengan bibir-bibir mereka, sedang mereka sendiri mengetahui bahwa sesungguhnya mereka itu benar-benar berdusta. بَلَىٰ مَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ وَاتَّقَىٰ فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ balā man aufā bi’ahdihī wattaqā fa innallāha yuḥibbul-muttaqīn
76. (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. bukanlah urusan ini seperti yang dikira oleh orang-orang yang berdusta itu. Maka sesungguhnya orang yang bertakwa dengan sebenarnya ialah orang yang memenuhi janji yang sudah diadakan oleh Allah padanya berupa melaksanakan amanat, beriman kepada Nya dan rasul-rasul NYA serta berpegang teguh dengan petunjuk dan ajaran syari’atNYA, dan takut kepada Allah lalu dia menjalankan perintahNYA dan berhenti dari apa yang telah dilarangNYA. Dan Allah mencintai orang-orang yang bertakwa yang menghindarkan diri mereka dari syirik dan perbuatan-perbuatan maksiat. إِنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَٰئِكَ لَا خَلَاقَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ innallażīna yasytarụna bi’ahdillāhi wa aimānihim ṡamanang qalīlan ulā`ika lā khalāqa lahum fil-ākhirati wa lā yukallimuhumullāhu wa lā yanẓuru ilaihim yaumal-qiyāmati wa lā yuzakkīhim wa lahum ‘ażābun alīm
77. Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih. sesungguhnya orang-orang yang menukar janji Allah dan wasiat Nya yang sudah ia sampaikan hal itu di dalam kitab-kitab yang Dia turunkan kepada nabi-nabi mereka, dengan pengganti dan imbalan sepele dari harta duniawi dan kenikmatannya ,mereka itu adalah orang orang yang tidak memiliki bagian dari pahala di akhirat. Dan Allah juga tidak akan berbicara dengan mereka dengan hal-hal yang menyenangkan mereka, dan Dia tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dengan pandangan kasih sayang, serta tidak akan membersihkan mereka dari kotoran dosa-dosa dan kekafiran.Dan bagi mereka siksaan yang pedih. وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُمْ بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ wa inna min-hum lafarīqay yalwụna alsinatahum bil-kitābi litaḥsabụhu minal-kitābi wa mā huwa minal-kitāb, wa yaqụlụna huwa min ‘indillāhi wa mā huwa min ‘indillāh, wa yaqụlụna ‘alallāhil-każiba wa hum ya’lamụn
78. Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: “Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah”, padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui. Dan diantara kaum yahudi benar-benar terdapat banyak orang-orang yang mengubah-ubah perkataan dari tempat semestinya, dan mereka mengganti kalamullah; supaya mereka dapat mengesankan kepada orang lain bahwa itu termasuk wahyu yang diturunkan, yaitu taurat padahal itu semua bukan bagian darinya sama sekali. Dan mereka mengatakan,”ini berasal dari sisi Allah, Aallah mewahyukannya kepada nabiNYA musa ,” padahal itu bukan dari Allah. Dan mereka demi meraih dunia,mereka berkata dusta atas nama Allah, sedang mereka mengetahui bahwa mereka itu berkata dusta. مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَٰكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ mā kāna libasyarin ay yu`tiyahullāhul-kitāba wal-ḥukma wan-nubuwwata ṡumma yaqụla lin-nāsi kụnụ ‘ibādal lī min dụnillāhi wa lāking kụnụ rabbāniyyīna bimā kuntum tu’allimụnal-kitāba wa bimā kuntum tadrusụn
79. Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah”. Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. Tidak selayaknya bagi seorang dari kalangan manusia yang Allah menurunkan kitabNYA pada orang tersebut dan menjadiknnya sebagai sumber hukum di tengah makhlukNYA serta memilihnya sebagai nabi, kemudian dia berkata kepada sekalian manusia, ”sembahlah aku selain Allah,” akan tetapi dia mesti mengatakan, ”jadilah kalian orang-orang yang bijaksana, ahli fikih lagi orang yang berilmu melalui apa yang kalian ajarkan kepada orang selain kalian dari wahyu Allah, dan apa yang kalian pelajari darinya dalam bentuk hapalan, pengetahuan ,dan pemahaman,” وَلَا يَأْمُرَكُمْ أَنْ تَتَّخِذُوا الْمَلَائِكَةَ وَالنَّبِيِّينَ أَرْبَابًا ۗ أَيَأْمُرُكُمْ بِالْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ wa lā ya`murakum an tattakhiżul-malā`ikata wan-nabiyyīna arbābā, a ya`murukum bil-kufri ba’da iż antum muslimụn
80. dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) dia menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam?”. Dan tidak sepantasnya bagi salah sorang dari mereka memerintahkan kalian untuk menjadikan malaikat dan nabi-nabi sebagai tuhan-tuhan tandingan yang kalian sembah selain Allah. Apakah masuk di akal (wahai sekalian manusia),dia memerintahkan kalian untuk kafir kepada Allah setelah kalian tunduk patuh kepada perintahNYA? وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا آتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنْصُرُنَّهُ ۚ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَىٰ ذَٰلِكُمْ إِصْرِي ۖ قَالُوا أَقْرَرْنَا ۚ قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ wa iż akhażallāhu mīṡāqan-nabiyyīna lamā ātaitukum ming kitābiw wa ḥikmatin ṡumma jā`akum rasụlum muṣaddiqul limā ma’akum latu`minunna bihī wa latanṣurunnah, qāla a aqrartum wa akhażtum ‘alā żālikum iṣrī, qālū aqrarnā, qāla fasy-hadụ wa ana ma’akum minasy-syāhidīn
81. Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” Mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu”. Dan ingatlah (wahai rasul), ketika Allah mengambil perjanjian tegas dari seluruh nabi, ”sungguh jika Aku membawakan kepada kalian dari kitab dan hikmah, dan kemudian datang kepada kalian rasul dari sisi Ku, yang membenarkan apa yang kalian miliki, maka kalian harus sunguh-sungguh beriman kepadanya dan membelanya. Lalu apakah kalian menyetujui dan mengakui hal itu serta menerima perjanjian tegas itu?”. Mereka menjawab “kami mengakui hal itu”. Allah berfirman, “maka bersaksilah sebagian dari kalian dihadapan sebagian yang lain, dan persaksikanlah hal itu di hadapan umat-umat kalian, dan Aku bersama kalian termasuk diantara mereka yang bersaksi atas kalian dan atas mereka,”. Dalam ayat ini,sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian dari setiap nabi, untuk beriman kepada Muhammad dan mengambil janji-janji dari umat-umat para nabi itu dengan hal itu. فَمَنْ تَوَلَّىٰ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ fa man tawallā ba’da żālika fa ulā`ika humul-fāsiqụn
82. Barang siapa yang berpaling sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. Maka barang siapa yang berpaling dari seruan islam setelah penjelasan ini dan perjanjian ini yang Allah telah mengambilnya dari para nabiNYA, maka mereka itu adalah orang-orang yang keluar dari agama Allah dan ketaatan kepada tuhan mereka أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ a fa gaira dīnillāhi yabgụna wa lahū aslama man fis-samāwāti wal-arḍi ṭau’aw wa kar-haw wa ilaihi yurja’ụn
83. Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan. Apakah orang orang fasik dari para ahli kitab itu menginginkan selain agama,yaitu islam yang Allah telah mengutus Muhammad dengannya? Padahal seluruh yang berada di langit dan bumi, berserah diri dan patuh serta tunduk kepada Allah baik secara tulus (seperi kaum mukminin) maupun secara terpaksa ketika musibah-musibah melanda, saat hal itu tidak bermanfaat bagi mereka yaitu orang orang kafir, sebagaimana telah tunduk kepadaNYA seluruh makhluk yang ada. DAN kepadanya lah mereka akan kembali pada hari kiamat, lalu Dia akan memberikan balasan kepada masing-masing sesuai dengan amal perbuatananya. Dan ini merupakan peringatan dari Allah terhadap makhlukNYA supaya seorang dari mereka kembali kepadanya dengan agama selain Islam. قُلْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ qul āmannā billāhi wa mā unzila ‘alainā wa mā unzila ‘alā ibrāhīma wa ismā’īla wa is-ḥāqa wa ya’qụba wal-asbāṭi wa mā ụtiya mụsā wa ‘īsā wan-nabiyyụna mir rabbihim lā nufarriqu baina aḥadim min-hum wa naḥnu lahụ muslimụn
84. Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri”. Katakanlah kepada mereka (wahai rosul); “kami beriman kepada Allah dan kami taat, maka tidak ada robb bagi kami selain Dia, dan tidak ada yang berhak disembah bagi kami selain Dia, dan kami beriman dengan wahyu yang Allah turunkan kepada kami, dan yang Dia turunkan kepada Ibrahim kekasih Allah, dan dua anaknya Ismail dan Ishaq dan cucu nya Ya’kub anaknya Ishak, dan yang Dia turunkan kepada asbath (yaitu para nabi yang mereka berada pada kabilah-kabilah Bani Israil yang 12 dari anak-anak Ya’kub), dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa dari taurot dan injil, dan apa yang Allah turunkan kepada para nabi Nya, kami beriman kepada itu semua, dan kami tidak membedakan antara seorangpun dari mereka, dan kami kepada Allah semata tunduk dengan ketaatan, kami mengakui bagi Nya rububiyyah dan uluhiyyah dan ibadah. وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ wa may yabtagi gairal-islāmi dīnan fa lay yuqbala min-h, wa huwa fil-ākhirati minal-khāsirīn
85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. dan barang siapa yang mencari agama selain agama islam yang itu merupakan kepasrahan kepada Allah dengan tauhid dan melaksanakan dengan ketaatan dan ibadah, dan kepada rosul Nya nabi yang menjadi penutup, Muhammad dengan beriman kepadanya dan mengikutinya serta mencintainya secara lahir maupun batin, maka tidak akan diterima darinya hal tersebut, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi yang menghinakan diri mereka oleh perbuata-perbuatan mereka sendiri. كَيْفَ يَهْدِي اللَّهُ قَوْمًا كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ وَشَهِدُوا أَنَّ الرَّسُولَ حَقٌّ وَجَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ kaifa yahdillāhu qaumang kafarụ ba’da īmānihim wa syahidū annar-rasụla ḥaqquw wa jā`ahumul-bayyināt, wallāhu lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn
86. Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keteranganpun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang zalim. Bagaimana Allah akan memberikan taufik untuk beriman kepada-Nya dan kepada RasulNya kepada kaum yang mengingkari kenabian Muhammad setelah keimanan mereka kepadanya, dan mereka sudah bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah haq dan risalah yang dibawanya adalah kebenaran, dan telah datang kepada mereka hujjah-hujjah dari sisi Allah dan bukti-bukti kebenaran tentang itu? Dan Allah tidaklah memberikan taufik menuju al-haq dan kebenaran kepada golongan yang berbuat kezhaliman. Mereka adalah orang-orang yang berbelok dari kebenaran menuju kebatilan, lalu lebih memilih kekafiran daripada keimanan. أُولَٰئِكَ جَزَاؤُهُمْ أَنَّ عَلَيْهِمْ لَعْنَةَ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ulā`ika jazā`uhum anna ‘alaihim la’natallāhi wal-malā`ikati wan-nāsi ajma’īn
87. Mereka itu, balasannya ialah: bahwasanya laknat Allah ditimpakan kepada mereka, (demikian pula) laknat para malaikat dan manusia seluruhnya, mereka orang-orang yang zolim itu, balasan bagi mereka sesungguhnya laknat Allah dan para malaikat dan manusia semuanya akan ditimpakan kepada mereka,maka mereka terusir dari rahmat Allah. خَالِدِينَ فِيهَا لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْظَرُونَ khālidīna fīhā, lā yukhaffafu ‘an-humul-‘ażābu wa lā hum yunẓarụn
88. mereka kekal di dalamnya, tidak diringankan siksa dari mereka, dan tidak (pula) mereka diberi tangguh, mereka akan menetap di neraka, tidak akan diangkat dari mereka siksaan walau sedikit untuk mereka bisa beristirahat, dan tidak akan diakhirkan dari mereka kerena permohonan yang mereka ajukan. إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ وَأَصْلَحُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ illallażīna tābụ mim ba’di żālika wa aṣlaḥụ, fa innallāha gafụrur raḥīm
89. kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah dengam bertaubat nashuha setelah kekufuran dan kezoliman mereka, dan mereka memperbaiki apa yang telah mereka rusak dengan taubat mereka, maka sesungguhnya Allah akan menerima taubat itu, dan Dia Maha Pengampun atas dosa-dosa hamba-hamba Nya, dan Maha Penyayang kepada mereka. إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَنْ تُقْبَلَ تَوْبَتُهُمْ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الضَّالُّونَ innallażīna kafarụ ba’da īmānihim ṡummazdādụ kufral lan tuqbala taubatuhum, wa ulā`ika humuḍ-ḍāllụn
90. Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima taubatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat. sesungguhnya orang-orang kafir setelah keimanan mereka dan mereka terus menerus diatas kekufuran sampai mati, tidak akan diterima taubat mereka ketika kematian datang, dan mereka adalah orang-orang yang tersesat jalan, maka mereka menyalahi manhaj Nya. إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِمْ مِلْءُ الْأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَىٰ بِهِ ۗ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ innallażīna kafarụ wa mātụ wa hum kuffārun fa lay yuqbala min aḥadihim mil`ul-arḍi żahabaw wa lawiftadā bih, ulā`ika lahum ‘ażābun alīmuw wa mā lahum min nāṣirīn
91. Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. sesungguhnya orang-orang yang mengingari kenabian Muhammad , dan mereka mati di atas kekufuran kepada Allah dan rosul Nya, maka tidak akan diterima dari salah sorang dari mereka pada hari kiamat emas sepenuh bumi yang mereka jadikan penebus dengan itu untuk diri nya dari siksa Allah, walaupun benar-benar terjadi menebus dirinya dengan itu. Mereka itu akan mendapatkan siksa yang pedih, dan tidak ada seorangpun bagi mereka yang menyelamatkan mereka dari siksa Allah. لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ lan tanālul-birra ḥattā tunfiqụ mimmā tuḥibbụn, wa mā tunfiqụ min syai`in fa innallāha bihī ‘alīm
92. Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. kalian tidak akan bisa mendapatkan syurga sehingga kalian menyedekahkan sesuatu dari apa yang kalian cintai. Dan apa saja yang kalian sedekahkan dengan itu,walau sedikit ataupun banyak, niscaya Allah Mengetahuinya, dan Dia akan memberikan balasan kepada setiap orang yang berinfak sesuai dengan amalnya. ۞ كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِلًّا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلَّا مَا حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ عَلَىٰ نَفْسِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ تُنَزَّلَ التَّوْرَاةُ ۗ قُلْ فَأْتُوا بِالتَّوْرَاةِ فَاتْلُوهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ kulluṭ-ṭa’āmi kāna ḥillal libanī isrā`īla illā mā ḥarrama isrā`īlu ‘alā nafsihī ming qabli an tunazzalat-taurāh, qul fa`tụ bit-taurāti fatlụhā ing kuntum ṣādiqīn
93. Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya’qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah: “(Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia jika kamu orang-orang yang benar”. Seluruh makanan yang baik-baik, hukumnya halal bagi anak keturunan Ya’kub , kecuali apa yang diharamkan sendiri oleh Ya’kub atas dirinya karena penyakit yang menimpanya. Dan itu terjadi sebelum turunnya taurat. Kemudian setelah turunnya taurat, Allah mengharamkan atas Bani Israil beberapa jenis makanan yang sebelumnya halal bagi mereka, hal itu disebabkan oleh perbuatan zhalim dan sikap mereka yang melampaui batas. Katakanlah kepada mereka (wahai Rasul), “Datangkanlah taurat ke sini dan bacakanlah apa yang dikandungannya, bila kalian orang-orang yang benar dalam pengakuan kalian bahwa sesungguhnya Allah itu menurunkan ayat tentang pengharaman hal-hal yang diharamkan oleh Ya’kub atas dirinya sendiri, sehingga kalian mengetahui kebenaran yang dibawa Al-quran bahwa Allah tidak mengharamkan atas Bani Israil sesuatu pun sebelum turunnya taurat, kecuali apa yang diharamkan sendiri oleh Ya’kkub atas dirinya tersebut.” فَمَنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ fa maniftarā ‘alallāhil-każiba mim ba’di żālika fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụn
94. Maka barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zalim. maka barang siapa yang berdusta atas Nama Allah setelah membaca taurat dan jelasnya kebenaran, maka mereka itu adalah orang-orang zhalim yang mengatakan kebatilan atas Nama Allah. قُلْ صَدَقَ اللَّهُ ۗ فَاتَّبِعُوا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ qul ṣadaqallāh, fattabi’ụ millata ibrāhīma ḥanīfā, wa mā kāna minal-musyrikīn
95. Katakanlah: “Benarlah (apa yang difirmankan) Allah”. Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik. Katakanlah oleh mu (wahai Rasul), “Maha benar Allah dalam berita yang dikabarkanNya dan dalam ajaran yang disyariatkanNya. Apabila kalian benar dalam kecintaan kalian dan keterkaitan nasab kalian kepada khailullah, Ibrahim , maka ikutilah ajaran agamanya yang telah Allah syariatkan melalui lisan Muhammad . Karena itulah ajaran yang benar yang tidak ada keraguan di dalamnya sama sekali. Dan Ibrahim bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik kepada Allah dalam tauhid dan ibadah kepadaNya. إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ inna awwala baitiw wuḍi’a lin-nāsi lallażī bibakkata mubārakaw wa hudal lil-‘ālamīn
96. Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. . Sesungguhnya rumah pertama yang dibangun untuk peribadahan kepada Allah di muka bumi ialah Baitullah Al- Haram yang berada di Makkah. Rumah ini rumah penuh berkah, di mana kebaikan dilipatgandakan di dalamnya dan limpahan rahmat turun di sana. Dan dalam menghadap kepadanya ketika shalat dan mendatanginya untuk pelaksanaan haji dan umrah terdapat kebaikan dan hidayah bagi manusia seseluruhnya. فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ ۖ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ fīhi āyātum bayyinātum maqāmu ibrāhīm, wa man dakhalahụ kāna āminā, wa lillāhi ‘alan-nāsi ḥijjul-baiti manistaṭā’a ilaihi sabīlā, wa mang kafara fa innallāha ganiyyun ‘anil-‘ālamīn
97. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. Dan pada Baitullah ini terdapat bukti-bukti nyata bahwa ia dibangun oleh tangan Ibrahim dan sesungguhnya Allah telah mengagungkan dan memuliakannya. Di antaranya adalah maqam Ibrahim, yaitu batu yang Ibrahim berdiri di atasnya ketika dia dan putranya, Ismail, meninggikan fondasi-fondasi Baitullah. Siapa saja yang memasuki Baitullah ini, maka dia akan merasa aman terhadap jiwanya, tidak ada seorangpun yang berbuat buruk kepadanya. Dan sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas orang yang mampu dari kalangan manusia di mana pun berada untuk mendatangi Baitullah ini untuk melaksanakan manasik haji. Dan barangsiapa mengingkari kewajiban haji, maka sungguh dia telah kafir. Dan Allah Maha kaya tidak membutuhkannya, haji dan amal perbuatannya dan juga dari seluruh makhlukNya. قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ شَهِيدٌ عَلَىٰ مَا تَعْمَلُونَ qul yā ahlal-kitābi lima takfurụna bi`āyātillāhi wallāhu syahīdun ‘alā mā ta’malụn
98. Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha menyaksikan apa yang kamu kerjakan?”. Katakanlah oleh mu (wahai Rasul), kepada ahli kitab dari bangsa Yahudi dan Nasrani, “Mengapa kalian mengingkari hujjah-hujjah Allah yang menunjukkan bahwa agama Allah itu adalah islam, dan mengingkari isi yang terkandung dalam kitab-kitab suci kalian, berupa petunjuk-petunjuk dan bukti-bukti nyata yang menunjukkan hal itu, sedang kalian itu mengetahuinya? Dan Allah menjadi saksi atas perbuatan kalian itu,“ Di sini terkandung peringatan keras dan ancaman terhadap mereka. قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ آمَنَ تَبْغُونَهَا عِوَجًا وَأَنْتُمْ شُهَدَاءُ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ qul yā ahlal-kitābi lima taṣuddụna ‘an sabīlillāhi man āmana tabgụnahā ‘iwajaw wa antum syuhadā`, wa mallāhu bigāfilin ‘ammā ta’malụn
99. Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan?”. Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. Katakanlah (wahai Rasul), kepada kaum Yahudi dan Nasrani, “ Mengapa kalian menghalang-halangi dari islam orang yang hendak masuk ke dalamnya, dan kalian mencari-cari cara untuk menyesatkan dan membelokannya dari tujuan dan istiqamah, padahal kalian tahu bahwa risalah yang aku bawa adalah merupakan kebenaran?” Dan Allah tidak lalai terhadap apa yang kalian perbuat dan akan memberikan balasan kepada kalian atas perbuatan tersebut. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ yā ayyuhallażīna āmanū in tuṭī’ụ farīqam minallażīna ụtul-kitāba yaruddụkum ba’da īmānikum kāfirīn
100. Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya dan mengerjakan ajaran syariat Nya, jika kalian menaati sekelompok Yahudi dan Nasrani dari orang-orang yang telah Allah berikan kepada mereka Kitab Taurat dan Injil, niscaya mereka akan menyesatkan kalian dan melemparkan berbagi syubhat kepada kalian terkait agama kalian, supaya kalian kembali mengingkari kebenaran itu sesudah kalian mengimaninya. Maka janganlah kalian merasa aman dari tipu daya mereka terhadap agama kalian, dan jangan kalian menerima pendapat atau usulan dari mereka sama sekali. وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ ۗ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ wa kaifa takfurụna wa antum tutlā ‘alaikum āyātullāhi wa fīkum rasụluh, wa may ya’taṣim billāhi fa qad hudiya ilā ṣirāṭim mustaqīm
101. Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Dan Bagaiman mungki kalian kafir kepada Allah (wahai kaum mukminin), sedang ayat-ayat Al-quran dibacakan kepada kalian, dan di tengah kalian terdapat Rasulullah, Muhammad , yang menyampaikannya kepada kalian? Barangsiapa bertawakal kepada Allah dan berpegang teguh dengan Al-quran dan as-Sunnah, maka sungguh dia telah diberi taufik menuju jalan terang dan manhaj yang lurus. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha ḥaqqa tuqātihī wa lā tamụtunna illā wa antum muslimụn
102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasullNya dan melaksanakan syariat Nya, takutlah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya, yaitu dengan cara menaatiNya dan tidak bermaksia kepadaNya, mensyukuriNya dan tidak mengingkari nikmatnya, serta mengingat-ingatNya dan tidak melupakanNya. Dan teruslah kalian berpegang teguh dengan keislaman kalian hingga akhir hayat kalian, supaya kalian menjumpai Allah, sedang kalian dalam keadaan tersebut. وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ wa’taṣimụ biḥablillāhi jamī’aw wa lā tafarraqụ ważkurụ ni’matallāhi ‘alaikum iż kuntum a’dā`an fa allafa baina qulụbikum fa aṣbaḥtum bini’matihī ikhwānā, wa kuntum ‘alā syafā ḥufratim minan-nāri fa angqażakum min-hā, każālika yubayyinullāhu lakum āyātihī la’allakum tahtadụn
103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan berpegang teguhlah kalian semua kepada kitab suci Tuhan kalian dan petunjuk Nabi kalian, dan jangan melakukan hal-hal yang mendorong kalian kepada perpecahan. Dan ingatlah nikmat besar yang telah Allah limpahkan pada kalian, tatkala kalian di masa dahulu (wahai kaum mukminin), sebelum islam, saling bermusuhan. Kemudian Allah menyatukan hati kalian di atas cinta kepadaNya dan cinta kepada RasulNya, dan meletakkan pada hati kalian rasa saling mencintai sebagian kalian kepada sebagian yang lain, sehingga kalian dengan karunia Allah menjadi orang-orang bersaudara yang saling mencintai. Padahal dahulu kalian sudah berada di tepi jurang Neraka Jahanam, lalu Allah memberi kalian hidayah kepada islam dan menyelamatkan kalian dari neraka. Dan sebagaimana Allah telah menjelaskan kepada kalian simbol-simbol iman yang benar, maka begitu juga Dia telah menjelaskan kepada kalian segala yang mendatangkan kemaslahatan bagi kalian, agar kalian mendapat hidayah menuju jalan yang lurus dan menapakinya, sehingga kalian pun tidak tersesat darinya. وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ waltakum mingkum ummatuy yad’ụna ilal-khairi wa ya`murụna bil-ma’rụfi wa yan-hauna ‘anil-mungkar, wa ulā`ika humul-mufliḥụn
104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Dan hendaklah di antara kalian (wahai kaum Mukminin), ada segolongan orang yang mengajak kepada kebaikan dan memerintahkan kepada yang ma’ruf, yaitu sesuatu yang telah diketahui kebaikannya menurut syariat dan akal, dan melarang dari kemungkaran, yaitu apa-apa yang diketahui keburukannya dari segi syariat maupun akal. Mereka itu adalah orang-orang yang beruntung menggapai surga yang penuh kenikmatan. وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ wa lā takụnụ kallażīna tafarraqụ wakhtalafụ mim ba’di mā jā`ahumul-bayyināt, wa ulā`ika lahum ‘ażābun ‘aẓīm
105. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, Dan janganlah kalian wahai kaum Mukminin, bersikap seperti ahli kitab yang saling bermusuhan dan membenci di antara mereka sendiri, lalu mereka pun berpecah belah menjadi berbagai kelompok dan golongan, sehingga mereka berselisih dalam perkara pokok-pokok ajaran agama mereka sesudah jelasnya kebenaran bagi mereka. Mereka itu orang-orang yang berhak mendapat siksaan yang besar lagi pedih. يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ yauma tabyaḍḍu wujụhuw wa taswaddu wujụh, fa ammallażīnaswaddat wujụhuhum, a kafartum ba’da īmānikum fa żụqul-‘ażāba bimā kuntum takfurụn
106. pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): “Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu”. Pada Hari Kiamat, putih berseri-seri wajah orang-orang berbahagia, yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya serta melaksanakan perintahNya, dan menghitam wajah orang-orang celaka, yaitu orang-orang yang mendustakan RasullNya dan melanggar perintahNya. Adapun orang-orang yang hitam wajahnya, maka dikatakan kepada mereka sebagai penghinaan, “Apakah kalian telah kafir sesudah beriman, lalu kalian lebih memilih kekufuran ketimbang keimanan? Maka rasakanlah siksaan akibat kekufuran kalian. وَأَمَّا الَّذِينَ ابْيَضَّتْ وُجُوهُهُمْ فَفِي رَحْمَةِ اللَّهِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ wa ammallażīnabyaḍḍat wujụhuhum fa fī raḥmatillāh, hum fīhā khālidụn
107. Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya. Dan ada pun orang-orang yang wajahnya putih berseri-seri karena kenikmatan yang menyenangkan dan kabar gembira yang disampaikan kepada mereka dari kebaikan, mereka berada di dalam surga Allah dengan segala kenikmatannya, mereka abadi di dalamnya, dan tidak keluar darinya selamanya. تِلْكَ آيَاتُ اللَّهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ ۗ وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعَالَمِينَ tilka āyātullāhi natlụhā ‘alaika bil-ḥaqq, wa mallāhu yurīdu ẓulmal lil-‘ālamīn
108. Itulah ayat-ayat Allah. Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya. Ini adalah ayat-ayat Allah dan bukti-buktinya yang amat terang, Kami membacakan dan mengisahkannya kepadamu (wahai Rasul), dengan benar dan yakin. Dan Allah tidak mendzhalimi seorang pun dari makhlukNya dan tidak mengurangi sedikitpun dari amal-amal perbuatan mereka; karena Dia adalah hakim yang Maha adil yang tidak berbuat kecurangan. وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ wa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa ilallāhi turja’ul-umụr
109. Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan. Dan milik Allah apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi, merupakan milikNya semata, baik dari sisi penciptaan maupun pengaturanNya, dan tempat kembali semua makhluk adalah kepadaNya semata, kemudian Dia akan memberi balasan kepada tiap-tiap makhluk sesuai dengan balasan yang pantas diterimanya. كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ kuntum khaira ummatin ukhrijat lin-nāsi ta`murụna bil-ma’rụfi wa tan-hauna ‘anil-mungkari wa tu`minụna billāh, walau āmana ahlul-kitābi lakāna khairal lahum, min-humul-mu`minụna wa akṡaruhumul-fāsiqụn
110. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Kalian itu (wahai umat Muhammad), adalah sebaik-baik umat dan orang-orang yang paling bermanfaat bagi sekalian manusia, kalian memerintahkan kepada yang ma’ruf, yaitu segala yang diketahui kebaikannya menurut syariat maupun akal, dan kalian melarang kemungkaran, yaitu segala yang diketahui keburukannya menurut syariat maupun akal, dan beriman kepada Allah dengan keimanan mantap yang dikuatkan dengan amal perbuatan nyata. Seandainya ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani mau beriman kepada Muhammad dan kepada risalah yang dia bawa kepada mereka dari sisi Allah, sebagaimana kalian telah beriman kepadanya, niscaya itu akan benar-benar lebih baik bagi mereka di dunia dan akhirat. Di antara mereka ada orang-orang yang beriman, membenarkan risalah Muhammad lagi mengamalkannya, namun jumlah mereka sedikit. Sedangkan kebanyakan dari meraka adalah orang-orang yang keluar dari ajaran agama Allah dan ketaatan kepadaNya. لَنْ يَضُرُّوكُمْ إِلَّا أَذًى ۖ وَإِنْ يُقَاتِلُوكُمْ يُوَلُّوكُمُ الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يُنْصَرُونَ lay yaḍurrụkum illā ażā, wa iy yuqātilụkum yuwallụkumul-adbār, ṡumma lā yunṣarụn
111. Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan. orang-orang yang fasik dari Golongan ahli kitab itu tidak akan memudaratkan, kecuali (hanya) dalam bentuk (celaan-celaan) yang menyakitkan pendengaran kalian saja, seperti ucapan-ucapan syirik dan kekafiran ,serta yang lainnya. Dan apabila mereka memerangi kalian, pasti mereka akan terkalahkan, danmereka akan kabur, berbalik, lari tunggang-langgang, kemudian tidak mendapatkan pertolongan untuk mengalahkan kalian dalam keadaan apa pun. ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ ḍuribat ‘alaihimuż-żillatu aina mā ṡuqifū illā biḥablim minallāhi wa ḥablim minan-nāsi wa bā`ụ bigaḍabim minallāhi wa ḍuribat ‘alaihimul-maskanah, żālika bi`annahum kānụ yakfurụna bi`āyātillāhi wa yaqtulụnal-ambiyā`a bigairi ḥaqq, żālika bimā ‘aṣaw wa kānụ ya’tadụn
112. Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. Allah menjadikan kehinaan dan kenistaan sebagai suatu kenicscayaan yang tidak pernah terpisah dari kaum Yahudi. Karena itu, mereka adalah kaum terhina lagi ternistakan di mana pun mereka berada, kecuali dengan adanya janji dari Allah dan perjanjian dari manusia, maka barulah mereka merasakan aman pada jiwa dan harta mereka. Itu merupakan perjanjian bagi ahli dzimmah atas mereka dan keharusan bagi mereka untuk menjalankan hukum-hukum islam. Dan mereka kembali dengan ditimpa kemurkaan Allah yang layak mereka dapatkan. Dan mereka ditimpa oleh kehinaan dan kerendahan. Maka tidaklah kamu melihat orang Yahudi kecuali pada dirinya terpancar rasa takut dan gentar terhadap orang-orang beriman. Itulah yang telah Allah jadikan untuk mereka disebabkan kekafiran mereka kepada Allah dan kelakuan melampaui batas yang mereka perbuat terhadap batas-batas Allah, juga karena mereka membunuh para nabi secara zhaliman dan melampaui batas. Dan tidak ada yang membuat mereka lancang untuk melakukan itu kecuali karena mereka melakukan berbagai maksiat dan melanggar batasan-baatasan Allah. ۞ لَيْسُوا سَوَاءً ۗ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ laisụ sawā`ā, min ahlil-kitābi ummatung qā`imatuy yatlụna āyātillāhi ānā`al-laili wa hum yasjudụn
113. Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). Tidaklah semua Ahli kitab sama semuanya. Diantara mereka ada golongan yang lurus di atas perintah Allah dan beriman kepada RasulNya, Muhammad . Mereka juga menghidupkan malam dengan membaca ayat-ayat Al-Quran al-Karim, fokus menghadap untuk bermunajat kepada Allah dalam shalat-shalat mereka. يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَٰئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ yu`minụna billāhi wal-yaumil-ākhiri wa ya`murụna bil-ma’rụfi wa yan-hauna ‘anil-mungkari wa yusāri’ụna fil-khairāt, wa ulā`ika minaṣ-ṣāliḥīn
114. Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. Mereka juga beriman kepada Allah dan Hari Akhir, memerintahkan kepada kebajikan seluruhnya, dan melarang dari keburukan semuanya, serta mereka bersegera mengerjakan kebaikan-kebaikan. Dan mereka itu termasuk hamba-hamba Allah yang shalih. وَمَا يَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ يُكْفَرُوهُ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالْمُتَّقِينَ wa mā yaf’alụ min khairin fa lay yukfarụh, wallāhu ‘alīmum bil-muttaqīn
115. Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menenerima pahala)nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa. Dan amal apa pun, yang banyak atau pun sedikit dari amal-amal kebajikan yang diperbuat oleh golongan yang beriman ini, maka tidak akan tersia-siakan di sisi Allah. Bahkan perbuatan itu disyukuri bagi mereka dan mereka mendapat imbalan atas perbuatan tersebut. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa yang mengerjakan kebajikan-kebajikan dan menjauhi hal-hal yang diharamkan, dalam rangka mengharap ridha Allah dan mencari pahalaNya. إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ innallażīna kafarụ lan tugniya ‘an-hum amwāluhum wa lā aulāduhum minallāhi syai`ā, wa ulā`ika aṣ-ḥābun-nār, hum fīhā khālidụn
116. Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun anak-anak mereka, sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikitpun. Dan mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Sesungguhnya orang-orang yang kufur kepada ayat-ayat Allah, dan mendustakan Rasul-rosulNya, tidak akan dapat menolak sedikitpun harta benda mereka dan anak-anak mereka dari siksaan Allah dari mereka di dunia dan akhirat. Dan mereka itu merupakan para penghuni neraka yang akan tinggal terus di dalamya, dan tidak keluar darinya selamanya. مَثَلُ مَا يُنْفِقُونَ فِي هَٰذِهِ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رِيحٍ فِيهَا صِرٌّ أَصَابَتْ حَرْثَ قَوْمٍ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَأَهْلَكَتْهُ ۚ وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَٰكِنْ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ maṡalu mā yunfiqụna fī hāżihil-ḥayātid-dun-yā kamaṡali rīḥin fīhā ṣirrun aṣābat ḥarṡa qaumin ẓalamū anfusahum fa ahlakat-h, wa mā ẓalamahumullāhu wa lākin anfusahum yaẓlimụn
117. Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Perumpamaan apa yang diinfakan oleh orang-orang kafir dalam berbagai jenis kebajikan di kehidupan dunia ini dan apa yang mereka harap-harapkan dari pahala, adalah seperti angin yang membawa hawa dingin menusuk yang bertiup menerjang tanaman-tanaman satu kaum yang mereka itu mengharap hasil panen baiknya, dan disebabkan dosa-dosa yang mereka perbuat, maka angin itu tidak menyisakan sedikitpun dari tanaman itu. Orang-orang kafir itu tidak menjumpai pahala di akhirat. Dan Allah tidak mendzhalimi mereka dengan kejadian itu, akan tetapi mereka sendiri yang telah mendzhalimi diri mereka sendiri dengan tindakan kekufuran dan maksiat mereka tersebut. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ yā ayyuhallażīna āmanụ lā tattakhiżụ biṭānatam min dụnikum lā ya`lụnakum khabālā, waddụ mā ‘anittum, qad badatil-bagḍā`u min afwāhihim wa mā tukhfī ṣudụruhum akbar, qad bayyannā lakumul-āyāti ing kuntum ta’qilụn
118. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Wahai orang-orang beriman kepada Allah dan mengikuti RasulNya serta melaksanakan SyariatNya, janganlah kalian mengangkat orang-orang kafir sebagai orang-orang yang kalian berikan loyalitas selain kaum Mukminin, yang kalian bocorkan kepada mereka rahasia-rahasia kalian. Orang-orang itu tidak pernah kendur semangat untuk merusak keadaan kalian, dan mereka amat senang apa yang menimpa kalian berupa keburukan dan kekalahan. Dan sesungguhnya besarnya kebencian mereka sudah tampak dalam bahasa lisan mereka, dan apa yang dirahasiakan hati-hati mereka berupa api permusuhan lebih besar dan lebih parah. Dan sungguh Allah telah menjelskan kepada kalian bukti-bukti nyata dan hujjah-hujjah agar kalian memperoleh nasihat dan bersikap waspada bila kalian memang orang-orang yang memahami nasihat-nasihat dari Allah, perintah dan larangan Nya. هَا أَنْتُمْ أُولَاءِ تُحِبُّونَهُمْ وَلَا يُحِبُّونَكُمْ وَتُؤْمِنُونَ بِالْكِتَابِ كُلِّهِ وَإِذَا لَقُوكُمْ قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا عَضُّوا عَلَيْكُمُ الْأَنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ ۚ قُلْ مُوتُوا بِغَيْظِكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ hā`antum ulā`i tuḥibbụnahum wa lā yuḥibbụnakum wa tu`minụna bil-kitābi kullih, wa iżā laqụkum qālū āmannā wa iżā khalau ‘aḍḍụ ‘alaikumul-anāmila minal-gaīẓ, qul mụtụ bigaiẓikum, innallāha ‘alīmum biżātiṣ-ṣudụr
119. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. Itulah bukti nyata yang menunjukan kesalahan kalian dalam mencintai mereka. Kalian mencintai dan berbuat baik pada mereka, sedangkan mereka itu tidak mencintai kalian dan justru membawa rasa permusuhan dan kebencian terhadap kalian; kalian mengimani semua kitab suci yang diturunkan, termasuk kitab suci mereka; sedangkan mereka tidak mengimani kitab suci kalian, maka bagaimana mungkin kalian menyukai mereka?! Apabila berjumpa dengan kalian mereka berkata dengan segala kemunafikan mereka, “Kami beriman dan membenarkan.” Apabaila mereka saling menyendiri dengan sebagian yang lain, maka tampak dari mereka kegelisahan dan kesedihan, lalu mereka pun menggigit ujung-ujung jari mereka karena kebencian, disebabkan mereka melihat keakraban kaum muslimin dan kepaduan persatuan mereka, kekokohan islam dan kehinaan mereka dengan islam. Katakanlah oleh mu (wahai Rasul) kepada mereka, “Matilah kalian dengan kegelisahan dan kesedihan kalian.” Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang disembunyikan oleh hati sanubari (kalian), dan akan memberikan balasan kepada masing-masing orang terhadap apa yang mereka usahakan, yang baik ataupun yang buruk. إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا ۖ وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ in tamsaskum ḥasanatun tasu`hum wa in tuṣibkum sayyi`atuy yafraḥụ bihā, wa in taṣbirụ wa tattaqụ lā yaḍurrukum kaiduhum syai`ā, innallāha bimā ya’malụna muḥīṭ
120. Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. Di antara bentuk permusuhan mereka bahwa sesungguhnya kalian (wahai orang-orang mukmin), jika terjadi kepada kalian peristiwa yang baik, seperti kemenangan dan memperoleh harta rampasan, maka tampak jelas pada mereka duka-lara dan kesedihan. Dan apabila terjadi hal-hal buruk pada kalian, berupa kekalahan, berkurangnya harta benda, jiwa dan hasil panen buah-buahan, maka mereka bergembira ria dengan hal tersebut. Apabila kalian sabar terhadap apa yang menimpa kalian dan kalian bertakwa kepada Allah dalam perkara yang Allah memerintahkan kalian untuk melakukannya dan perkara yang Allah larang kalian darinya, maka gangguan dari makar mereka tidak akan memudaratkan kalian. Dan Allah meliputi seluruh kerusakan yang diperbuat oleh orang-orang kafir dan akan membalas mereka atas hal itu. وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ wa iż gadauta min ahlika tubawwi`ul-mu`minīna maqā’ida lil-qitāl, wallāhu samī’un ‘alīm
121. Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mukmin pada beberapa tempat untuk berperang. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, Dan ingatlah (wahai Rasul), ketika kamu keluar dari rumahmu dengan mengenakan perlengkapan perang, mengatur barisan sahabat-sahabatmu, dan menempatkan masing-masing pada posisinya untuk menghadapi kaum musyrikin pada perang uhud. Dan Allah Maha Mendengar ucapan-ucapan kalian, lagi Maha Mengetahui perbuatan-perbuatan kalian. إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا ۗ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ iż hammaṭ ṭā`ifatāni mingkum an tafsyalā wallāhu waliyyuhumā, wa ‘alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn
122. ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. Ingatlah (wahai Rasul), apa yang telah berlalu dari perkara Bani Salamah dan Bani Haritsah ketika diri mereka sendiri berkata kepada mereka supaya pulang bersama pemimpin mereka sang tokoh munafik, Abdullah bin Ubay, karena takut menghadapi musuh. Akan tetapi, Allah menjaga kaum mukminin dan melindungi mereka, lalu mereka tetap berjalan menyertai kamu dengan bertawakal kepada Allah. Dan hanya kepada Allah semata hendaknya orang-orang mukmin bertawakal. وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ ۖ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ wa laqad naṣarakumullāhu bibadriw wa antum ażillah, fattaqullāha la’allakum tasykurụn
123. Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. Dan sungguh Allah telah menolong kalian (wahai kaum mukminin), pada perang badar mengalahkan musuh-musuh kalian, kaum musyrikin, walaupun jumlah dan perlengkapan kalian sedikit, maka takutlah kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya, mudah-mudahan kalian bersyukur kepadaNya atas nikmat-nikmatNya. إِذْ تَقُولُ لِلْمُؤْمِنِينَ أَلَنْ يَكْفِيَكُمْ أَنْ يُمِدَّكُمْ رَبُّكُمْ بِثَلَاثَةِ آلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُنْزَلِينَ iż taqụlu lil-mu`minīna a lay yakfiyakum ay yumiddakum rabbukum biṡalāṡati ālāfim minal-malā`ikati munzalīn
124. (Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: “Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?” Ingatlah oleh mu (wahai nabi), apa yang terjadi kepada para sahabatmu dalam perang badar, ketika terasa berat bagi mereka dengan kedatangan bala bantuan kaum musyrikin. Maka kami mewahyukan kepadamu untuk mengatakan kepada mereka, “ Tidakkah sudah mencukupi pertolongan Tuhan kalian dengan menguatkan kalian dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan dari langit menuju medan peperangan itu, mereka meneguhkan kalian dan berperang bersama kalian?” بَلَىٰ ۚ إِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا وَيَأْتُوكُمْ مِنْ فَوْرِهِمْ هَٰذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ آلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُسَوِّمِينَ balā in taṣbirụ wa tattaqụ wa ya`tụkum min faurihim hāżā yumdidkum rabbukum bikhamsati ālāfim minal-malā`ikati musawwimīn
125. Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda. Tentu, jumlah itu sudah mencukupi bagi kalian. Dan kabar gembira lainnya bagi kalian, bila kalian bersabar menghadapi musuh dan bertakwa kepada Allah dengan menjalankan perkara yang diperintahkanNya kepada kalian dan menjauhi apa-apa yang Dia larang kalian untuk melakukannya, dan orang-orang kafir Makkah datang dengan seketika menyergap dengan cepat untuk menyerang kalian, mereka menyangka akan dapat menghabisi kalian sampai ke akar-akarnya; maka sesungguhnya Allah memperkuat kalian dengan lima ribu malaikat yang datang dengan menggunakan tanda. Maksudnya, mereka memberitahukan diri-diri mereka dan kuda-kuda mereka dengan tanda pengenal yang jelas. وَمَا جَعَلَهُ اللَّهُ إِلَّا بُشْرَىٰ لَكُمْ وَلِتَطْمَئِنَّ قُلُوبُكُمْ بِهِ ۗ وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ wa mā ja’alahullāhu illā busyrā lakum wa litaṭma`inna qulụbukum bih, wa man-naṣru illā min ‘indillāhil-‘azīzil-ḥakīm
126. Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan Allah tidak menjadikan pertolongan dengan kedatangan malaikat, kecuali sebagai kabar gembira bagi kalian yang Allah menggembirakan kalian dengannya dan agar hati-hati kalian menjadi tentram dan nyaman dengan janji Allah kepada kalian. Dan tidaklah kemenangan itu, kecuali datang dari sisi Allah yang Maha Perkasa yang tidak terkalahkan, juga Mahabijaksana dalam pengaturan dan perbuatanNya. لِيَقْطَعَ طَرَفًا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَوْ يَكْبِتَهُمْ فَيَنْقَلِبُوا خَائِبِينَ liyaqṭa’a ṭarafam minallażīna kafarū au yakbitahum fa yangqalibụ khā`ibīn
127. (Allah menolong kamu dalam perang Badar dan memberi bala bantuan itu) untuk membinasakan segolongan orang-orang yang kafir, atau untuk menjadikan mereka hina, lalu mereka kembali dengan tiada memperoleh apa-apa. Dan pertolongan Allah untuk kalian dalam perang badar adalah untuk membinasakan segolongan dari orang-orang kafir dengan membunuh mereka. Dan orang yang selamat dari mereka dari pembunuhan, akan kembali dengan dirundung kesedihan, jiwanya sesak, tampak padanya kehinaan dan kerendahan diri. لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ laisa laka minal-amri syai`un au yatụba ‘alaihim au yu’ażżibahum fa innahum ẓālimụn
128. Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim. Tidak ada wewenang sedikit pun bagi mu (wahai Rasul), terkait dengan nasib-nasib para hamba. Akan tetapi, seluruh perkara semuanya tergantung kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Mungkin saja sebagian orang yang memerangi kalian, hati mereka akan terbuka untuk menerima islam, lalu mereka memeluk islam, maka Allah menerima taubat mereka. Dan barang siapa yang tetap bertahan di atas kekufurannya, niscaya Allah akan menyiksa mereka di dunia dan di akhirat disebabkan oleh kezhalimannya dan perbuatan aniayanya. وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ wa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, yagfiru limay yasyā`u wa yu’ażżibu may yasyā`, wallāhu gafụrur raḥīm
129. Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan milik Allah semata apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dia mengampuni siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-hambaNya karena sifat rahmatNya, dan menyiksa siapa saja yang Dia kehendaki karena sifat adilNya. Dan Allah Maha Pengampun terhadap dosa-dosa hamba-hambaNya, juga Maha Penyayang terhadap mereka. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ yā ayyuhallażīna āmanụ lā ta`kulur-ribā aḍ’āfam muḍā’afataw wattaqullāha la’allakum tufliḥụn
130. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya serta melaksanakan syariatNya, jauhilah riba dengan segala jenisnya, dan janganlah kalian mengambil tambahan dalam pinjaman kalian melebihi jumlah modal harta kalian, meskipun sedikit, apalagi bila tambahan itu berjumlah banyak, menjadi berlipat ganda tiap kali jatuhnya tempo pembayaran hutang. Dan bertakwalah kepada Allah dengan komitmen dengan ajaran syariatNya, supaya kalian mendapatkan keberuntungan di dunia dan akhirat. وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ wattaqun-nārallatī u’iddat lil-kāfirīn
131. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. Dan jadikanlah untuk diri kalian pelindung antara diri kalian dengan neraka yang disediakan bagi orang-orang kafir. وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ wa aṭī’ullāha war-rasụla la’allakum tur-ḥamụn
132. Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat. Dan taatilah Allah (wahai sekalian kaum mukminin), dalam perkara-perkara yang Allah memerintahkan kalian dengan ketaatan kepadanya dan dalam perkara-perkara yang Allah melarang kalian darinya; termasuk larangan memakan riba dan perkara-perkara terlarang lainnya. Dan taatilah Rasul supaya kalian memperoleh curahan rahmat, sehingga kalian tidak diazab. ۞ وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ wa sāri’ū ilā magfiratim mir rabbikum wa jannatin ‘arḍuhas-samāwātu wal-arḍu u’iddat lil-muttaqīn
133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, dan bersegeralah dengan ketaatan kalian kepada Allah dan rosulNya supaya kalian bisa meraih ampunan yang agung dari tuhan kalian dan surga yang luas, luasnya seluas langit dan bumi, Allah menyiapkannya untuk orang-orang yang bertaqwa. الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ allażīna yunfiqụna fis-sarrā`i waḍ-ḍarrā`i wal-kāẓimīnal-gaiẓa wal-‘āfīna ‘anin-nās, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. orang-orang yang menginfakkan harta mereka dalam keadaan mudah dan susah, dan orang-orang yang menahan apa yang ada dalam diri mereka berupa amarah dengan cara bersabar, dan apa bila mereka mampu memaafkan orang yang menzolimi mereka, dan ini merupakan kebaikan yang Allah cintai pemiliknya. وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ wallażīna iżā fa’alụ fāḥisyatan au ẓalamū anfusahum żakarullāha fastagfarụ liżunụbihim, wa may yagfiruż-żunụba illallāh, wa lam yuṣirrụ ‘alā mā fa’alụ wa hum ya’lamụn
135. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. dan orang-orang yang melakukan perbuatan dosa yang besar atau mereka menzolimi diri-diri mereka dengan melakukan sesuatu yang selainnya, mereka mengingat janji dan dan ancaman Allah maka mereka kembali menuju tuhan mereka dalam keadaan bertauat, mereka meminta dari Nya pengampunan atas dosa-dosa mereka, dan mereka meyakini bahwa tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Allah, maka mereka oleh sebab itu tidak terus berada dalam kemaksiatan, dan mereka mengetahi bahwasanya mereka jika bertaubat maka Allah akan menerima taubat mereka. أُولَٰئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ ulā`ika jazā`uhum magfiratum mir rabbihim wa jannātun tajrī min taḥtihal-an-hāru khālidīna fīhā, wa ni’ma ajrul-‘āmilīn
136. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. mereka yang memiliki sifat-sifat yang agung itu maka balasan mereka adalah Allah akan menutup dosa-dosa mereka, dan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawah pohon-pohonnya dan istina-istananya air yang tawar, mereka kekal di dalamnya tidak akan keluar lagi dari dalamnya selama-lamanya. Dan sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal adalah ampunan dan surga. قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ qad khalat ming qablikum sunanun fa sīrụ fil-arḍi fanẓurụ kaifa kāna ‘āqibatul-mukażżibīn
137. Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). Allah menyeru orang-orang yang beriman ketika mereka ditimpa musibah pada perang uhud dengan ta’ziyah bagi mereka, bahwasanya telah berlalu sebelum kalian umat-umat, telah diuji orang-orang mukmin diantara mereka dengan penyerangan orang-orang kafir maka mereka menderita kekalahan, maka berjalanlah dimuka bumi dengan mengambil pelajaran atas nikmat yang diberikan kepada mereka, mereka itulah orang-orang yang mendustakan Allah dan RosulNya. هَٰذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ hāżā bayānul lin-nāsi wa hudaw wa mau’iẓatul lil-muttaqīn
138. (Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. al-quran ini adalah penjelasan dan petunjuk ke jalan yang benar, dan pengingat yang membuat hati-hati orang beriman khusyuk kepada Allah. Dan mereka takut kepada Allah, dan tunduk kepadaNya dengan itu, karena mereka mengambil manfaat dengannya tidak seperti orang-orang selain mereka. وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ wa lā tahinụ wa lā taḥzanụ wa antumul-a’launa ing kuntum mu`minīn
139. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. dan jangalah kalian menjadi lemah (wahai orang-orang yang beriman) dari memerangi musuh-musuh kalian, dan janganlah bersedih atas apa yang telah menimpa kalian pada perang uhud, sedangkan kalian meraih kemenangan dan mereka menderita kekalahan jika kalian beriman kepada Allah dan rosul-Nya, dan mengikuti syariat-syariatNya. إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ ۚ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ iy yamsaskum qar-ḥun fa qad massal-qauma qar-ḥum miṡluh, wa tilkal-ayyāmu nudāwiluhā bainan-nās, wa liya’lamallāhullażīna āmanụ wa yattakhiża mingkum syuhadā`, wallāhu lā yuḥibbuẓ-ẓālimīn
140. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, jika kalian ditimpa (wahai orang-orang yang beriman) luka-luka atau terbunuh dalam perang uhud maka kalian bersedih atas hal itu, maka sungguh telah menimpa kepada orang-orang musyrik luka-luka dan terbenuh yang sama seperti itu pada perang badar, dan hari-hari itu Allah pergantikan diantara manusia, sesekali kemenangan dan dilain kali kekalahan, karena ada hikmah dala hal itu sehingga Nampak apa yang telah Allah ketahui sejak zaman ajali, supaya Allah dapat membedakan orang-orang mukmin yang sebenarnya dari selain mereka, dan memuliakan kaum-kaum dari kalian dengan kesyahidan. Dan Allah tidak mencintai orang-orang yang dzolim terhadap diri mereka sendiri dan duduk tidak ikut berperang di jalan Nya. وَلِيُمَحِّصَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَمْحَقَ الْكَافِرِينَ wa liyumaḥḥiṣallāhullażīna āmanụ wa yam-ḥaqal-kāfirīn
141. Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir. Dan kekalahan ini yang terjadi pada Perang uhud merupakan ujian dan penyucian diri bagi kaum mukminin,dan pembersihan bagi mereka dari orang-orang munafik dan sebagai kebinasaan bagi orang-orang kafir. أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ am ḥasibtum an tadkhulul-jannata wa lammā ya’lamillāhullażīna jāhadụ mingkum wa ya’lamaṣ-ṣābirīn
142. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar. Wahai sahabat-sahabat Muhammad sholallohu alaihi wasallam apakah kalian menyangka akan masuk ke surga, padahal kalian belumlah diuji dengan peperangan dan musibah-musibah besar? Kalian tidak akan memasukinya sampai kalian diuji terlebih dahulu, dan sampai Allah mengetahui dengan pengetahuan yang terlihat secara nyata oleh makhluk, orang-orang yang berjihad dijalan Nya dari kalian dan orang-orang yang bersabar dalam menghadapi musuh-musuh. وَلَقَدْ كُنْتُمْ تَمَنَّوْنَ الْمَوْتَ مِنْ قَبْلِ أَنْ تَلْقَوْهُ فَقَدْ رَأَيْتُمُوهُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ wa laqad kuntum tamannaunal-mauta ming qabli an talqauhu fa qad ra`aitumụhu wa antum tanẓurụn
143. Sesungguhnya kamu mengharapkan mati (syahid) sebelum kamu menghadapinya; (sekarang) sungguh kamu telah melihatnya dan kamu menyaksikannya. Dan sungguh keadaan kalian (wahai orang-orang Mukmin),sebelum Perang Uhud kalian mengharap-harapkan berjumpa dengan musuh agar kalian dapat memperoleh kemuliaan berjihad dan mati syahid di jalan Allah yang telah dialami oleh saudara-saudara kalian di Perang badar. Maka sekarang sungguh telah terjadi pada kalian yang kalian harapkan dan kalian cari-cari. Ambillah kesempatan itu oleh kalian. Maka berperanglah dan bersabarlah. وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ wa mā muḥammadun illā rasụl, qad khalat ming qablihir-rusul, a fa im māta au qutilangqalabtum ‘alā a’qābikum, wa may yangqalib ‘alā ‘aqibaihi fa lay yaḍurrallāha syai`ā, wa sayajzillāhusy-syākirīn
144. Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Dan tidaklah Muhammad sholallohu alaihi wasallam itu kecuali seorang rasul yang sama dengan rasul-rasul yang telah datang sebelumnya,yang menyampaikan risalah dari tuhannya. Maka apakah jika dia meninggal dunia karena telah berahir ajalnya,atau terbunuh sebagaimana diisukan oleh para musuh,kalian akan murtad dari agama kalian, dan kalian akan meninggalkan risalah yang dibawa oleh Nabi kalian? Dan barangsiapa yang kembali dari agamanya,maka dia tidaklah mendatangkan kemudaratan bagi Allah sedikit pun. Dia hanyalah mencelakai dirinya sendiri saja dengan kemudaratan yang amat besar. Dan Adapun orang yang teguh di atas keimanan dan bersyukur kepada Tuhannya atas kenikmatan islam,maka sesungguhnya Allah memberikan balasan kepadanya dengan balasan terbaik. وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا ۗ وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا ۚ وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ wa mā kāna linafsin an tamụta illā bi`iżnillāhi kitābam mu`ajjalā, wa may yurid ṡawābad-dun-yā nu`tihī min-hā, wa may yurid ṡawābal-ākhirati nu`tihī min-hā, wa sanajzisy-syākirīn
145. Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Seseorang tidak akan meninggal dunia kecuali dengan izin Allah dan takdirNya dan sampai dia menghabiskan masa hidup yang Allah tentukan baginya sebagai bentuk ketetapan yang pasti. Dan barangsiapa mencari kesenangan dunia dengan amal shalihnya,maka Kami akan memberikan kepadanya rizki yang telah Kami tentukan bagiannya bagi dirinya,dan tidak ada bagian pahala baginya di akhirat kelak. Dan barangsiapa mencari pahala dari Allah di akhirat dengan amal perbuatannya,maka Kami akan menganugerahinya apa yang ia inginkan,dan Kami akan berikan balasan kepadanya dengan sempurna,selain rizki yang menjadi bagiannya di dunia ini. Orang ini telah bersyukur kepada Kami dengan ketaatan dan jihadnya. Dan kami akan membalas orang-orang yang bersukur dengan kebaikan. وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ wa ka`ayyim min nabiyying qātala ma’ahụ ribbiyyụna kaṡīr, fa mā wahanụ limā aṣābahum fī sabīlillāhi wa mā ḍa’ufụ wa mastakānụ, wallāhu yuḥibbuṣ-ṣābirīn
146. Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. banyak sekali nabi terdahulu yang beperang bersama sejumlah besar dari sahabat-sahabatnya. Mereka itu tidak menjadi lemah akibat apa yang menimpa mereka berupa luka-luka dan kematian,sebab itu adalah di jalan Tuhan mereka,dan mereka pun tidak patah semangat,dan tidak pula tunduk menyerah kepada musuh mereka. Mereka itu sanggup bersabar menhadapi apa yang menimpa mereka. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersabar. وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلَّا أَنْ قَالُوا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ wa mā kāna qaulahum illā ang qālụ rabbanagfir lanā żunụbanā wa isrāfanā fī amrinā wa ṡabbit aqdāmanā wanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn
147. Tidak ada doa mereka selain ucapan: “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”. Dan tidak ada ucapan orang-orang yang bersabar itu selain mengatakan, “Wahai Tuhan kami,ampunilah dosa-dosa kami dan apa yang terjadi pada hidup kami berupa tindakan berlebihan yang kami perbuat dalam urusan agama kami,dan teguhkanlah kaki-kaki kami sehingga kami tidak melarikan diri dari melawan musuh kami, dan tolonglah kami menghadapi orang-orang yang mengingkari keesaan Mu dan kenabian para nabiMu.” فَآتَاهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْآخِرَةِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ fa ātāhumullāhu ṡawābad-dun-yā wa ḥusna ṡawābil-ākhirah, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn
148. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. Maka Allah memberikan kepada orang-orang yang sabar itu balasan mereka di dunia dalam bentuk kemenangan atas musuh-musuh mereka dan dengan kekuasaan penuh bagi mereka di muka bumi dan dengan balasan yang baik lagi agung di akhirat,yaitu surga-surga yang penuh kenikmatan. Dan Allah menyukai tiap-tiap orang yang memperbagus ibadahnya kepada Tuhannya dan muamalahnya kepada sesama makhlukNya. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا الَّذِينَ كَفَرُوا يَرُدُّوكُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ yā ayyuhallażīna āmanū in tuṭī’ullażīna kafarụ yaruddụkum ‘alā a’qābikum fa tangqalibụ khāsirīn
149. Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RosulNya serta melaksanakan syariatNya,jika kalian mengikuti orang-orang yang mengingkari ketuhananku dan tidak beriman kepada Rosul-rosulKu,dari kalangan Yahudi,Nasrani,orang-orang munafik,dan orang-orang musyrik dalam perkara yang mereka perintahkan kepada kalian dan perkara yang mereka larang bagi kalian, niscaya mereka akan menyesatkan kalian dari jalan kebenaran dan membuat kalian murtad dari agama kalian,sehingga kalian kembali dengan memikul kerugian yang nyata dan kebinasaan yang pasti. بَلِ اللَّهُ مَوْلَاكُمْ ۖ وَهُوَ خَيْرُ النَّاصِرِينَ balillāhu maulākum, wa huwa khairun nāṣirīn
150. Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dialah sebaik-baik Penolong. Sesungguhnya mereka itu tidak akan menolong kalian,tetapi Allah-lah penolong kalian,dan Dia adalah sebaik-baik penolong,maka tidak dibutuhkan bersama Allah pertolongan dari orang lain. سَنُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا ۖ وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ ۚ وَبِئْسَ مَثْوَى الظَّالِمِينَ sanulqī fī qulụbillażīna kafarur-ru’ba bimā asyrakụ billāhi mā lam yunazzil bihī sulṭānā, wa ma`wāhumun-nār, wa bi`sa maṡwaẓ-ẓālimīn
151. Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim. Kami akan masukan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut dan kecemasan yang sangat besar dikarenakan mereka menyekutukan Allah dengan tuhan palsu, yang mereka itu tidak mempunyai dalil atau bukti nyata akan keberhakannya untuk disembah bersama Allah. Maka keadaan mereka di dunia adalah mereka diliputi rasa takut dan hati ciut terhadap kaum Mukminin. Dan adapun tempat mereka di akhirat yang menjadi tempat tinggal mereka,yaitu neraka. Itu disebabkan oleh tindakan kezhaliman mereka dan permusuhan mereka. Dan amatlah buruk tempat ini sebagai tempat tinggal bagi mereka. وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللَّهُ وَعْدَهُ إِذْ تَحُسُّونَهُمْ بِإِذْنِهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ وَعَصَيْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا أَرَاكُمْ مَا تُحِبُّونَ ۚ مِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الدُّنْيَا وَمِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الْآخِرَةَ ۚ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ ۖ وَلَقَدْ عَفَا عَنْكُمْ ۗ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ wa laqad ṣadaqakumullāhu wa’dahū iż taḥussụnahum bi`iżnih, ḥattā iżā fasyiltum wa tanāza’tum fil-amri wa ‘aṣaitum mim ba’di mā arākum mā tuḥibbụn, mingkum may yurīdud-dun-yā wa mingkum may yurīdul-ākhirah, ṡumma ṣarafakum ‘an-hum liyabtaliyakum, wa laqad ‘afā ‘angkum, wallāhu żụ faḍlin ‘alal-mu`minīn
152. Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan diantara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu, dan sesunguhnya Allah telah memaafkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang orang yang beriman. Dan sungguh Allah telah membuktikan bagi kalian apa yang telah Dia janjikan bagi kalian berupa kemenangan,ketika kalian berhasil membunuh orang-orang kafir di Perang Uhud dengan izin Allah ta’ala,sampai akhirnya kalian menjadi pengecut dan semangat mengendur untuk mengarungi laga peperangan dan kalian berselisih pandangan, apakah bertahan pada posisi-posisi kalian atau meninggalkannya untuk ikut mengumpulkan harta rampasan perang bersama dengan orang-orang yang mengumpulkannya? Dan kalian melanggar perintah Rosul kalian tatkala memerintahkan kalian untuk tidak meninggalkan tempat-tempat kalian dalam keadaan apapun, maka menimpalah kepada kalian kekalahan setelah sebelumnya Allah memperlihatkan kepada kalian apa yang kalian senangi,yaitu kemenangan. Dan menjadi jelas bahwa di antara kalian sesungguhnya ada orang yang menginginkan harta rampasan dan sesungguhnya ada juga yang menghendaki akhirat dan pahala nya. Kemudian Allah memalingkan wajah-wajah kalian dari musuh kalian untuk menguji kalian. Dan sesungghnya Allah mengetahui penyesalan dan taubat kalian,lalu Dia memaafkan kalian. Dan Allah itu mempunyai karunia besar bagi kaum Mukminin. ۞ إِذْ تُصْعِدُونَ وَلَا تَلْوُونَ عَلَىٰ أَحَدٍ وَالرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ فِي أُخْرَاكُمْ فَأَثَابَكُمْ غَمًّا بِغَمٍّ لِكَيْلَا تَحْزَنُوا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا مَا أَصَابَكُمْ ۗ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ iż tuṣ’idụna wa lā talwụna ‘alā aḥadiw war-rasụlu yad’ụkum fī ukhrākum fa aṡābakum gammam bigammil likai lā taḥzanụ ‘alā mā fātakum wa lā mā aṣābakum, wallāhu khabīrum bimā ta’malụn
153. (Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan, supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Ingatlah oleh kalian (wahai sahabt-sahabat Muhammad sholallohu alaihi wasallam) tentang keadaan kalian ketika kalian mulai mendaki gunung untuk melarikan diri dari musuh-musuh kalian,dan kalian tidak menoleh kepada seorang pun lantaran dahsyatnya suasana,rasa takut dan gentar yang meliputi kalian,sedang Rosululloh tetap bertahan di tengah medan laga,memanggil-manggil kalian dari belakang kalian dengan meneriakkan, “Kembalilah kepadaku wahai hamba-hamba Allah,” sedang kalian tidak mau mendengar dan tidak melihat. Maka balasan bagi kalian adalah Allah menimpakan pada kalian duka-lara,kegetiran dan kesedihan, supaya kalian tidak bersedih hati terhadap kemenangan dan harta rampasan yang luput dari kalian,dan tidak juga terhadap apa yang menimpa kalian berupa ketakutan dan kekalahan. Dan Allah Maha Mengetahui seluruh amal perbuatan kalian,tidak ada satupun dari itu yang tersembunyi bagiNya. ثُمَّ أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِ الْغَمِّ أَمَنَةً نُعَاسًا يَغْشَىٰ طَائِفَةً مِنْكُمْ ۖ وَطَائِفَةٌ قَدْ أَهَمَّتْهُمْ أَنْفُسُهُمْ يَظُنُّونَ بِاللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ ۖ يَقُولُونَ هَلْ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ مِنْ شَيْءٍ ۗ قُلْ إِنَّ الْأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ ۗ يُخْفُونَ فِي أَنْفُسِهِمْ مَا لَا يُبْدُونَ لَكَ ۖ يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ مَا قُتِلْنَا هَاهُنَا ۗ قُلْ لَوْ كُنْتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلَىٰ مَضَاجِعِهِمْ ۖ وَلِيَبْتَلِيَ اللَّهُ مَا فِي صُدُورِكُمْ وَلِيُمَحِّصَ مَا فِي قُلُوبِكُمْ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ ṡumma anzala ‘alaikum mim ba’dil-gammi amanatan nu’āsay yagsyā ṭā`ifatam mingkum wa ṭā`ifatung qad ahammat-hum anfusuhum yaẓunnụna billāhi gairal-ḥaqqi ẓannal-jāhiliyyah, yaqụlụna hal lanā minal-amri min syaī`, qul innal-amra kullahụ lillāh, yukhfụna fī anfusihim mā lā yubdụna lak, yaqụlụna lau kāna lanā minal-amri syai`um mā qutilnā hāhunā, qul lau kuntum fī buyụtikum labarazallażīna kutiba ‘alaihimul-qatlu ilā maḍāji’ihim, wa liyabtaliyallāhu mā fī ṣudụrikum wa liyumaḥḥiṣa mā fī qulụbikum, wallāhu ‘alīmum biżātiṣ-ṣudụr
154. Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata: “Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?”. Katakanlah: “Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah”. Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini”. Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. Kemudian dengan rahmat Allah kepada kaum Mukminin yang ikhlas,Allah meleparkan ke dalam hati mereka setelah kecemasan dan kesedihan menimpa mereka berupa ketenangan dan kepercayaan terhadap janji Allah. dan di antara pengaruhnya,rasa kantuk memenuhi sebagian golongan dari mereka,yaitu orang-orang yang ikhlas dan diliputi keyakinan,dan segolongan lain dicemaskan hanya oleh keselamatan diri mereka sendiri dan melemahnya tekad mereka dan sibuk dengan (keselamatan) jiwa mereka sendiri,serta berburuk sangka kepada tuhan mereka,agama dan RosulNya. Dan mereka berprasangka bahwa sesungguhnya Allah tidak akan menyempurnakan urusan RosulNya dan bahwa sesungguhnya Islam tidak akan memiliki kekuatan untuk tegak berdiri. Oleh karena itu,kamu bisa melihat mereka itu menyesali keluarnya mereka (dari medan berperang),dimana sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain, “Apakah ada pilihan bagi kami untuk keluar ikut berperang?” maka katakanlah olehmu (wahai Rosul) kepada mereka, “Sesungguhnya urusan itu semuanya tergantung Allah. Dia-lah Dzat yang menetapkan keluarnya kalian (ke dalam peperangan) dan apa yang terjadi pada kalian.” Dan mereka itu menyembunyikan di dalam diri mereka apa yang tidak mereka tampakkan kepadamu dari penyesalan kerena keikutsertaan mereka dalam peperangan. Mereka mengatakan, “Seumpama kami memiliki hak pilih yang kecil sekalipun,niscaya kami tidak terbunuh (terkalahkan) di sini.” Katakanlah kepada mereka”Sesungguhnya ajal-ajal itu berada di Tangan Allah. Seumpama kalian berada di dalam rumah-rumah kalian sekalipun,dan Allah menakdirkan kalian akan mati,pastilah akan keluar orang-orang yang Allah telah menulis takdir kematian pada mereka menuju tempat mereka akan terbunuh.” Dan tidaklah Allah mengadakan kejadian tersebut itu,kecuali demi menguji apa yang ada di dalam hati kalian yang berisi keraguan dan kemunafikan dan untuk memisahkan hal-hal yang buruk dari yang baik-baik,serta supaya Nampak hakikat orang Mukmin daripada orang munafik di hadapan manusia dalam ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan. Dan Allah Maha mengetahui semua yang ada di dalam hati makhluk-makhlukNya,tidak tersembunyi bagiNya apa pun dari urusan-urusan mereka. إِنَّ الَّذِينَ تَوَلَّوْا مِنْكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ إِنَّمَا اسْتَزَلَّهُمُ الشَّيْطَانُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُوا ۖ وَلَقَدْ عَفَا اللَّهُ عَنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ innallażīna tawallau mingkum yaumaltaqal-jam’āni innamastazallahumusy-syaiṭānu biba’ḍi mā kasabụ, wa laqad ‘afallāhu ‘an-hum, innallāha gafụrun ḥalīm
155. Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu, hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi maaf kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. Sesungguhnya orang-orang yang lari di antara kalian (wahai sahabat-sahabat Muhammad sholallohu alaihi wasallam), dari peperangan ketika bertemunya pasukan Mukminin dengan kaum musyrikin pada Perang Uhud, sesungguhnya setan menjerumuskan mereka pada dosa itu dikarenakan sebagian dosa yang mereka perbuat. Dan sesungguhnya Allah telah memaafkan itu dari mereka,sehingga tidak menghukum mereka. Sesungguhnya Allah maha pengampun kepada orang-orang yang berbuat dosa yang mau bertaubat,juga Maha penyantun,tidak menyegerakan pada orang yang berbuat maksiat kepadaNya dengan siksaan. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ كَفَرُوا وَقَالُوا لِإِخْوَانِهِمْ إِذَا ضَرَبُوا فِي الْأَرْضِ أَوْ كَانُوا غُزًّى لَوْ كَانُوا عِنْدَنَا مَا مَاتُوا وَمَا قُتِلُوا لِيَجْعَلَ اللَّهُ ذَٰلِكَ حَسْرَةً فِي قُلُوبِهِمْ ۗ وَاللَّهُ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ yā ayyuhallażīna āmanụ lā takụnụ kallażīna kafarụ wa qālụ li`ikhwānihim iżā ḍarabụ fil-arḍi au kānụ guzzal lau kānụ ‘indanā mā mātụ wa mā qutilụ, liyaj’alallāhu żālika ḥasratan fī qulụbihim, wallāhu yuḥyī wa yumīt, wallāhu bimā ta’malụna baṣīr
156. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (orang-orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka berperang: “Kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh”. Akibat (dari perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RosulNya dan melaksanakan ajaran syariatNya,janganlah kalian menyerupai orang-orang kafir yang tidak beriman kepada tuhan mereka. Mereka berkata kepada saudara-saudara mereka dari kalangan orang-orang kafir,bila mereka ikut keluar mencari penghidupan di muka bumi Allah,atau mereka bersama prajurit-prajurit yang terjun dalam peperangan lalu mereka tewas atau terbunuh,”Seandainya mereka tidak keluar dan tidak maju berperang,serta tinggal bersama kita,pastilah mereka tidak mati dan tidak terbunuh.” Pernyataan ini menambah kesakiyan, kesedihan dan penyesalan yang tertancap mendalam pada hati-hati mereka. Adapun orang-orang mukmin,maka sesungguhnya mereka mengetahui bahwa itu terjadi sesuai ketetapan takdir Allah. Lalu Allah memberikan hidayah kepada hati-hati mereka,dan meringankan dari mereka beban musibah. Dan Allah menghidupkan siapa saja yang ditakdirkanNya tetap hidup, (meskipun dia tengah berada dalam perjalanan jauh atau berperang),dan mematikan orang yang telah berakhir ajalnya,meskipun ia berada di kampong halaman sendiri. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kalian perbuat,lalu Dia memberikan balasan kepada kalian menurut amal perbuatan tersebut. وَلَئِنْ قُتِلْتُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ مُتُّمْ لَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرَحْمَةٌ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ wa la`ing qutiltum fī sabīlillāhi au muttum lamagfiratum minallāhi wa raḥmatun khairum mimmā yajma’ụn
157. Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal, tentulah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan. Dan jika kalian terbunuh (wahai kaum Mukminin), sedangkan kalian tengah berjihad di jalan Allah atau kalian meninggal di tengah peperangan,pastilah Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian dan merahmati kalian dengan rahmat di sisiNya,seingga kalian pun menggapai keberuntungan dengan memperoleh surga-surga yang penuh kenikmatan. Dan Itu lebih baik daripada dunia dan apa yang dikumpulkan oleh para penghuninya. وَلَئِنْ مُتُّمْ أَوْ قُتِلْتُمْ لَإِلَى اللَّهِ تُحْشَرُونَ wa la`im muttum au qutiltum la`ilallāhi tuḥsyarụn
158. Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah saja kamu dikumpulkan. Dan jika telah selesai ajal-ajal kalian di kehidupan dunia ini, lalu kalian meninggal di atas ranjang-ranjang kalian,atau kalian terbunuh di medan peperangan,pastilah hanya kepada Allah semata kalian akan dikumpulkan,lalu DIA membalas kalian menurut amal-amal kalian. فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ fa bimā raḥmatim minallāhi linta lahum, walau kunta faẓẓan galīẓal-qalbi lanfaḍḍụ min ḥaulika fa’fu ‘an-hum wastagfir lahum wa syāwir-hum fil-amr, fa iżā ‘azamta fa tawakkal ‘alallāh, innallāha yuḥibbul-mutawakkilīn
159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Maka dengan rahmat dari Allah kepadamu dan kepada para sahabatmu (wahai Nabi), Allah melimpahkan karuniaNYA padamu,sehingga kamu menjadi seorang yang lembut terhadap mereka. Seandainya kamu orang yang berperilaku buruk,dan berhati keras,pastilah akan menjauh sahabat-sahabatmu dari sekelilingmu.Maka janganlah kamu hukum mereka atas tindakan yang muncul dari mereka pada perang uhud.Dan mintakanlah kepada Allah (wahai nabi), supaya mengampuni mereka.Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam perkara-perkara yang kamu membutuhkan adanya musyawarah.Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad untuk menjalankan satu urusan dari urusan-urusan,(setelah bermusyawarah),maka jalankanlah dengan bergantung kepada Allah semata. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadaNYA. إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ ۖ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ ۗ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ iy yanṣurkumullāhu fa lā gāliba lakum, wa iy yakhżulkum fa man żallażī yanṣurukum mim ba’dih, wa ‘alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn
160. Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. Jika Allah menolong kalian dengan kemenangan dan pertolonganNYA,maka tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkan kalian.Dan jka DIA mengabaikan kalian,maka siapakah gerangan yang mampu untuk menolong kalian setelah DIA membiarkan kalian? Dan hanya kepada Allah saja,hendaknya orang-orang mukmin bertawakal. وَمَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَغُلَّ ۚ وَمَنْ يَغْلُلْ يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ wa mā kāna linabiyyin ay yagull, wa may yaglul ya`ti bimā galla yaumal-qiyāmah, ṡumma tuwaffā kullu nafsim mā kasabat wa hum lā yuẓlamụn
161. Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya. Dan tidak pantas seorang nabi mengkhianati sahabat-sahabatnya dengan mengambil bagian dari harta rampasan selain apa yang Allah khususkan baginya. Dan barangsiapa melakukannya dari kalian,niscaya dia akan datang pada hari kiamat dengan memikul apa yang diambilnya itu,untuk dipermalukan dengan hal itu di tempat yang disaksikan seluruh makhluk. Kemudian tiap-tiap jiwa akan diberi balasan atas apa yang diusahakannya dengan penuh tanpa dikurangi dan dizhalimi. أَفَمَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَ اللَّهِ كَمَنْ بَاءَ بِسَخَطٍ مِنَ اللَّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ ۚ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ a fa manittaba’a riḍwānallāhi kamam bā`a bisakhaṭim minallāhi wa ma`wāhu jahannam, wa bi`sal-maṣīr
162. Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah dan tempatnya adalah Jahannam? Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. Tidaklah sama orang yang keadaan niatnya adalah mencari keridahaan Allah dengan orang yang berkecimpung di dalam maksiat-maksiat yang membuat murka tuhannya,lalu dia berhak kerena itu umtuk tinggal di neraka Jahannam.Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. هُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ hum darajātun ‘indallāh, wallāhu baṣīrum bimā ya’malụn
163. (Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. Para penghuni surga yang mengikuti semua yang mendatangkan keridhaan Allah memiliki tingkatan-tingkatan derajat, Sedangkan para penduduk neraka yang mengikuti hal-hal yang menyebabkan ke murkaan Allah,mereka berada di tingkat dasar yang berbeda-beda.Mereka tidak sama.Dan Allah maha melihat perbuatan-perbuatan mereka,tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagiNYA. لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ laqad mannallāhu ‘alal-mu`minīna iż ba’aṡa fīhim rasụlam min anfusihim yatlụ ‘alaihim āyātihī wa yuzakkīhim wa yu’allimuhumul-kitāba wal-ḥikmah, wa ing kānụ ming qablu lafī ḍalālim mubīn
164. Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan kenikmatan kepada kaum mukminin dari bangsa arab, ketika Dia mengutus di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri,membacakan ayat-ayat al-qur’an kepada mereka,dan menyucikan mereka dari kemusyrikan dan akhlak yang rusak, dan mengajarkan kepada mereka al-qur’an dan assunnah. Dan mereka dahulu sebelum kedatangan rasul tersebut benar-benar berada di dalam kesesatan dan kebodohan yang nyata. أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّىٰ هَٰذَا ۖ قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ a wa lammā aṣābatkum muṣībatung qad aṣabtum miṡlaihā qultum annā hāżā, qul huwa min ‘indi anfusikum, innallāha ‘alā kulli syai`ing qadīr
165. Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: “Darimana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. ataukah ketika kalian (wahai kaum mukminin), ditimpa musibah, yaitu apa yang menimpa kalian berupa kekalahan di perang uhud,sungguh kalian tela menimpakan kekalahan dua kali lipat terhadap kaum musyrikin pada perang badar, kalian berkata dengan penuh keheranan, ”Bagaimana (kekalahan) ini bisa terjadi,padahal kami adalah kaum muslimin dan rasulullah bersama kami,sedangkan mereka adalah orang-orang musyrik?.” Katakanlah kepada mereka (wahai nabi), ”apa yang menimpa kalian itu datang dari diri kalian sendiri,disebabkan pelanggaran kalian terhadap perintah rasul kalian dan ketertarikan kalian untuk mengumpulkan harta rampasan.Sesungguhnya Allah melakukan apa yang DIA kehendaki dan menetapkan apa saja yang DIA inginkan.Tidak ada satupun yang sanggup menggagalkan ketetapanNYA. وَمَا أَصَابَكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ فَبِإِذْنِ اللَّهِ وَلِيَعْلَمَ الْمُؤْمِنِينَ wa mā aṣābakum yaumaltaqal-jam’āni fa bi`iżnillāhi wa liya’lamal-mu`minīn
166. Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman. Dan apa yang terjadi pada kalian berupa luka dan terbunuh pada perang uhud pada hari bertemunya golongan mukminin dan golongan musyrikin, lalu pada awalnya kemenangan menjadi milik kaum mukminin,dan kemudian pada akhirnya menjadi milik kaum musyrikin, maka semua itu terjadi sesuai ketetapan Allah dan takdirNYA, dan supaya menjadi tampak jelas apa yang telah diketahui Allah sejak azali, supaya bias memisahkan orang orang yang jujur (keimannanya) diantara kalian. وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ نَافَقُوا ۚ وَقِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا قَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوِ ادْفَعُوا ۖ قَالُوا لَوْ نَعْلَمُ قِتَالًا لَاتَّبَعْنَاكُمْ ۗ هُمْ لِلْكُفْرِ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ مِنْهُمْ لِلْإِيمَانِ ۚ يَقُولُونَ بِأَفْوَاهِهِمْ مَا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ ۗ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يَكْتُمُونَ wa liya’lamallażīna nāfaqụ wa qīla lahum ta’ālau qātilụ fī sabīlillāhi awidfa’ụ, qālụ lau na’lamu qitālal lattaba’nākum, hum lil-kufri yauma`iżin aqrabu min-hum lil-īmān, yaqụlụna bi`afwāhihim mā laisa fī qulụbihim, wallāhu a’lamu bimā yaktumụn
167. Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: “Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)”. Mereka berkata: “Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu”. Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. Dan supaya DIA mengetahui orang-orang munafik yang telah Allah buka tabir yang ada di dalam hati mereka ketika kaum mukminin berkata kepada mereka,”kemarilah berperang bersama kami di jalan Allah,atau jadilah kalian penolong kami dengan memperbanyak jumlah personel kami.” Mereka malah menjawab, ”seandainya kami tahu kalian akan memerangi seseorang,pastilah kami akan bersama kalian untuk mengahadapi mereka.” Pada hari tersebut,mereka itu lebih dekat kepada kekafiran daripada kepada keimanan. Karena sesungguhnya mereka itu mengatakan dengan mulut mereka sesuatu yang bukan berada dalam hati mereka. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan di dalam hati mereka. الَّذِينَ قَالُوا لِإِخْوَانِهِمْ وَقَعَدُوا لَوْ أَطَاعُونَا مَا قُتِلُوا ۗ قُلْ فَادْرَءُوا عَنْ أَنْفُسِكُمُ الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ allażīna qālụ li`ikhwānihim wa qa’adụ lau aṭā’ụnā mā qutilụ, qul fadra`ụ ‘an anfusikumul-mauta ing kuntum ṣādiqīn
168. Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: “Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh”. Katakanlah: “Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar”. Orang-orang munafik itu, merekalah orang-orang yang duduk-duduk, dan mereka berkata kepada saudara-saudara mereka yang menjadi korban bersama kaum muslimin dalam peperangan mereka melawan kaum musyrikin pada perang uhud, ”sekiranya mereka itu taat kepada kami, pastilah mereka tidak akan terbunuh.” Katakanlah kepada mereka (wahai rasul), ”maka tolaklah kematian dari diri-diri kalian,jika kalian orang-orang yang benar dalam pengakuan kalian bahwa sanya mereka itu seandainya menuruti kalian tidak akan terbunuh dan sesungguhnya kalian selamat dari terbunuh gara-gara tidak beranjak pergi menuju medan peperangan.” وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ wa lā taḥsabannallażīna qutilụ fī sabīlillāhi amwātā, bal aḥyā`un ‘inda rabbihim yurzaqụn
169. Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Dan jangan sekali-kali kamu (wahai nabi),menyangka bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati,yang tidak merasakan sesuatupun. Justru sebaliknya,mereka itu hidup dalam kehidupan alam barzakh dalam perlindungan tuhan mereka yang mereka itu berjihad karenaNYA dan mereka mati di jalanNYA, kaakan mengalir bagi mereka rezeki dari surga, dan mereka dilimpahi kenikmatan. فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ fariḥīna bimā ātāhumullāhu min faḍlihī wa yastabsyirụna billażīna lam yal-ḥaqụ bihim min khalfihim allā khaufun ‘alaihim wa lā hum yaḥzanụn
170. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. sungguh telah meliputi mereka Kegembiraan ketika Allah melimpahkan karunia kepada mereka, dimana DIA memberikan kepada mereka dari keagungan dermaNYA dan luasnya kemurahanNYA dari kenikmatan dan keridhaan yang menyebabkan pandangan mereka sejuk. Dan mereka bergembira bersama saudara-saudara mereka yang berjihad yang telah mereka tinggalkan dalam keadaan hidup, supaya orang-orang (yang masih hidup itu) memperoleh keberuntungan sebagaimana yang sudah mereka dapatkan,karena mereka mengetahui bahwa sesungguhnya mereka akan menggapai kebaikan yang telah mereka dapatkan.Jika mereka mati syahid di jalan Allah dengan ikhlas karenaNYA dan tidak ada rasa takut pada mereka terkait dengan apa-apa yang akan mereka hadapi,dari perkara-perkara akhirat, dan merekapun tidak bersedih hati terhadap apa yang luput bagi mereka dari kesenangan-kesenangan dunia ۞ يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ yastabsyirụna bini’matim minallāhi wa faḍl, wa annallāha lā yuḍī’u ajral-mu`minīn
171. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. Dan sesungguhnya mereka berada dalam kegembiraan mendalam dikarenakan apa yang telah mereka dapatkan berupa kenikmatan-kenikmatan Allah dan besarnya pemberianNYA, dan sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman kepadaNYA, bahkan DIA akan mengembangkannya dan menambahnya dari karuniaNYA. الَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِنْ بَعْدِ مَا أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِيمٌ allażīnastajābụ lillāhi war-rasụli mim ba’di mā aṣābahumul-qar-ḥu lillażīna aḥsanụ min-hum wattaqau ajrun ‘aẓīm
172. (Yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar. Yaitu orang-orang yang menyambut panggilan Allah dan rasulNYA, dan mereka keluar untuk membalas kaum musyrikin sampai daerah hamra’al-asad,setelah kekalahan mereka pada perang uhud,serta kondisi yang menimpa mereka berupa rasa sakit dan luka-luka,dan mereka tetap mengeluarkan puncak kesungguhan upaya mereka dan tetap berkomitmen dengan petunjuk nabi mereka. Bagi orang-orang yang berbuat baik dan orang-orang yang bertakwa dari mereka ada pahala yang besar. الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ allażīna qāla lahumun-nāsu innan-nāsa qad jama’ụ lakum fakhsyauhum fa zādahum īmānaw wa qālụ ḥasbunallāhu wa ni’mal-wakīl
173. (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. Dan mereka itu adalah orang-orang yang sebagian kaum musyrikin berkata kepada mereka, ”sesungguhnya Abu sufyan dan orang-orang yang bersamanya telah membulatkan tekad mereka untuk kembali menyerang kalian untuk memusnahkan kalian, maka wasapadalah kepada mereka dan takutlah terhadap mereka, karena tidak ada kekuatan dari kalian untuk menahan mereka.” Namun intimidasi itu justru meningkat keyakinan dan kepercayaan mereka terhadap apa yang Allah janjikan kepada mereka,dan tidak membelokkan mereka dari tekad mereka. Maka mereka berjalan menuju apa yang dikehendaki Allah, dan berkata, ”hasbunallah”,artinya cukuplah Allah sebagai penolong kami. Dan dia sebaik-baik pelindung,yang di serahkan kepadaNYA pengaturan urusan hamba-hambaNYA. فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ fangqalabụ bini’matim minallāhi wa faḍlil lam yamsas-hum sū`uw wattaba’ụ riḍwānallāh, wallāhu żụ faḍlin ‘aẓīm
174. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. Maka mereka kembali dari hamra’al-asad menuju Madinah dengan meperoleh kenikmatan dari Allah berupa pahala yang besar dan keutamaan dariNYA berupa kedudukan yang tinggi. Dan sesungguhnya mereka telah bertambah keimanan dan keyakinan serta juga berhasil menghinakan musuh-musuh Allah dan beruntung dengan memperoleh keselamatan dari terbunuh dan peperangan, serta mereka mengikuti keridahaan Allah dengan ketaatan mereka kepadaNYA dan kepada rasulNYA. Dan Allah memiliki kebaiakan dan pemberian yang banyak yang meliputi mereka dan orang selain mereka. إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ innamā żālikumusy-syaiṭānu yukhawwifu auliyā`ahụ fa lā takhāfụhum wa khāfụni ing kuntum mu`minīn
175. Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman. Sesungguhnya pihak yang melemahkan semangat kalian dalam hal itu hanyalah setan yang datang kepada kalian untuk menakut-nakuti kalian terhadap para pengikutnya, maka janganlah kalian takut terhadap kaum musyrikin, karena sesungguhnya mereka itu manusia-manusia lemah yang tidak memiliki satupun penolong bagi mereka. Dan takutlah kalian hanya kepadaKU dengan melaksanakan ketaatan kepadaKU, bila kalian memang orang-orang yang beriman kepadaKU dan mengikuti rasulKU. وَلَا يَحْزُنْكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ ۚ إِنَّهُمْ لَنْ يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا ۗ يُرِيدُ اللَّهُ أَلَّا يَجْعَلَ لَهُمْ حَظًّا فِي الْآخِرَةِ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ wa lā yaḥzungkallażīna yusāri’ụna fil-kufr, innahum lay yaḍurrullāha syai`ā, yurīdullāhu allā yaj’ala lahum ḥaẓẓan fil-ākhirati wa lahum ‘ażābun ‘aẓīm
176. Janganlah kamu disedihkan oleh orang-orang yang segera menjadi kafir; sesungguhnya mereka tidak sekali-kali dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. Allah berkehendak tidak akan memberi sesuatu bahagian (dari pahala) kepada mereka di hari akhirat, dan bagi mereka azab yang besar. Janganlah sampai orang-orang kafir itu memasukan rasa kesedihan ke dalam hatimu (wahai rasul), dengan begitu cepatnya mereka dalam pengingkaran dan kesesatan. Sesungguhnya dengan sikap itu,mereka tidak akan dapat memberi kemudaratan kepada Allah dengan sesuatupun. Mereka itu sesungguhnya hanyalah memudaratkan diri mereka sendiri dengan mengahalangi diri mereka dari manisnya iman dan agungnya pahala. Allah menghendaki agar tidak memberikan pahala bagi mereka di akhirat,di karenakan mereka telah berpaling dari seruan kebenaran.Dan bagi mereka siksaan yang dahsyat. إِنَّ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْكُفْرَ بِالْإِيمَانِ لَنْ يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ innallażīnasytarawul-kufra bil-īmāni lay yaḍurrullāha syai`ā, wa lahum ‘ażābun alīm
177. Sesungguhnya orang-orang yang menukar iman dengan kekafiran, sekali-kali mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun; dan bagi mereka azab yang pedih. Sesungguhnya orang-orang yang menukarkan keimanan dengan kekafiran,mereka itu sekali-kali tidak akan dapat memberikan mudarat kepada Allah sedikitpun. Bahkan kemadorotan dari perbuatan mereka itu kembali kepada mereka sendiri.Dan bagi mereka di akhirat kelak siksaan yang pedih. وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ ۚ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ wa lā yaḥsabannallażīna kafarū annamā numlī lahum khairul li`anfusihim, innamā numlī lahum liyazdādū iṡmā, wa lahum ‘ażābum muhīn
178. Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan. Dan janganlah menyangka orang-orang yang ingkar bahwa sesungguhnya kami bila kami memanjangkan umur mereka dan memberikan kesenangan kepada mereka dengan berbagai kesenangan dunia, sedang kami belumlah menyiksa mereka akibat kekafiran dan dosa-dosa mereka, bahwa mereka itu telah memperoleh kebaikan denan hal itu bagi diri mereka, sesungguhnya kami hanyalah menunda siksaan mereka dan ajal mereka, agar mereka kian bertambah zhalim dan melampaui batas. Dan bagi mereka siksaan yang menghinakan dan menistakan mereka. مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَىٰ مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّىٰ يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ ۗ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَجْتَبِي مِنْ رُسُلِهِ مَنْ يَشَاءُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۚ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا فَلَكُمْ أَجْرٌ عَظِيمٌ mā kānallāhu liyażaral-mu`minīna ‘alā mā antum ‘alaihi ḥattā yamīzal-khabīṡa minaṭ-ṭayyib, wa mā kānallāhu liyuṭli’akum ‘alal-gaibi wa lākinnallāha yajtabī mir rusulihī may yasyā`u fa āminụ billāhi wa rusulih, wa in tu`minụ wa tattaqụ fa lakum ajrun ‘aẓīm
179. Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar. Allah sekali-kali tidak akan membiarkan kalian wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulNYA serta melaksanakan syari’atNYA, dalam kondisi kalian ini, dari bercampurnya orang mukmin dari kalian bersama dengan orang munafik, sehingga DIA memisahkan yang buruk (orang munafik) dari yang baik(orang mukmin), sehingga orang munafik dapat diketahui jati dirinya dari orang mukmin yang benar.Dan dikarenakan hikmah Allah, DIA tidak akan memperlihatkan kepada kalian (wahai kaum mukminin), perkara ghaib yang DIA ketahui dari perkara hamba-hambaNYA, sehingga kalian bisa langsung mengenal siapa orang mukmin dan siapa orang munafik dari mereka. Akan tetapi,DIA memisahkan antara mereka melalui cobaan-cobaan dan bencana. Hanya saja Allah telah memilih dari rasul-rasulNYA yang DIA kehendaki,lalu DIA memberitahukan kepadanya beberapa dari isi hati sebagian mereka melalui wahyu dariNYA. Maka berimanlah kepada Allah dan rasulNYA. Dan jika kalian beriman dengan keimanan yang benar dan kalian bertakwa kepada tuhan kalian dengan menjalankan amal ketaatan kepadaNYA, niscaya kalian akan mendapatkan pahala agung disisi Allah. وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ wa lā yaḥsabannallażīna yabkhalụna bimā ātāhumullāhu min faḍlihī huwa khairal lahum, bal huwa syarrul lahum, sayuṭawwaqụna mā bakhilụ bihī yaumal-qiyāmah, wa lillāhi mīrāṡus-samāwāti wal-arḍ, wallāhu bimā ta’malụna khabīr
180. Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang telah Allah limpahkan kepada mereka sebagai keutamaan dariNYA mengira bahwa sesungguhnya sifat kikir itu lebih baik bagi mereka, bahkan sebaliknya sikap itu amat buruk bagi mereka,sebab sesungguhnya harta benda yang mereka kumpulkan itu akan menjadi beban pikulan yang dikalungkan di pundak-pundak mereka pada hari kiamat. Dan Allah ,DIA lah pemilik seluruh kerajaan dan DZat yang tetap kekal setelah kehancuran seluruh makhlukNYA. DIA maha mengetahui amal perbuatan kalian semuanya dan akan membalas tiap-tiap orang sesuai dengan ukuran yang berhak dia dapatkan. لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ ۘ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا وَقَتْلَهُمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ laqad sami’allāhu qaulallażīna qālū innallāha faqīruw wa naḥnu agniyā`, sanaktubu mā qālụ wa qatlahumul-ambiyā`a bigairi ḥaqqiw wa naqụlu żụqụ ‘ażābal-ḥarīq
181. Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: “Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya”. Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): “Rasakanlah olehmu azab yang mem bakar”. sesungguhnya Allah telah mendengar ucapan orang-orang yahudi yang mengatakan, ”sesungguhnya Allah itu membutuhkan kami, meminta dari kami untuk meminjamkan harta benda kepadaNYA, sedang kami orang-orang kaya.” Kami akan mencatat perkataan yang mereka ucapkan itu dan kami juga akan mencatat bahwa sesungguhnya mereka itu rela dengan pembunuhan yang dilakukan nenek moyang mereka terhadap nabi-nabi Allah secara zhalim dan penuh permusuhan. Dan Kami akan menyiksa mereka karena perbuatan tersebut di akhirat kelak. Dan kami akan berkata kepada mereka disaat mereka sudah berada di dalam neraka, ”Rasakanlah siksaan neraka yang membakar.” ذَٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ żālika bimā qaddamat aidīkum wa annallāha laisa biẓallāmil lil-‘abīd
182. (Azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya. Siksaan yang keras itu dikarenakan apa yang telah kalian perbuat sebelumnya dikehidupan dunia kalian berupa perbuatan-perbuatan maksiat, baik berupa ucapan, perbuatan dan keyakinan. Dan sesungguhnya Allah tidaklah menganiaya hamba-hambaNYA. الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ عَهِدَ إِلَيْنَا أَلَّا نُؤْمِنَ لِرَسُولٍ حَتَّىٰ يَأْتِيَنَا بِقُرْبَانٍ تَأْكُلُهُ النَّارُ ۗ قُلْ قَدْ جَاءَكُمْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِي بِالْبَيِّنَاتِ وَبِالَّذِي قُلْتُمْ فَلِمَ قَتَلْتُمُوهُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ allażīna qālū innallāha ‘ahida ilainā allā nu`mina lirasụlin ḥattā ya`tiyanā biqurbānin ta`kuluhun-nār, qul qad jā`akum rusulum ming qablī bil-bayyināti wa billażī qultum fa lima qataltumụhum ing kuntum ṣādiqīn
183. (Yaitu) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan: “Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kami, supaya kami jangan beriman kepada seseorang rasul, sebelum dia mendatangkan kepada kami korban yang dimakan api”. Katakanlah: “Sesungguhnya telah datang kepada kamu beberapa orang rasul sebelumku membawa keterangan-keterangan yang nyata dan membawa apa yang kamu sebutkan, maka mengapa kamu membunuh mereka jika kamu adalah orang-orang yang benar”. Orang-orang yahudi ketika diajak untuk memeluk islam, mereka menjawab, ”sesungguhnya Allah telah berwasiat kepada kami di dalam taurat untuk tidak mengimani siapa saja yang datang kepada kami yang mengatkan,’sesungguhnya dia adalah utusan Allah,’ sampai dia membawakan kepada kami sedekah yang dia jadikan qurban (mendekatkan diri) dengan itu kepada Allah, lalu datanglah api dari langit yang membakarnya.” Katakanlah kepada mereka (wahai rasul), ”kalian berdusta dalam ucapan kalian,karena sesungguhnya telah datang kepada bapak-bapak kalian beberapa rasul-rosul sebelumku dengan membawa mukjizat-mukjizat dan bukti-bukti nyata yang menunjukan kebenaran mereka, dan dengan membawa apa yang kalian katakan tadi dengan membawa kurban yang di makan oleh api, lalu mengapa bapak-bapak kalian membunuh nabi-nabi tersebut, jika kalian orang-orang yang benar dalam pengakuan kalian?” فَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقَدْ كُذِّبَ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ جَاءُوا بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَالْكِتَابِ الْمُنِيرِ fa ing każżabụka fa qad kużżiba rusulum ming qablika jā`ụ bil-bayyināti waz-zuburi wal-kitābil-munīr
184. Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna. Maka apabila orang-orang yahudi dan selain mereka dari kalangan orang-orang kafir mendustakan dirimu (wahai rasul), maka sesungguhnya orang-orang yang berada di jalan kebatilan telah banyak mendustakan rasul-rasul sebelummu. Mereka datang kepada kaum-kaum mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat yang luar biasa dan hujjah-hujjah yang nyata serta kitab-kitab suci dari langit yang merupakan cahaya yang menyingkap kegelapan-kegelapan, dan kitab yang nyata lagi jelas keterangannya. كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ kullu nafsin żā`iqatul maụt, wa innamā tuwaffauna ujụrakum yaumal-qiyāmah, fa man zuḥziḥa ‘anin-nāri wa udkhilal-jannata fa qad fāz, wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā’ul-gurụr
185. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. setiap jiwa pasti akan merasakan kematian. Dan dengan kejadian itu,seluruh makhluk akan kembali kepada tuhan mereka untuk memperhitungkan amal perbuatan mereka. Dan sesungguhnya kalian akan memperoleh balasan sempurna atas amal perbuatan kalian secara penuh, tanpa ada pengurangan pada hari kiamat. Maka barangsiapa telah dimuliakan oleh tuhannya dan Dia telah menyelamatkannya dari neraka, serta masukkannya ke dalam surga, sesungguhnya dia telah menggapai puncak apa yang diinginkannya. Dan tidaklah kehidupan dunia itu,melainkan kesenangan yang akan sirna, maka janganlah kalian tertipu dengannya. ۞ لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا ۚ وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ latublawunna fī amwālikum wa anfusikum, wa latasma’unna minallażīna ụtul-kitāba ming qablikum wa minallażīna asyrakū ażang kaṡīrā, wa in taṣbirụ wa tattaqụ fa inna żālika min ‘azmil-umụr
186. Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. kalian pasti akan diuji (Wahai orang-orang beriman), dalam harta kekayaan kalian dengan perintah mengeluarkan infak yang wajib maupun Sunnah dan dengan bencana-bencana yang menimpanya, dan dalam diri kalian dengan apa yang wajib kepada kalian berupa ketaatan-ketaatan, dana pa yang menimpa kalian berupa luka-luka dan kehilangan nyawa, serta kehilangan orang-orang tercinta. Hal itu bertujuan supaya memisahkan antara orang mukmin yang benar dan yang bukan. Dan kalian benar-benar akan mendengarkan dari kaum yahudi,Nasrani,dan kaum musyrikin omongan-omongan yang menyakitkan pendengaran kalian, berupa ucapan-ucapan syirik dan celaan terhadap agama kalian. Dan apabila kalian mau bersabar (wahai kaum mukminin), menghadapi itu semua,dan bertakwa kepada Allah dengan konsisten untuk taat kepadaNYA dan menjauhi maksiat-maksiat kepadaNYA, maka sesungguhnya itu termasuk sikap-sikap yang patut dibulatkan tekad untuk dilakukan dan berlomba-lomba di dalamnya. وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُ فَنَبَذُوهُ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ وَاشْتَرَوْا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُونَ wa iż akhażallāhu mīṡāqallażīna ụtul-kitāba latubayyinunnahụ lin-nāsi wa lā taktumụnahụ fa nabażụhu warā`a ẓuhụrihim wasytarau bihī ṡamanang qalīlā, fa bi`sa mā yasytarụn
187. Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima. Dan ingatlah (wahai rasul), ketika Allah mengambil janji yang di kukuhkan dari orang-orang yang telah Allah berikan kitab kepada mereka dari kalangan yahudi dan nasrani, maka bagi golongan yahudi kitab taurat dan bagi golongan Nasrani kitab injil, yaitu supaya mereka mengamalkan kandungannya dan menjelaskan kepada sekalian manusia apa yang terkandung di dalamnya, serta tidak menyembuyikan dan menutup-nutupinya. Akan tetapi,kemudian mereka meninggalkan janji tersebut dan tidak berpegang padanya, dan mengambil harga imbalan yang sedikit sebagai imbalan menutupi kebenaran dan mengubah-ubah kitab tersebut. Alangkah buruk apa yang mereka perjualbelikan, dengan menyia-nyiakan perjanjian dan menukarkan kitab tersebut dengannya. لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَفْرَحُونَ بِمَا أَتَوْا وَيُحِبُّونَ أَنْ يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا فَلَا تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِنَ الْعَذَابِ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ lā taḥsabannallażīna yafraḥụna bimā ataw wa yuḥibbụna ay yuḥmadụ bimā lam yaf’alụ fa lā taḥsabannahum bimafāzatim minal-‘ażāb, wa lahum ‘ażābun alīm
188. Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih. Dan janganlah kamu sekali-kali menyangka bahwa orang-orang yang bergembira dengan apa yang telah mereka perbuat berupa perbuatan-perbuatan buruk,seperti kaum yahudi,orang-orang munafik dan lain-lain,dan mereka suka pujian orang-orang kepada mereka dengan sesuatu yang tidak mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali kamu menduga bahwa mereka itu akan selamat dari siksaan Allah di dunia, dan di akhirat kelak mereka akan mendapat siksaan yang pedih. Dalam ayat ini terkandung ancaman besar terhadap setiap orang yang mendatangi keburukan yang kagum dengan perbuatannya itu, dan terhadap setiap orang yang berbangga dengan sesuatu yang tidak mereka perbuat supaya mendapat sanjungan orang-orang dan memujinya. وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ wa lillāhi mulkus-samāwāti wal-arḍ, wallāhu ‘alā kulli syai`ing qadīr
189. kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu. Dan milik Allah saja kerajaan langit dan bumi dan segala yang terdapat pada keduanya. Dan Allah maha kuasa atas segala sesuatu. إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albāb
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi yang tanpa ada contoh sebelumnya dan dalam pergantian malam dan siang dan perbedaan waktu keduanya dengan memanjang dan memendek benar-benar merupakan petunjuk-petunjuk dan bukti-bukti yang agung atas keesaan Allah bagi orang-orang yang mempunyai akal-akal yang selamat. الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ allażīna yażkurụnallāha qiyāmaw wa qu’ụdaw wa ‘alā junụbihim wa yatafakkarụna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ, rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā ‘ażāban-nār
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah dalam semua kondisi mereka, baik berdiri,duduk dan dalam keadaan mereka berbaring. Mereka mentadaburi dalam penciptaan langit dan bumi seraya berkata, ”wahai tuhan kami, Engkau tidaklah menciptakan makhluk ciptaan ini dengan sia-sia. Dan Engkah Maha suci dari hal itu. Maka jauhkanlah dari kami siksaan neraka. رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ rabbanā innaka man tudkhilin-nāra fa qad akhzaitah, wa mā liẓ-ẓālimīna min anṣār
192. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. Wahai tuhan kami,selamatkanlah kami dari neraka, karena sesungguhnya Engakau (ya Allah),barangsiapa yang Engkau masukan kedalam neraka karena dosa-dosanya, maka sungguh Engkau telah mempermalukan dan menghinakannya. Dan tidak ada bagi orang-orang yang berbuat dosa lagi berbuat kezhaliman terhadap diri mereka seorangpun yang dapat mencegah dari mereka siksaan Allah pada hari kiamat. رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا ۚ رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ rabbanā innanā sami’nā munādiyay yunādī lil-īmāni an āminụ birabbikum fa āmannā rabbanā fagfir lanā żunụbanā wa kaffir ‘annā sayyi`ātinā wa tawaffanā ma’al-abrār
193. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Wahai tuhan kami, sesungguhnya kami telah mendengar seorang penyeru, (yaitu nabiMU, Muhammad sholallohu alaihi wasallam), yang menyeru sekalian manusia untuk beriman kepadaMU dan mengakui keesaanMU, serta beramal mengerjakan syariatMU, lalu kami memenuhi seruan dakwahnya dan kami Imani risalahnya, maka ampunilah dosa-dosa kami dan tutupilah aib-aib kami dan kumpulkanlah kami bersama orang-orang shalih. رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَىٰ رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ rabbanā wa ātinā mā wa’attanā ‘alā rusulika wa lā tukhzinā yaumal-qiyāmah, innaka lā tukhliful-mī’ād
194. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji”. Wahai tuahan kami, berikanlah kepada kami apa yang telah Enkau janjikan melalui lisan-lisan rasul-rasulMU berupa kemenangan, kekuasaan, taufik dan hidayah, dan janganlah Engkau permalukan kami dengan sebab dosa-dosa kami pada hari kiamat, karena sesungguhnya Engkau maha mulia, tidak mengingkari janji yang telah Engakau janjikan hal itu kepada hamba-hambaMu.” فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لَا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ ۖ بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ ۖ فَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ثَوَابًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ fastajāba lahum rabbuhum annī lā uḍī’u ‘amala ‘āmilim mingkum min żakarin au unṡā, ba’ḍukum mim ba’ḍ, fallażīna hājarụ wa ukhrijụ min diyārihim wa ụżụ fī sabīlī wa qātalụ wa qutilụ la`ukaffiranna ‘an-hum sayyi`ātihim wa la`udkhilannahum jannātin tajrī min taḥtihal-an-hār, ṡawābam min ‘indillāh, wallāhu ‘indahụ ḥusnuṡ-ṡawāb
195. Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik”. Maka Allah mengabulkan doa-doa mereka dan bahwasanya Dia tidak menyia-nyiakan usaha orang yang mengerjakan amal shalih dari mereka,baik lelaki maupun perempuan. Dan mereka dalam hubungan persaudaraan agama dan diterimanya amal serta pembalasannya setara. Maka orang-orang yang berhijrah karena mengharapkan keridhaan Allah , dan di usir dari kampung halaman mereka, serta menghadapi gangguan dalam taat kepada tuhan mereka dan beribadah kepadaNYA, dan berperang serta terbunuh di jalanNYA demi meninggikan kalimatNYA, pastilah Allah akan menutupi bagi mereka apa yang telah mereka pernuat dari maksiat-maksiat,sebagaimana DIA telah menutupinya atas mereka di dunia. Maka Dia tidak mengadakan perhitugan dengan mereka atasnya, dan DIA benar-benar akan memasukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawah istana-istana dan pepohonannya sungai-sungai sebagai balasan pahala dari sisi Allah. Dan Allah pada sisiNYA terdapat balasan pahala yang baik. لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ lā yagurrannaka taqallubullażīna kafarụ fil-bilād
196. Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Janganlah kamu (wahai rasul) tertipu dengan apa yang terjadi kepada orang-orang yang kafir kepada Allah, dimana mereka mendapatkan kenyamanan dalam hidup dan keluasan dalam rizki, seta perpindahan mereka dari satu tempat ke tempat lain untuk berbagai macam perniagaan, mencari keuntungan dan kekayaan, karena sebentar lagi semua itu akan lenyap dari mereka. Dan kelak mereka akan tergadai oleh perbuatan-perbuatan buruk mereka. مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۚ وَبِئْسَ الْمِهَادُ matā’ung qalīl, ṡumma ma`wāhum jahannam, wa bi`sal-mihād
197. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya. Itu hanyalah kesenangan yang sedikit lagi akan sirna, kemudian tempat kembali mereka pada hari kiamat menuju neraka. Dan itu adalah seburuk-buruk tempat yang ditinggali. لَٰكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا نُزُلًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۗ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ لِلْأَبْرَارِ lākinillażīnattaqau rabbahum lahum jannātun tajrī min taḥtihal-an-hāru khālidīna fīhā nuzulam min ‘indillāh, wa mā ‘indallāhi khairul lil-abrār
198. Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti. Akan tetapi,orang-orang yang takut kepada tuhan mereka, dan melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNYA, sungguh Allah telah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawah istana-istananya dan pohon-pohonnya sungai-sungai. Itulah tempat tinggal mereka yang abadi,mereka tidak keluar darinya. Dan apa yang ada di sisi Allah itu lebih agung dan lebih utama bagi orang-orang yang taat daripada apa yang kaum kafir bergelimang hidup dengannya dari nikmat dunia. وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ خَاشِعِينَ لِلَّهِ لَا يَشْتَرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۗ أُولَٰئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ wa inna min ahlil-kitābi lamay yu`minu billāhi wa mā unzila ilaikum wa mā unzila ilaihim khāsyi’īna lillāhi lā yasytarụna bi`āyātillāhi ṡamanang qalīlā, ulā`ika lahum ajruhum ‘inda rabbihim, innallāha sarī’ul-ḥisāb
199. Dan sesungguhnya diantara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya. Dan sesungguhnya sebagian dari ahli kitab benar-benar ada yang meyakini Allah sebagai tuhan yang maha Esa lagi sembahan yang berhak diibadahi dan juga mengimani apa yang diturunkan kepada kalian berupa al-qur’an, dan apa yang diturunkan kepada mereka berupa serta taurat dan injil,dengan penuh kerendahan diri kepada Allah dan ketundukan kepadaNYA.Mereka tidak menjual ayat-ayat Allah dengan secuil harga dari kekayaan dunia yang semu dan tidak menyembunyikan apa yang diturunkan oleh Allah dan tidak mengubah-ubahnya,layaknya para penganut ahli kitab selain mereka. Mereka itu memperoleh pahala besar disisiNYA pada hari berjumpa denganNYA. Lalu DIA memberikan balasan itu kepada mereka dengan sempurna tanpa ada kekurangan.Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitunganNYA. tidaklah menyulitkanNYA Perhitungan amal perbuatan mereka dan proses hisabnya يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ yā ayyuhallażīna āmanuṣbirụ wa ṣābirụ wa rābiṭụ, wattaqullāha la’allakum tufliḥụn
200. Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulNYA dan melaksanakan syariatNYA, bersabarlah diatas ketaatan kepada tuhan kalian dan terhadap apa yang menimpa kalian berupa kemadorotan dan bencana, dan teguhkanlah kesabaran kalian untuk menghadapi musuh-musuh kalian sehingga mereka tidak lebih bersabar di bandingkan kalian, dan tegaklah untuk memerangi musuhKU dan musuh kalian serta takutlah kepada Allah dalam seluruh keadaan kalian, semoga kalian memperoleh keberuntungan berupa ridhaNYA di dunia dan di akhirat.
Referensi: https://tafsirweb.com/37100-surat-ali-imran.html
3. Ali 'Imran : Tafsir
ReplyDelete